25. Request

5K 669 61
                                    

Tiga hari berlalu sejak kedatangan Jennie dan Rose. Selama itu, Lisa benar-benar tidak bisa tenang karena terus kepikiran mereka. Bahkan kegiatan apapun yang ia lakukan selalu kacau dibuatnya.

Meski begitu, Lisa tidak mau hanya berdiam diri di rumah terlalu lama. Hingga ia pun memilih untuk pergi ke sekolah hari ini.

Di kamar, Lisa tampak sudah rapi dengan seragam beserta syal dari sang nenek. Ia sengaja mengenakan nya, karena akhir-akhir ini cuaca semakin dingin karena musim gugur akan berakhir.

"Aku berangkat," ucap Lisa sambil mengecup lama foto sang nenek sebelum pergi.

Walau sudah lewat satu minggu sejak kepergian Junghwa, Lisa masih belum terbiasa dengan kesendirian.
Apalagi, Jane sudah tidak menginap lagi di sana sejak kemarin. Membuat rasa kesepian itu makin tercipta di dalam rumah yang sunyi ini.

.
.
.

"Dia datang!"

Baru saja kakinya melangkah memasuki gerbang sekolah, Lisa sudah dibuat tak nyaman dengan teriakan dan tatapan siswa-siswi yang tertuju padanya.

Sudah lama Lisa tak merasakan suasana menghebohkan ini. Padahal dia bukan artis yang harus diteriakkan dengan lantang seperti itu.

"Oh, Lisa!"

Merasa dipanggil, gadis berponi itupun berbalik. Matanya membulat, melihat Jane yang berlari dari kejauhan. Gadis bule itu juga memeluk Lisa dengan erat sebelum Lisa sempat menghindar.

"Akhirnya kau datang juga! Kau tau betapa kesulitan nya aku menjawab mereka yang sibuk menanyakan kabarmu?"

"Kau 'kan bisa mengabaikan nya."

"Aku tidak bisa bersikap pura-pura tidak tahu. Kau juga tahu itu, kan?" Lisa hanya mengangguk.

Tidak seperti dirinya, Jane itu terlalu baik. Gadis bule itu tidak bisa bersikap dingin sama sekali. Bahkan sangking baiknya, Jane rela menjadi tempat titipan hadiah yang harus diberikan pada Lisa. Ya, meskipun ujung-ujungnya hadiah itu selalu menjadi miliknya juga.

"Lisa, kau baik-baik saja selama aku tidak menginap di sana 'kan?"

"Hm, seperti yang kau lihat." Jawab Lisa, sambil melanjutkan langkah nya yang sempat terhenti.

Jane pun segera menyusul Lisa. Ia juga menatap lama wajah mungil temannya yang datar itu. Entah perasaan nya saja, atau memang wajah Lisa tidak terlihat baik. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikiran gadis itu.

"Kau yakin baik-baik saja selama tiga hari ini?" tanya Jane lagi yang masih tidak tenang dengan ekspresi aneh Lisa.

Tapi tetap saja, walau beberapa detik sudah berlalu, gadis jangkung itu tetap tak menjawab apapun. Bahkan dia masih setia dengan wajah dingin nya tanpa tersenyum.

"Kau tidak lupa dengan ucapan ku waktu itu 'kan, Lisa? Cerita saja padaku kalau memang ada sesuatu yang terjadi."

Perkataan Jane membuat langkah Lisa terhenti. Ia pun menoleh kearah gadis bule itu sambil menatap nya dalam.

"Aku hanya kepikiran ucapan mereka saja."

"... Dan, kemarin ayahku datang lagi."

Jane menegak. Pantas saja Lisa terlihat tidak tenang. Tahu begini, lebih baik dia tidak pulang kemarin. Dengan begitu, Lisa tak akan merasa sendirian di rumah.

"Awalnya aku pikir mereka sudah kembali. Tapi nyatanya tidak. Mereka sangat keras kepala," ucap Lisa lagi sembari menghela napas panjang.

360 Days•||With You||•[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang