29. Waiting For You

5K 643 62
                                    

Gadis berponi itu tampak menatap lekat dua yeoja dihadapan nya yang tersenyum canggung. Seperti yang dikatakan sang ayah, kedua unnie nya benar-benar datang malam ini.

Mereka juga tak lupa membawa sesuatu untuk Lisa. Kalau dilihat-lihat, itu adalah cokelat yang dibeli Rose kemarin, tapi belum sempat ia berikan.

Tak ingin terus berlama-lama berdiri di luar, Lisa pun mempersilahkan mereka untuk masuk. Lisa kemudian pergi menuju dapur untuk menyiapkan minuman hangat, selagi Jennie dan Rose tengah mendudukkan diri dengan nyaman di sofa ruang tamu.

"Minumlah," kedua yeoja Park itu menoleh kearah Lisa yang datang sambil membawa dua gelas minuman.

Setelahnya, gadis berponi itu ikut duduk bersama mereka. Tapi dia tak banyak bicara, membuat suasana di sana jadi sedikit sesak.

"... Lisa-ya. Ini untuk mu."

"Aku membelinya karena teringat kau yang sangat menyukai cokelat."
Rose menyodorkan paper back yang ia bawa tadi kepada si bungsu.
Lalu tersenyum karena Lisa mau menerima hadiah darinya.

"Gomawo."

Jennie ikut sumringah karena Lisa tidak menunjukkan penolakan seperti sebelumnya. Lisa juga terlihat lebih tenang sekarang. Jauh berbeda dengan waktu itu yang terlihat takut dan gelisah.

Sebenarnya, dari awal Jennie dan Rose sudah mempersiapkan diri kalau nanti Lisa mengusir mereka lagi untuk yang kedua kali. Tapi syukur saja hal itu tidak terjadi. Perubahan kecil ini sungguh membuat mereka lega.

"Jadi,"

"Alasan kalian datang kesini itu untuk membantuku mengemas barang, kan?" tanya Lisa tiba-tiba, yang di balas anggukan cepat dari kedua unnie nya.

"Besok kami harus pulang ke Seoul. Jadi sebelum itu, kami ingin bertemu dengan mu." Jennie dan Rose kembali menyesap minuman tadi sampai habis, ketika Lisa hanya diam tak melanjutkan lagi pembicaraan mereka.

"Cah~ Bagaimana kalau sekarang kita mulai berkemas?" ajak Rose tak sabar.

"Oke." Lisa beranjak dari tempat duduk menuju kamarnya di lantai dua. Dia juga diikuti oleh kedua kakaknya dari belakang.

Jennie dan Rose memperlambat langkah mereka ketika fokus keduanya teralihkan pada seisi rumah yang baru pertama kali mereka masuki. Lisa pasti kesepian tinggal di rumah yang luas ini sendirian, kan?

"... Lisa-ya." Gadis berponi itu menoleh kebelakang, menatap Jennie yang tadi memanggil nya lembut.

"Wae?"

"Terima kasih karena kau mau kembali ke Seoul." Lisa mengalihkan pandangan nya dari Jennie, enggan untuk memandangi wajah sendu itu terlalu lama.

Dadanya selalu sesak setiap kali melihat ekspresi itu dari mereka. Karena tatapan itu membuat dirinya merasa telah menjadi seorang adik yang jahat.

"Kau tahu, Lisa. Aku sangat menantikan hari ini. Ada banyak hal yang ingin aku lakukan bersamamu. Aku ingin kita belajar bersama setiap hari, dan pergi ke sekolah bersama-sama juga," ucap Rose semangat.

Lisa dapat melihat kesungguhan dari gadis blonde itu, tapi ia memilih untuk tidak mengatakan apapun. Seperti nya benar kalau Rose sudah mengakui keberadaannya. Padahal dulu untuk bermain bersama saja sulit nya minta ampun.

"Ini kamarku."

Lisa membuka pintu kamarnya setelah mereka sampai di sana. Dia juga membiarkan kedua unnienya masuk lebih dulu, hingga wajah terkejut itupun tampak dari keduanya.

360 Days•||With You||•[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang