Hari ini sesuai janji Jisoo dan Jennie akan memberikan Lisa dan Rose hadiah. Jisoo sudah menyiapkan dua syal bewarna kuning dan biru untuk kedua adiknya karena sebentar lagi musim dingin akan tiba. Sedangkan Jennie memberikan ukulele untuk Rose dan satu set alat lukis untuk sang bungsu.
Sebenarnya, Jisoo ingin memberikan syal yang ia rajut sendiri untuk Lisa dan Rose atas saran Ketua Kim. Tapi sayang sekali rajutan nya selalu gagal. Jisoo yang sudah menyerah pun akhirnya memilih untuk membelinya saja dengan harapan Lisa dan Rose akan menyukai hadiahnya.
Namun, dilihat darimana pun, syal kuning dan biru ini memang terlihat sedikit nyentrik. Rose bahkan sampai bengong menatap syal biru miliknya, Jennie juga tak kuasa menahan tawa yang membuat Jisoo mencebik kesal.
"Aku baru tahu kalau Unnie punya selera yang unik."
"Ya! Kalau tidak suka kembalikan saja padaku!" Pekik Jisoo berusaha mengambil syal yang adiknya sembunyikan.
"Barang yang sudah diberi tidak boleh diambil lagi, Unnie~ Aku akan memakainya nanti karena ini hadiah darimu." Ucap Rose yang berhasil menenangkan Jisoo.
Walau begitu dia masih kesal. Memang apa yang salah dengan syal bewarna biru? Lisa saja terlihat anteng disudut sana, bahkan tersenyum senang saat mencoba syal kuning pemberiannya.
"Apa Lisa juga berpikir selera Unnie aneh?" Tanya Jisoo dengan wajah memelas.
Lisa yang sejak tadi hanya diam menyimak pertengkaran mereka itupun tersenyum. Ia sungguh tak merasa ada yang aneh dari selera kakaknya. Dari pada itu, Lisa justru sangat menyukainya. Jisoo tahu dengan baik warna kesukaannya, dan syal ini merupakan hadiah pertama yang Jisoo berikan setelah hampir 17 tahun lamanya.
Jadi katakan, bagaimana bisa ia tidak merasa bahagia setelah mendapatkan hadiah ini?
"Lisa-ya. Apa pemberian Unnie seburuk itu sampai membuatmu terdiam? Bilang saja kalau Lisa tidak suka, Unnie akan memberimu hadiah lain yang lebih bagus."
"Aniya. Aku suka hadiahmu, Unnie. Aku akan memakainya dengan hati-hati agar tidak kotor nanti." Lisa tersenyum lagi, tapi kali ini lebih lebar dari biasanya. Jisoo bahkan ikut sumringah, merasa senang karena Lisa tak membenci hadiah darinya.
"Nah! Karena kalian sudah mendapat hadiahnya, bagaimana kalau kita turun sekarang? Aku sudah lapar dan Appa pasti sudah menunggu kita di ruang makan." Ajak Jennie, yang kemudian diangguki oleh Jisoo dan kedua adiknya.
Mereka memang selalu makan siang bersama saat akhir pekan. Dan seperti yang Jennie bilang, Seojoon benar-benar menunggu mereka di ruang makan dengan makanan yang masih utuh. Seojoon tak menyentuh makanannya sama sekali sampai keempat putrinya datang dan ikut duduk bersamanya diruang makan.
"Jadi, apa kalian sudah memberikan hadiahnya?"
"Sudah. Sekarang tinggal Appa saja yang belum memberikan mereka hadiah." Jawab Jennie sambil menyantap makan siang.
"Appa ingin memberikannya sekarang, tapi Lisa dan Rose belum mengatakan permintaan mereka."
Mendengar nama mereka disebut, kedua yeoja itu pun menoleh kearah Seojoon yang tampak memasang wajah murung. Sebenarnya, Seojoon ingin menjadi orang pertama yang memberikan Lisa dan Rose hadiah. Tapi sayangnya mereka masih belum meminta apapun padanya sampai sekarang.
"Apa mungkin kalian tidak menginginkan sesuatu dari Appa?"
"Aniyo, bukan begitu. Aku hanya masih bingung. Aku akan mengatakan nya pada Appa kalau ada hal yang aku inginkan nanti." Jawab Rose yang hanya dibalas anggukan tak semangat oleh sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Days•||With You||•[End]✔
Fanfiction❝Bahkan waktu yang kita habiskan bersama, tidak cukup untuk menutupi luka ini.❞ Lalisa Park - Park Jennie - Park Jisoo - Roseanne Park