"Eomma, bayinya belgelak!" gadis kecil berpipi mandu itu berseru lantang, dengan tangan yang tampak sibuk mengusap perut buncit sang ibu.
"Jinjja? Seperti nya dia menyukai mu."
"Menyukai Nini? Kenapa?"
"Karena Jennie adalah unnie dari peri kecil ini," balas Minyoung gemas saat melihat wajah bingung putrinya.
Suara tawa Jennie pun terdengar membuat sang ibu terkekeh. Membiarkan nya berbicara pada si bungsu, walau tahu tidak akan mendapat jawaban apapun.
Uhuk~
Minyoung kembali terbatuk, namun kali ini terasa lebih sakit dan perih. Mendengarnya, si sulung pun dibuat terjaga. Gadis berumur 5 tahun itu tampak terduduk di ranjang, mencoba untuk mengumpulkan semua kesadaran nya. Setelah itu, ia pun melangkah lunglai menghampiri sang ibu.
"Omo, Jisoo-ya. Apa eomma membuat mu terbangun, Nak?" tanya Minyoung lembut yang di balas gelengan pelan dari putrinya.
"Eoh, dia belgelak lagi!" manik hitam Jisoo pun melirik kearah Jennie yang tiba-tiba berteriak. Ikut menatap perut buncit sang ibu, yang kini sibuk di usap oleh gadis mandu itu.
"Jisoo-ya, apa kau juga ingin mengusapnya?"
"Tapi---"
"Tidak apa, kemari lah." Dengan takut Jisoo pun mendekat.
Ragu-ragu mengusap lembut perut ibunya, hingga ia juga dapat merasakan pergerakan ringan di dalam sana."Apa aku akan memiliki adik lagi setelah Rose, eomma?" Minyoung mengangguk.
Putri sulung nya ini memang anak yang dewasa. Jadi dia yakin, kelak Jisoo pasti akan menjadi kakak baik yang akan selalu melindungi ketiga adiknya."Peri kecil ini nantinya akan menjadi adik kalian. Jadi sayangi dia seperti kalian menyayangi Rose, arraseo?"
Jennie mengangguk semangat. Tidak dengan Jisoo yang sejak tadi hanya menatap lirih wajah sang ibu yang tampak pucat.Ia juga makin gusar saat mendengar suara batuk ibunya yang kian menjadi. Membuat nya takut, karena akhir-akhir ini pun sikap yang ditunjukkan oleh sang ibu berbeda dari biasanya.
"Eomma, kenapa?"
"Eoh, tidak apa, Nak. Eomma hanya--- uhuk!" Jisoo ikut meringis saat melihat ibunya yang batuk menahan sakit.
Walau begitu, sebisa mungkin Minyoung berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Disini ada Jisoo dan Jennie yang mulai menatap nya cemas. Ia tidak mau membuat kedua putrinya khawatir.
"Kenapa eomma kesakitan? Apa dia menyakiti eomma?"
"Aniya, Jisoo-ya. Peri kecil ini tidak akan mungkin menyakiti eomma."
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Days•||With You||•[End]✔
Fiksi Penggemar❝Bahkan waktu yang kita habiskan bersama, tidak cukup untuk menutupi luka ini.❞ Lalisa Park - Park Jennie - Park Jisoo - Roseanne Park