IV. Pohon Maple

56 9 2
                                    

mohon maaf author putuskan untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga diluar cerita. agar lebih enak masuk keceritanya dan bisa masuk kebeberapa karakter.

*autor POV*

Ujian bulan pertama baru saja usai, jelas akan ada perubahan peringkat.

Sebesar apa perubahan itu?

Semua orang penasaran.

Siswa tingkat 2 & 3 telah terbiasa dengan perubahan itu.
Mental mereka sudah cukup tertempa. Walaupun mereka juga tetap berusaha keras mendesak agar kemampuan mereka makin diakui, dilirik agensi, berharap secepatnya debut atau paling tidak saat lulus nanti banyak agensi yang sukarela menawarkan diri.

Tidak banyak yang beruntung dapat debut sebagai idol disaat mereka masih sekolah.
Tapi hal tersebut bukan pula hal yang mustahil.
Seperti Kun, xiai dan Lisa, mereka adalah paket lengap. Mereka adalah contoh orang yang bekerja keras dan beruntung dapat debut.

Theo dan teman-temannya ditahun pertama mendapat kesempatan debut sebagai idol grup, namun grup tesebut hanya bertahan sampai 3 bulan saja, entah pasar yang belum siap, mereka yang belum pantas atau management yg tidak baik mengelolanya. hasilnya Mereka harus kembali ke sekolah tanpa panggung sedikitpun.

Berbeda dengan Lisa yang saat ini tengah mengurus transfer sekolah nya karena training marketnya diterima dengan baik di pasar korea. Satu grup ternama sudah dibentuk agensi besar disana dan nama lisa sudah di publish.

Xiai digadang-gadang sebagai the next all rounder actrist. Rap, dance, vocal, akting dan bahkan varietyshow sudah dikuasai nya, bahkan kini dia menjadi co-host mtv moontly rank.

Lalu bagaimana dengan siswa tahun pertama kali ini. Siapa yang siap debut, mengingat sekolah mereka sudah taken kontrak dengan perusahaan besar untuk idol grup.

"Xin..." Kiki berlari memeluk xin. gadis ini selalu ceria dan bersinar.
"Hei..." Xin tersentak, tak siap menerima tabrakan itu.

"Selamat ya sayang...posisimu melesat" kiki menyentuhkan pipinya dengan manja ke wajah Xin yang kini agak memerah.

Xin menatap mata kiki yang mengerjap-ngerjap manja. akhir-akhir ini mereka selalu latihan bersama untuk ujian bulanan.

Xin bergegas menuju mading sekolah yang sudah penuh sesak.

"E..e... Xin sudah kulihat" chengcheng mencegat langkah xin.

"Hah...aku mau lihat nilaiku"
Xin merangsek maju, namun sulit karena ramai.

"Gak perlu xin aku udah melihat nya untuk kamu" chengcheng menarik lengan xin.

"dari rank 26 ke top " sambungnya.
" Bohong,." Xin mencoba melepas gaetan tangan chengcheng. tetap berusaha masuk namun gagal karena kerumunan sangat ramai.

Gank gadis populer mendekati mading, mereka berjalan berjajar dengan aura yang sangat besar, seketika semua siswa menepi memberi jalan. sebegitu besar aura mereka, hampir dapat dipastikan sebagian besar dari mereka kelak akan jadi artis ternama.

"Anqi....???" Xiaotang terperangah tak percaya, tangannya sama sekali tak berusaha menutup mulutnya yang kini menganga lebar. sementara gadis mungil yang disebut namanya itu menatap lurus papan nilai. Wajahnya memerah, wajahnya agak tegang, matanya mulai berar namun gadis ini sangat kuat, air itu bahkan tak dibiarkannya tumpah.

"Anqi..." Esther menepuk punggungnya.

"Tidak apa-apa.." anqi melepas tangan Esther dari tubuhnya.

Xin akhirnya berhasil mencapai depan mading, sama sekali tidak peka pada gadis-gadis itu yang tengah tegang. dia hanya berfikir memiliki kesempatan merangsek masuk.

X QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang