Manusia jatuh cinta dengan cara yang berbeda-beda. Aku pun. Saat itu dia mengajakku bercerita tentang cinta. Topik yang tidak akan pernah kadaluarsa, bahan diskusi yang tidak akan pernah ketinggalan jaman. Hmm, cinta memang seperti itu bukan? Bahkan mungkin saat ini kau berada di dunia ini karena ada dua manusia yang saling mencintai yang telah lama menantikan kehadiranmu.
Saat itu obrolan kami mengalir begitu saja. Sangat jarang menemukan seseorang yang bisa kau ajak berbicara panjang lebar. Tapi dia sangat menyenangkan. Ada satu tanya yang membuatku tertawa, bukan karena pertanyaannya lucu tetapi wajahnya sarat dengan keingintahuan.
"Apa yang membuatmu jatuh cinta?"
"Hah?"
"Jangan pura-pura tidak mendengar!"
Aku tertawa. Kemudian memikirkan jawaban atas pertanyaannya sejenak.
"Perasaan nyaman mungkin." Jawabku sekenanya.
"Ah, jawabanmu itu terlalu klise. Pertanyaannya aku ganti. Apa yang membuatmu seringkali merasa penasaran atau tertarik dengan seseorang pertama kali?"
"Hmm. Pertanyaanmu terlalu sulit."
"Hei, ini bukan soal Fisika yang dulu sangat kamu benci."
"Aku tidak membenci Fisika, tahu. Aku hanya tidak tertarik."
"Oke oke. Terus?"
"Seseorang yang kamu maksud laki atau perempuan?" tanyaku lagi.
"Laki lah. Ngapain kamu penasaran dengan perempuan?"
"Jangan salah. Perempuan seringkali penasaran dengan perempuan yang menyukai lelakinya atau dengan perempuan yang disukai oleh pria yang disukainya."
"Ya ampun, sampai segitunya kalian?"
"Kalian tidak penasaran?"
"Kalau aku biasa aja sih."
"Sok tegar sekali kamu."
Dia tertawa sebentar kemudian melanjutkan tanyanya. "Jangan mengalihkan topik deh!"
"Haha, oke. Jadi setidaknya ada tiga hal yang membuatku penasaran atau tertarik mengenal seorang lelaki untuk kali pertama. Pertama, yang suka menulis. Kedua, yang suka anak-anak. Ketiga, yang memakai kacamata."
"Suka menulis? Macam Rangga AADC itu ya?"
"Yoih. Keren kan dia?"
"Cih, jangan tertipu kamu dengan kata-kata manis seorang lelaki!"
"Aku tidak akan tertipu kok dengan kata-kata manismu."
"Yeeh, kenapa memangnya?"
"Kamu kan laki-laki."
"Sial!" Umpatnya.
Kemudian aku tertawa. Ekspresinya lucu sekali.
"Terus kenapa kamu tertarik sama yang suka anak-anak?"
"Soalnya kebapakan gitu. Pasti anaknya manis, lembut, penyayang."
"Mau cari dimana kamu yang kayak begitu?"
"Lah, kamu masuk kok kategori ini."
Setelah itu wajahnya berubah, sedikit kemerahan. Kemudian aku kembali tertawa.
"Aku gak suka anak-anak kok."
"Tapi gendong anak bayi, suka kan?"
Dia diam saja. Setelah itu wajahnya berubah serius. Tidak seperti biasanya.
"Al, sebenarnya ada satu hal yang kamu tidak tahu tentang aku."
"Hei hei, jangan terlalu serius ah kamu!"
"Kamu kalau tidak dikasi gini pasti bawaannya becanda."
Tiba-tiba aku merasa anak ini berubah menjadi sangat aneh.
"Oke aku serius sekarang. Apa yang tidak aku ketahui tentang kamu?"
Aku kembali menatap wajahnya. Namun tiba-tiba wajahnya berubah jenaka. Setelah itu tawanya meledak.
"Apa sih!? Tadi nyuruh serius, sekarang malah ketawa."
"Kamu lucu sih kalau lagi serius gitu."
"Lucu sekali kamu. Pulang ah!"
"Eh, bentar dulu. Yang ketiga kan belum."
"Yang mana?"
"Yang kacamata, Al. Kenapa kamu tertarik?"
"Oh itu. Hmm. Soalnya aku punya sahabat cowok, anaknya baik, penyayang, dan dia memakai kacamata. Satu aja sih kurangnya, dia suka tidak peka gitu dengan keadaan. Ngeselin kan? Banget deh."
"Ohh. Aku kenal tidak sama dia?"
"Memangnya kenapa?"
"Nanti aku bantu kamu buat nonjok dia. Kali aja habis itu dia jadi peka."
"Makasih. Tidak usah repot-repot!"
"Yeeh, mau ditolongin juga."
"Serius kamu mau?"
"Dua rius malah!"
"Ishh! Ya udah. Sana, tonjok diri kamu sendiri!"======================================================
Ini kayaknya bakal ada lanjutannya. Yay or Nay?

KAMU SEDANG MEMBACA
Sepotong Cerita Tentang Kita
Short StoryIni kisah kita. Aku, Kamu dan Mereka. Semua telah kita lewati bersama. Suka, duka, sedih dan bahagia. Kita bahkan melewati hal-hal datar bersama. Mungkin tidak begitu berarti bagimu. Tapi bagiku, semua tentang kita akan selalu menjadi kenangan manis...