Hujan dan Penantian

315 5 0
                                    

Mungkinkah seseorang mencintai pelangi tanpa mencintai hujan? Mungkin salah satunya aku. Aku sangat menyukai pelangi, tapi sebaliknya, sangat membenci hujan.

Suatu ketika, aku bertemu seorang teman di jalan.

"Apa yang membuat kau berada di tempat ini saat gemuruh hujan sedang menyapa alam, kawanku?"

Aku tersenyum. "Aku menunggu pelangi, kawan."

"Sia-sia saja kau menunggunya, kawan. Senja sebentar lagi berakhir dan hujan sepertinya masih betah bermain bersama alam." Aku mendesah, ia benar.

"Aku akan tetap menunggu." Kataku meyakinkan diri.

"Kau sangat keras kepala, kawan. Apa yang membuat kau sangat rela menunggunya?"

"Aku suka pelangi. Ia mengajarkanku untuk tidak membenci dua hal yang mendekatkanku pada dirinya."

"Apa itu?" tanyanya.

"Hujan dan penantian." Jawabku.

"Hmm, kurasa penantianmu tidak sia-sia, kawan." Pandangannya mengarahkanku pada sebuah pelangi yang kini membentang indah di sela-sela berakhirnya senja. Indah sekali.

"Tak ada penantian yang sia-sia, kawanku. Di setiap penantian terselip sebuah kisah yang indah."

Sepotong Cerita Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang