Yang Dikenal dan Yang Dikenang (1)

721 56 13
                                    

Semua rencananya berjalan dengan mulus, sampai bagian penentu yang harus mengorbankan nyawanya demi keberhasilan misi. Memang mustahil menjalankan misi ini sendirian, Boboiboy tahu itu. Seandainya ada teman-temannya yang membantunya, pasti akan lebih mudah.

Tapi itu hanya andai-andainya. Baik TAPOPS atau temannya, semua sudah tidak ada. Meninggalkan Boboiboy sendirian mengemban jalannya sebagai pelindung galaksi. Tidak ada lagi orang yang mengarahkan rencananya seperti Komander Kokoci, melindunginya dalam misi seperti Kapten Kaizo, membantunya seperti teman-temannya, bahkan hal sepele seperti mengendarai kapal angkasa yang biasa Fang lakukan untuknya.

Sendirian, dengan tanggung jawab yang begitu besar benar-benar terlalu berat untuknya. Semakin banyak hinaan untuknya yang datang terlambat untuk menyelamatkan, maupun hinaan karena dia tidak sempat datang untuk menolong. Kepercayaan orang-orang yang setipis tisu itu sangat cepat memudar. Jasa-jasanya tidak lagi dikenang hingga dia akhirnya dilupakan.

Namun, itu akhirnya berakhir. Bersama ide gilanya dalam misi terakhir ini, Boboiboy memutuskan untuk mengorbankan dirinya. Demi sebuah kedamaian yang besoknya akan hilang juga. Dan kedamaian yang setelah menghilang begitu saja akan kembali sesuka hatinya.

Pemikiran itulah yang membuatnya berani mengambil tindakan gila ini. Tidak sepenuhnya gila dan bodoh juga, karena Boboiboy juga berhasil membuat musuhnya kalah. Baginya itu setimpal dengan nyawanya.

Musuh terakhirnya ini memang tidak bisa dibandingkan dengan Retak'ka atau Kira'na. Namun, dia jauh lebih licik daripada mereka. Sifat yang paling Boboiboy benci lebih dari apapun itu. Bermain kucing-kucingan, selalu menghindar di saat yang tepat, dan bahkan bisa sampai meng-kambing hitam-kan Boboiboy seolah-olah dirinyalah yang jahat.

Di tambah dengan kekuatan dari power sphera Ramalbot yang bisa membuat penggunanya memprediksi masa depan membuat Boboiboy cukup kesulitan. Maka, Boboiboy memaksa otaknya untuk membuat rencana serumit dan sedetail mungkin dengan banyak rencana cadangan untuk mengalahkan musuhnya kali ini, sendirian.

Hingga ke akhir yang selalu Boboiboy nanti-nantikan, berkorban untuk orang lain. Seperti yang orang-orang selalu harapkan darinya sejak dulu seolah-olah itu adalah kewajibannya. Ditambah sekarang tidak akan ada lagi orang yang akan menangis dan membuat Boboiboy menyesal karena telah membuat orang tersebut khawatir. Boboiboy sekarang sudah sendirian.

Anehnya, di saat terakhir ini Boboiboy malah berharap sesuatu yang sangat tidak mungkin. Sosok ayahnya yang bangga dengan segala perjuangan Boboiboy hingga sekarang, Boboiboy ingin melihatnya. Sangat ingin, hingga dia membayangkan wajah ayahnya yang dihiasi senyuman hangat yang tertuju padanya. Ayahnya yang menepuk bahunya dan berkata "Kamu sudah berusaha keras, Ayah benar-benar bangga padamu."

Boboiboy juga ingin sekali melihat senyuman orang yang dia tolong, seperti dulu saat dia membantu para sandera geng perompak Rob, Robert dan Roberto Santana saat mereka terkunci dalam brankas bank.

Ah, seperti yang banyak orang bilang, kilas balik kehidupan akan datang di saat-saat terakhir menuju kematian. Membuat Boboiboy menjadi bernostalgia mengingat semua orang yang benar-benar dia rindukan. Tok Aba yang menjaga kedai, Ochobot yang selalu menemaninya, Gopal yang merupakan kawan baiknya, Ying dan Yaya yang selalu berkompetisi tidak ingin kalah satu sama lain tapi juga yang memiliki hubungan sahabat paling erat, dan Fang yang selalu berteriak kalau dia akan lebih populer darinya.

Kilas balik yang membuat hatinya memberat, namun juga tidak melunturkan kesediaannya untuk mati.

Jadi, kenapa Boboiboy melakukannya? Demi kedamaian orang-orang? Bukan, Boboiboy hanya ingin mati saja.

Boboiboy ingin menyusul orang-orang yang dia sayang? Mungkin, tapi Boboiboy hanya ingin mati saja.

Atau, Boboiboy sudah lelah hidup?

Son of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang