Yang Dikenal dan Yang Dikenang (end)

366 48 3
                                    

Boboiboy menatap Gempa penuh selidik. Ayahnya ini, sudah Boboiboy duga sejak awal (mungkin) kalau dia memang mencurigakan. Pantas saja dia biasa saja melihat anaknya tumbuh terlalu cepat, rupanya dia memang bukan manusia. Karena manusia normal tidak akan berani mengangkat tinggi-tinggi bayi yang baru berumur sebulan karena gemas seperti pertemuan pertama mereka.

Sulit dipercaya. Pria berambut hitam dengan mata emas ini adalah seorang naga. Naga yang kalau di dunianya dulu selalu disimbolkan sebagai makhluk yang kuat entah itu jahat atau baik. Tentunya karena mereka kuat, mereka juga penuh wibawa dan keanggunan. Boboiboy yakin seperti itu.

Tapi....

ah sudah lah, pria didepannya juga kegirangan tidak bisa diam sendiri karena terus di tatap oleh Boboiboy. Seakan-akan itu adalah hal paling membanggakan baginya.

"Oboiii~ tebak akan kemana kita hari ini?" Gempa mengajak Boboiboy berbicara, tapi balasan yang dia dapat hanyalah tatapan dari Boboiboy. Meski begitu, pembicaraannya tetap berlanjut entah bagaimana.

"Benar! kita akan pergi ke dunia atas!"

"Mama tidak bisa ikut, jadi sebagai pengawas kita akan pergi bersama seorang lagi!"

"Ayo tebak siapa!"

Dengan asal, Boboiboy berteriak "Tau!" yang sebenarnya bermaksud "Tidak tahu" tapi yang keluar hanya sepatah kata itu saja. Nasib masih bayi, tubuhnya tidak selalu selaras dengan apa yang dia pikirkan.

Tapi, sepertinya ucapan Boboiboy memang mengundang salah paham yang tidak mengherankan. Lihatlah Gempa yang menjadi heboh sendiri dengan anaknya. Berucap seperti "Oh, anakku bisa meramal. Aku tidak percaya ini. Calon naga bumi yang bisa meramal, aku tidak pernah membayangkan ini sebelumnya."

Padahal bukan itu maksud Boboiboy, tapi terserahlah. Lebih baik pasrah dan benar-benar bertindak selayaknya bayi yang tidak mengerti apa-apa. Benar, lebih baik begitu saja.

"Tapi, kita harus merahasiakannya dari Taufan. Kalau dia tahu, ini akan jadi hal yang berisik."

Benar sekali Gempa! Keputusan yang bagus! Boboiboy akhirnya menyukai kalimat yang keluar dari mulutmu. Maka karena Boboiboy menyukainya, dia tersenyum lebar pada ayahnya itu.

Tapi kemudian angin tidak diundang datang. Menginterupsi momen bahagia Gempa dengan suaranya yang nyaring. "Gempita! Paman Taufan datang!" teriak Taufan memberi salam pada Boboiboy. Iya benar, pada Boboiboy dan bukan Gempa. Gempita itu panggilan sayang Taufan untuk Boboiboy karena dia adalah anak Gempa. Tidak habis pikir.

Gempa kemudian protes tidak terima. "Apa-apaan Gempita itu?"

"Kamu juga memanggilnya Boboiboy kan? Itu lebih aneh."

"Tapi aku adalah ayahnya."

"Terserah aku juga, sudah hal yang biasa seorang naga punya banyak nama."

Taufan adalah orang yang tidak ingin mengalah, jadi hal yang percuma untuk terus mendebatnya. Oleh karena itu, Gempa memilih bersabar dan mengalah. "Hahhh, lupakan. Jadi, bagaimana kalau kita pergi sekarang?"

Gempa berjalan mendahului Taufan. Tapi baru selangkah dia berjalan, Taufan menyetop langkahnya. "Tapi aku belum bertemu dengan Garnet." katanya dengan tidak tahu malu pada Gempa.

Gempa menatap Taufan datar. "Tidak ada Garnet, hanya aku dan Boboiboy." ucapnya dengan tegas. Siapa Taufan memangnya hingga dia ingin bertemu dengan istrinya?

"Baiklah, ayo kita pergi!"

Kini Taufan yang memimpin jalan. Memandu Gempa dan Boboiboy ke pintu luar, kemudian membuka pintu dengan bangganya. Di luar sana sudah bukan lagi suasana bawah tanah yang Boboiboy tahu, tapi hamparan langit yang memayungi padang rumput yang indah. Sebuah sihir telah membawanya pergi ke dunia atas dalam sekejap.

Suasana langit biru yang cerah dan dihiasi awan, semilir angin yang ikut menyapanya bersamaan dengan menggerakkan rumput-rumput yang sedikit panjang, juga pagar gunung yang terlihat dari kejauhan. Apa yang dipandang Boboiboy membuatnya merenung sejenak dan terlarut dalam lamunan. Melihatnya saja dalam sekejap bisa membuat perasaan Boboiboy menjadi damai.

Aneh rasanya kalau Boboiboy malah merasakan perasaan rindu. Suasana tenang ini, kapan terakhir kali Boboiboy rasakan? Dulu yang menemaninya hanyalah misi dan misi. Tekad melawan para penjahat, tekad untuk menyelamatkan orang-orang, rasanya tidak pernah untuk Boboiboy berehat sejenak dari semua itu. Ketika kembali merasakan perasaan damai itu, barulah Boboiboy menyadarinya.

'Ah, ternyata dulu aku bodoh.' ucap Boboiboy dalam hati.

Sekarang, perasaan 'terlambat' itu benar-benar terasa. Boboiboy akhirnya benar-benar menyadari kalau dia memang sudah mati dan sekarang kembali hidup di dunia lain. Tidak ada masa lalu yang bisa dia ubah, semua sudah terjadi. Dan mungkin kini, dia harus membuka hati untuk hidup barunya.

Hidupnya sebagai pahlawan galaksi sudah usai. Sekarang tidak ada lagi alien yang harus dia kalahkan, maupun planet yang harus dia datangi. Begitupun misi terakhirnya itu, sudah benar-benar tamat, dengan membawa hasil yang memuaskan jika Boboiboy merasa seperti itu.

Dia, tidak boleh lagi bermimpi waktu terulang dan teman-temannya serta orang terdekatnya masih ada di sampingnya. Dunianya sudah berbeda, dalam artian yang sebenarnya. Sekarang rasanya jauh lebih mustahil dibandingkan 3 bulan lalu di mana Boboiboy masih sibuk merancang rencana untuk misinya. Tok Aba, ayah dan ibunya, Ochobot, teman-temannya, dan yang lainnya. Semuanya benar-benar sudah tidak ada di sampingnya. Bahkan makam mereka sudah berbeda dunia, bukan planet lagi.

Menyadarinya entah mengapa membuat hatinya seakan meringan. Ditariknya pelan baju sang ayah, membuat Gempa kini spontan menatapnya.

Boboiboy balik menatap Gempa, kemudian memberikan senyumannya yang paling tulus. "Papa." Boboiboy memanggil Gempa yang sekarang menatapnya haru tidak percaya. Tidak ada alasan khusus Boboiboy memanggilnya, Boboiboy hanya ingin menyapa saja dan tidak lebih.

Berbeda dengan respon yang Boboiboy bayangkan, Gempa hanya tersenyum lembut yang tidak bisa menutupi perasaan senangnya. Tanpa diikuti kata-kata, Gempa hanya mengusap rambut Boboiboy sebagai respon dari panggilannya.

Ajaibnya, Boboiboy menyukai itu. Rasanya seperti kini dia mengerti kalau ini adalah tempatnya dan Gempa sudah menerimanya sejak awal.












Pssttt, Nanas mau bilang....

Akhirnya episode awal dari cerita ini selesai. Berlanjut ke episode berikutnya, dimana para elemental yang di sini jadi naga akan muncul semua.

Pendek ya? Ini adalah satu episode yang dibagi tiga ♪⁠~⁠(⁠´⁠ε⁠`⁠ ⁠)


Next episode:
→  Tempat Teraman di mana Dunia Menyimpan Kisahnya

Son of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang