NAPAS DULU

3 1 0
                                    

HELLO,HELLO, HAY.

BERTEMU LAGI KITE:)

ADA YANG PINGIN KALIAN SAMPAIN GAK  BUAT AUTHOR?

KALAU ADA, TULIS DIKOLOM KOMENTAR YAH



HAPPY READING:)


Saat ini ada enam orang manusia tengah memandang kearah sofa yang disana terbaring seorang lelaki tampan. Mereka adalah Gerhana dkk, yang sedang memperhatikan Edho yang terlelap diatas sofa yang sudah mereka ubah menjadi tempat tidur.

" Kurang ajar emang sih Dhodol ini. Bisa-bisanya dia muntah dibaju mahal gue!" Ujar Bima frustasi. " Liat aja kalau dia bangun, gue tenggelamin disungai nil . Benaran deh."

Mendengar keluhan Bima, semua yang ada dalam ruangan itu sontak tertawa memecah keheningan yang sempat tercipta beberapa menit yang lalu sebelum Bima membuka suara. Dua manusia kulkas itu juga ikut tertawa walau tak seheboh para cewek.

Memang tadi Edho sempat muntah sebelum tiba di wastafel ketika dirinya dibopong oleh Bima dan Gerhana. Alhasil muntahan itu mengenai baju Bima. Pria itu kekenyangan akibat terlalu banyak makan makanan yang dibelikan Gerhana dan Dhio tadi. Karena perutnya terlalu kencang Edho akhirnya tidur dilantai tanpa memperdulikan dirinya akan masuk angin karena lantai yang dingin.

Walaupun dalam keadaan yang dibilang lemas karena kekenyangan, otak jahil Edho masih saja berfungsi untuk menjahili teman-temannya. Dia berguling dari tempat tidurnya yang semula dan tertidur dikolong meja agar teman-temannya sedikit kesusahan kalau mencari dirinya.

" Demi apa? Demi apa ... lo ketawa Yo?" heran Ella yang melihat Dhio tertawa.

Bima mencibirkan bibirnya " Giliran kalau gue apes aja, tu gunung es langsung cair. Dasar TEMANJING" sebal Bima sambil menekan kata terakhir dalam kalimat yang dia ucapkan.

" Lo gak tau yah Bim? kalau tujuan hidup kita buat nertawain keapesan lo." Goda Gerhana pada Bima.

" Emang benar-benar lo semua gak punya hati sama gue." Drama Bima seperti ingin menangis.

" Eh gue baik loh. Kalau gue gak baik mah gak bakalan gue kasih baju bang Raka buat lo, supaya lo ganti baju lo yang penuh dengan muntahan Edho."Taera membanggakan dirinya.

Bima memutar bola matanya malas. " bilang aja lo terpaksa kan? Ngaku aja deh! Emang kurang ajar lo semua sama gue. Titik. Valid no debat." Tuduh Bima pada Taera.

" Dasar kuda poni lo! Gak ada syukur-syukurnya!" Taera memicingkan matanya kearah Bima.

Bima membuang napas kasar " lama-lama gue jodohin juga lo ama Gerhana deh Ra"

" Tanpa lo bilang gue udah berjodoh kali ama Taera. Emang lo? Ganteng doang punya pacar gak." Ejek Gerhana pada Bima.

" Benar tuh!" timpal Dhio yang sedari tadi menyimak pembicaraan teman-temannya.

Bima melepar kentang goreng yang sedari tadi dia makan kearah Dhio. " ngaca nyet! Ngaca!" sebal Bima

Semua yang ada dalam ruangan itu terkekeh kecuali Santi yang lagi-lagi terpaku dengan senyuman Dhio yang begitu mempesona. Kenapa dirinya baru sadar kalau Dhio itu sangat tampan? Apalagi melihat Dhio yang saat ini sedang tersenyum, ah sangat manis. Rupanya sebentar lagi Santi akan mengalami diabetes karena terus-terusan melihat senyum Dhio yang sangat manis. Dan apalagi itu...yang mucul dipipi Dhio? Ah pria itu mempunyai dimple pada pipi bagian kanan. Oh Tuhan sangat manis. Rasanya Santi ingin menekan-nekan bolong itu dengan jarinya, pasti sangat menyenangkan.

Ella menyenggol lengan Santi yang sedari tadi tersenyum kearah Dhio. " terpesona bangat, kayaknya" goda Ella.

Santi yang sadar karena tindakannya ditangkap basah oleh Ella tiba-tiba menjadi gugup " G_Gak kok. Ngomong apa sih lo? Ngaur deh!" gagap Santi lalu bangkit dan berjalan meninggalkan teman-temannya yang masih saja mengejek Bima dan hal itu tak luput dari pandangan Dhio. Ella hanya tersenyum sambil melihat punggung Santi yang semakin menjauh meninggalkan mereka dan menuju kearah taman belakang rumah Taera.

:)

Santi memandang bunga-bunga yang tumbuh dengan indah dihadapannya. Sesekali ia tersenyum tatkala angin menerpa wajah mulusnya dan menerbangkan sebagian rambutnya. Sangat sejuk adalah kata yang cocok untuk menggambarkan suasana ditaman ini.

Santi dibuat kaget dengan seseorang yang tiba-tiba duduk disebelahnya. Jantungnya kembali berdegub kencang ketika matanya bertemu dengan mata orang itu. Niat hati ingin menenangkan jantungnya ditempat sejuk ini kini pupuslah sudah. Karena biang onarnya sudah ada didepan mata. Apa yang harus Santi lakukan untuk menyelamatkan jantungnya yang sebentar lagi akan migrasi? Mau kabur, itu gak mungkin. Gengsi dong! Mau bersikap biasa saja, rasanya sangat sulit. Lalu harus bagaimana?.

" Jantung, lo jangan diskotik terus didalam dong" batin Santi menjerit

Santi menarik napas panjang untuk menetralkan jantungnya " lo ngapain disini?" ketus Santi walau jantungnya sedang berdebar hebat.

" Suka-suka guelah" balas orang tersebut dengan nada dinginnya.

" Akting lo bagus" puji orang itu lagi pada Santi

Santi mengerutkan keningnya " Maksud lo apa sih Yo" tanya Santi tak paham akan ucapan Dhio

Dhio tersenyum " napas dulu San! Napas!" ucap Dhio sambil terkekeh pelan dan hal itu membuat jantung Santi lagi-lagi tak aman.

" Nih dari tadi juga gue napas kali!" sebal Santi pada Dhio.

Emang dari tadi dia gak napas apa? Kalau dia gak napas, terus dari tadi Dhio ngomongnya sama raga tak bernyawa gitu? Dasar aneh!


***

BAGUS GAK PART YANG INI?

TRIMAKASIH YA SUDAH MAMPIR DAN MEMBACA

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK

LOPYU:)

GETARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang