Happy Reading:)
" By?" panggil Gerhana pada Taera. saat ini kedua remaja itu sedang berada disebuah padang yang sangat luas dan yang pasti sangat segar. Tadi sepulang sekolah Gerhana mengajak Taera ketempat ini karena dia ingin menceritakan semuanya.
" Iya sayang?" suara lembut Taera memasuki gendang telinga Gerhana dan suara itu selalu saja mampu menghangatkan hati Gerhana. Taera adalah wanita kedua yang sangat Gerhana cintai setelah wanita hebat yang telah mengenalkannya pada dunia. Wanita yang tak sempat ia kenali wajahnya. Wanita yang tak sempat ia panggil mama.
Tapi Gerhana bersyukur bahwa Tuhan telah memberikan Taera dalam hidupnya. Wanita yang selalu mampu membuat dirinya tersenyum, wanita yang selalu hangat, wanita yang selalu bertindak dewasa walau kadang masih ada sifat childish nya tapi bagi Gerhana itu adalah hal yang wajar.
Taera mengerucutkan alisnya melihat Gerhana yang tengah melamun. Tangan mungil Taera mendekat kewajah Gerhana lalu ia mengusap pipi Gerhana yang mulus tanpa jerawat itu penuh sayang dengan senyum yang masih terpasang diwajah cantiknya.
Gerhana tersadar dari lamunannya ketika ia merasakan pergerakan dari tangan Taera. kedua mata mereka bertubrukan beberapa detik sebelum Taera memilih untuk memutuskan tatapan itu. Taera ingin menarik tangannya yang tadi ia gunakan untuk mengusap pipi Gerhana, namun tangan kekar Gerhana terlebih dahulu mengenggamnya. Kontak mata antar mereka terjadi sekali lagi.
Gerhana menatap mata indah pacarnya. Mata yang selalu Gerhana jaga agar tak mengeluarkan rintik hujan. Namun sepertinya hari ini, Gerhana akan gagal menjalankan tugas itu. bahkan hari ini rintik hujan itu akan keluar dari mata indah Taera dan penyebabnya adalah dirinya sendiri_ Gerhana Dirgantara.
Gerhana mengalihkan pandangannya lagi kearah tangan Taera yang sedang ia genggam. Rasa takut tiba-tiba menghantui dirinya. Bagaimana kalau tangan mungil yang ia genggam ini tidak akan lagi bisa tuk dia genggam? Bagaimana kalau senyum manis dibibir itu tidak lagi untuknya? Bagaimana kalau gadis didepannya ini membenci dirinya, setelah dia menceritakan semua ini?
Tanpa sadar sebuah bulir air mata lolos dari mata tajam Gerhana. Taera yang melihat itu dengan cepat menangkup kedua pipi Gerhana dan menatapnya penuh kawatir.
" By, maafin aku. Aku udah jahat sama kamu." Ujar Gerhana dengan suara sedikit bergetar menahan tangis.
Gerhana bukan cengeng! Bukan! Gerhana hanya saja takut kalau Taera akan membencinya. Gerhana hanya takut kalau Taera tak akan memaafkannya. Gerhana hanya tidak bisa tanpa Taera. apa yang akan dia lakukan tanpa Taera? Taera adalah hidupnya. Taera adalah dunianya. Taera adalah segalanya bagi Gerhana.
" Kamu gak jahat. Siapa yang bilang kamu jahat? Kamu itu baik,baik bangat malah." Tutur Taera dengan penuh kelemah lembutan.
Dada Gerhana terasa sesak mendengar penuturan Taera. Jantungnya seperti ditusuk beribu-ribu anak panah.Bagaimana ia bisa menyakiti hati Taera yang selembut ini. Dirinya memang benar-benar sangat brengsek.
" Kamu janji sama aku kalau kamu gak ninggalin aku?" Gerhana mengangkat jari kelingkingnya.
Tanpa ragu Taera mengaitkan jari kelingkingnya pada jari Gerhana lalu mengangguk yakin " Janji."
Sebuah senyuman terukir dibibir Gerhana. Ia berharap kalau nanti setelah dirinya sudah menceritakan semuanya pada Taera, gadis itu tak melupakan janjinya. Semoga saja gadis itu tak akan membencinya apalagi pergi dan meninggalkannya.
" Tadi disekolah katanya ngajak aku kesini mau ngomong. Mau ngomong apa?"
Deg
Jantung Gerhana berdetak tak karuan. Dirinya tiba-tiba dilanda kegugupan mendengar penuturan Taera. otaknya tiba-tiba saja menolak untuk menceritakan semua masalah ini pada Taera walaupun hatinya memaksa dirinya untuk mengatakan semuanya.
Gerhana ingin menceritakan semuanya sekarang tapi bagaimana kalau Taera marah? Namun jikalau bukan sekarang ceritanya, kira-kira kapan lagi? Mau sampai kapan dia menyembunyikan semua masalah ini? Mau sampai kapan dia hidup dalam rasa bersalah?" Itu... anu" Gerhana menggaruk tengkuknya frustasi. Kenapa dia malah kayak orang bego begini
Taera mengernyit tak paham " anu,... apa?"
Gerhana menarik napas panjang. Berusaha mempersiapkan dirinya untuk bercerita.
" Ok Gerhana lo pasti bisa." Batinnya menyemangati diri sendiri
" Sebelumnya aku minta maaf Ra. Kamu pasti tau kan kalau Shalsa itu adalah cewek yang waktu itu dimall?" Taera mengangguk. " Shalsa itu mantan pacar aku. Dulu kita pacaran sewaktu masih di SMP. Tapi Shalsa khianatin aku dan berselingkuh dengan sahabat aku sendiri. Waktu itu aku marah dan kecewa bangat sama Shalsa dan sahabat aku itu. setelah kejadian penghianatan itu Shalsa dan sahabat aku itu pindah sekolah dan aku gak tau mereka kemana. Jadi baru ketemu Shalsa lagi kemarin waktu dimall." Taera terkejut sewaktu mendengar cerita Gerhana kalau dirinya dan Shalsa itu ternyata pernah pacaran. Ada sedikit rasa cemburu yang muncul dalam hati Taera tapi ya sudahlah, itukan masa lalu. Yang terpenting saat ini Gerhana adalah miliknya dan hanya miliknya.
Gerhana melihat wajah Taera sebentar sebelum dirinya lanjut bercerita. Ia hanya ingin melihat wajah cantik itu yang sudah menjadi candu untuk dirinya. karena sejak tadi bercerita Gerhana hanya memandang lurus kedepan.
" Aku sebenarnya udah maafin Shalsa dan aku gak benci lagi sama dia. Cuman kemarin waktu ketemu sama dia di mall dia mencoba buat ngancam aku" lagi-lagi Taera dibuat kaget dengan cerita Gerhana. Shalsa mengancam Gerhana? Kira-kira apa ancamannya?
" Dia ngancam apa?" tanya Taera karena tak lagi bisa membendung rasa penasarannya.
Gerhana menghirup udara sebanyak-banyaknya dengan rakus. Kegugupan yang melandanya benar-benar menimbulkan penyakit asma dalam tubuh L-MEN nya. " Dia mau kasih tau kamu kalau sebenarnya awal aku pacaran sama kamu itu karena aku,_ kalah taruhan sama teman aku." Mata Taera berkaca-kaca mendengar cerita Gerhana. Dadanya terasa sesak seperti ditimbun batu besar. Ingin rasanya dia menangis sekarang tapi dia harus dengar penjelasan Gerhana dulu.
" Aku minta maaf kalau waktu itu aku nembak kamu bukan karena atas dasar cinta. Semua itu hanya paksaan semata. Tapi itu dulu Taera, sekarang aku udah sayang bangat sama kamu. Aku gak bisa tanpa kamu Ra. Tolong jangan marah sama aku." Taera hanya diam saja dan hal ini benar-benar membuat Gerhana khawatir.
Bagi Gerhana lebih baik Taera mencaci maki dirinya, memukulnya tapi jangan mendiamkannya. Karena itu sungguh sangat menyiksa. " Ra? Jangan diam aja. Jawab aku sayang. Jangan diam kayak gini. Aku mohon" lirih Gerhana
Taera bangkit dari duduknya dan langsung disusul Gerhana. Sebuah senyuman getir tercetak dibibir mungil Taera. " Aku pergi dulu yah?" setelah mengatakan itu Taera langsung saja berjalan menuju jalan umum untuk mencari kendaraan agar bisa pulang kerumah.
***
TERIMAKASIH SUDAH MAPIR DAN MEMBACA
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YAHH :)
SEE YOU NEXT CAPTER :)
KAMU SEDANG MEMBACA
GETAR
Teen FictionWARNING!!! BANYAK TYPO BERTEBARAN! " Apapun yang terjadi tetap seperti ini ya? Tetap jadi Taera yang selalu mencintai Gerhana dan Gerhana yang akan selalu mencintai Taera. " GERHANA DIRGANTARA " Hadir mu adalah kado terspesial yang Tuhan kasih buat...