CO CWEET

5 1 0
                                    

HAPPY READING:)


Hari senin adalah hari yang paling dihindari oleh banyak siswa. Karena pasti akan ada upacara bendera yang menyebabkan para murid harus berdiri selama beberapa jam dibawah terik matahari. Belum lagi amanat panjang yang akan disampaikan oleh pembina upacara, sungguh sangat melelahkan fisik maupun batin.

" Ayo Ra! Dikit lagi bell udah bunyi." Teriak Ella yang sedang berdiri didepan kelas mereka pada Taera yang masih sibuk mencari topinya.

" Nah ketemu" sorak bahagia Taera yang menemukan topinya dan berlari menghampiri Ella yang sedang menunggu dirinya.

:)

Upacara berjalan seperti biasa. Matahari juga semakin menunjukan kehadirannya. Taera tiba-tiba merasa pusing dan keringat halus pun bermunculan. Tidak biasanya Taera merasa seperti ini. Matanya mulai berkunang-kunang tapi tetap ia paksakan untuk berdiri tegak dan mengikuti upacara sampai selesai.

" Ra? Lo pusing yah? Muka lo pucat bangat" tanya Ella yang berdiri disamping Taera.

Taera menggeleng pelan. " Gue gak apa-apa. Sttt! Jangan brisik, entar kita dihukum." Taera tersenyum kerah Ella yang mengangguk walau raut khawatir terpampang jelas.

:)

" PR lo udah selesai bel_ ASTAGA Taera lo kenapa?" Ella dibuat panic dengan wajah pucat Taera.

" Kita ke UKS! Gak ada tapi-tapian" ujar Ella pada Taera yang baru saja akan menolak sarannya.

Taera hanya menurut apa kata Ella lalu berjalan menuju ke UKS sesudah Ella meminta salah satu temannya agar mengijinkan dirinya dan Taera kalau ada guru yang masuk. Kedua gadis itu jalan beriringan menuju UKS. Ella terus saja mengomeli Taera karena tidak sarapan pagi ini, padahal hari ini ada upacara.

" La, dimana-mana orang sakit itu disayang bukan diomelin" protes Taera karena Ella masih saja menceramahinya.

"Gue tau Taera! tapi lo sakitnya karena ketololan lo sendiri. Udah tau ada upacara hari ini, kenapa gak mak_"

" Stop la. Makin pusing pala gue. Sumpah" ucap Taera memotong ucapan Ella yang mungkin masih ada dua paragraph lagi.

" Lo tu mah gitu. Kalau dikasih tau malah gitu. Awas aja lo, kalau gue jadi kakak ipar lo. Bakal gue kasih makan lo dua jam sekali." Ancam Ella serius seakan-akan dia akan menjadi istrinya Raka.

" Gue makin gak restuin abang gue sama lo deh La." Taera menghentikan langkahnya karena mereka sudah sampai diruang UKS.

Ella hanya memutar bola matanya malas" Lo tiduran dulu disitu! Gue beli makan dulu buat lo." Ujar Ella yang tak menggubris lagi percakapan mereka tadi dan Taera hanya mengangguk.

Taera menaiki tempat tidur UKS lalu berbaring sambil menutup matanya. Dia ingin tidur sebentar sambil menunggu Ella membelikan makanan untuk dirinya. Karena sejujurnya dia sangat mengantuk karena semalam drakoran sampai jam 4 pagi. Mungkin ini juga merupakan salah satu alasan mengapa dirinya bisa pusing tadi pagi selain karena maagnya kambuh. Tapi dia tak menceritakan perihal menonton ini pada Ella. Ia hanya bercerita alasan dia pucat dan pusing karena lupa sarapan dan itu benar adanya. Taera bukan bermaksud membohongi Ella, hanya saja kalau dirinya cerita tentang dirinya yang maraton drakor maka bisa-bisa Ella mengomelinya selama tujuh hari berturut-turut.

" Ra bangun" sapa Gerhana sambil menepuk-nepuk pipi Taera lembut.

Taera mengerang lalu membuka matanya yang terasa masih berat, kemudian ia bangun dan mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengumpulkan nyawanya " Ella kemana? Kok jadi kamu yang bawa makanannya kesini."

Gerhana tersenyum kearah Taera " Tadi aku juga mau kekantin soalnya kelas kita free tapi aku ketemu Ella bawa ini." Gerhana menunjuk bubur ayam yang diletakan diatas meja. " terus aku tanya itu buat siapa, kamu kemana kok dia sendirian doang. Nah Ella jawab kalau bubur itu buat kamu,karena maag kamu kambuh dan dia juga bilang kalau kamu lagi di UKS. Ya udah aku bilang sama dia, biar aku aja yang bawa soalnya kelas kita free. Jadi Ella kasih buburnya ke aku, makanya aku yang ada disini dan Ella dikelas. Udah gitu doang." Jelas Gerhana panjang lebar dan Taera hanya berohria.

" Ya udah kamu makan terus minum obat. Biar aku suap"

" Gak! Aku bisa sendiri kok." Tolak Taera karena disana ada beberapa adik kelas yang berjaga dan tentu saja dia malu.

" Aaaa...." Gerhana tak menggubris penolakan Taera. Dia bahkan mendekatkan sendok yang berisi bubur kemulut Taera. dan mau gak mau Taera tetap membuka mulutnya menerima suapan dari Gerhana.

" Kamu kok bisa lupa sarapan? Padahal kamu tau kalau maag kamu suka kambuh kalau gak sarapan." Omel Gerhana ditengah kesibukannya menyuapi Taera.

" Terus kenapa tadi kamu gak chat atau telpon aku? Guna hp yang setiap hari kamu bawa untuk apa?" tanya Gerhana

Taera berhenti mengunyah dan menatap Gerhana yang saat ini menatapnya juga. " Maaf. Hp aku ditas, gak aku bawa." Jawab Taera

" Lain kali bilang sama aku yah? Bawa hp kalau kemana-mana." Gerhana tersenyum dan mengelus rambut Taera penuh sayang.

Taera hanya menganggukan kepalanya " udah kenyang." Ujar Taera ketika melihat Gerhana hendak menyuapinya lagi

" Ya udah, sekarang kita minum obat." Gerhana bersuara layaknya mama-mama yang mencoba membujuk anaknya minum obat, padahal Taera tak menolak untuk minum obat.

" Nah pintar sekali." Puji Gerhana melihat Taera yang sudah selesai minum obat. Ia kemudian mendekat dan mencium puncuk kepala Taera " Jaga kesehatan ya cantik" bisik Gerhana lembut ditelinga Taera.

Taera langsung saja memukul lengan Gerhana. " gak usah buat jantung aku diskotik deh" protes Taera memasang wajah kesal yang terlihat imut dimata Gerhana.

" Cieee yang baper... cieee.." goda Gerhana melihat pipi Taera blushing.

" Hari ini make blush on nya berlebihan bangat yah neng, sampai pipinya kayak habis ditonjok" Gerhana masih gempur menggoda Taera.

" Gerhana STOP!" Teriak Taera frustasi mendengar godaan Gerhana.

Gerhana terkekeh lalu membawa Taera kedalam dekapannya. " Aku berharap, aku adalah orang yang akan selalu membuat Taera Abygail Saputry blushing seperti ini. I Love You my special girl" ujar Gerhana sambil melihat manik mata Taera lalu menghujani kepala gadis itu dengan kecupan.

GETARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang