Ayasya Chaiza Bechara, kerap dipanggil Asya, Gadis berumur 17 thn, keturunan Arab,mata belo,bulu mata lentik, hidung mancung,bibir tipis kecil dan lesung dipipinya.
"Asya, lusa kamu pulang apa engga?." tanya gadis seumuran yang sekamar dengan Asya.
Gadis itu bernama
Adiba Hafsya Al-Malik, teman sekamar Asya, seumuran dengan Asya, cantik bulu mata lentik, hidung mancung bibir tipis.
Adiba Adalah anak seorang kyai yang juga memiliki pesantren, Ponpes Azhar Al-Malik. Sedangkan Adiba dan Asya mondok di ponpes Bustanul Ulum Al-Ibrohimy.
"Entah." Jawab Asya pendek.
"Bulan kemaren kamu ga pulang, trus bulan sekarang kamu ga pulang lagi?." Tanya Adiba.
'Asya hanya mengidikkan bahunya'
"Asya, apa kamu masih trauma?." Tanya Adiba halus.
Deg.
Asya menoleh pada teman dekatnya itu dengan perasaan yang sulit diartikan. Matanya mengembun,Badannya bergetar hebat, terdengar isakan kecil dari bibir tipis Asya.
Saat tau Asya menangis, Adiba langsung membawa Asya kedalam dekapannya.
"Asya jangan menangis, maafkan aku" kata Adiba juga ikut menangis, Adiba tau bagaimana kehidupan Asya, Asya yang malang dan rapuh.
"hiks..hiks.. A-asya ta-kut hiks.., A-asya takut kejadian itu terulang lagi hiks.." jawab Asya sambil terisak
"Udah jangan difikirin lagi, maafkan aku, jangan ngerasa sendiri sya, ada aku." kata Adiba sambil mengelus punggung Asya.
"Makasih Diba, makasih udah slalu ada buat Asya, makasih." kata Asya mengangguk sambil terisak.
"Udah jangan nangis lagi, ntar cantiknya hilang." ucap Adiba mengurai pelukan sambil menghapus air mata Asya dan menoel hidungnya.
"Sayang Adiba banyak banyak." ucap Asya sambil merentangkan tangan pertanda ingin pelukan.
Dengan senang hati Adiba menerima rentangan itu dan mereka berpelukan sangat erat.
"Jadi, kamu ga pulang dong sya?."
"Entahlah, maybe."
"Emm, gimana kalo kamu ikut aku pulang kerumah, gimana?." Ucap Adiba sambil menaik turunkan alisnya.
"Ngaco kamu, engga engga." tolak Asya
"Ish ayolah sya, kali ini saja, nanti kita berangkatnya bareng bareng, umi sama Abi pengen ketemu kamu loh sya." uacap Adiba merengek.
"hah.. ngaco kamu, ketemu sama saya aja ga pernah."
"Ish iya Asya... Tapi aku suka nyeritain tentang kamu ke Abi umi hhe."
"What.. kamu nyeritain tentang Aib aku ya hayo ngaku." tuding Asya
"Eh engga ya, aku tu nyeritain kalo kamu itu temen deket aku."
"Oh gitu" jawab Asya malu, jujur asya malu karna sudah suudzon pada teman baiknya.
"Makanya jangan Suudzon dulu bund." sindir Adiba
"Iya iya maaf, Asya salah."
"Jadi gimana? Ikut ya, ayolah sya nanti kalo kamu ga ikut aku sendirian disana."
"Kan ada santri Wati yang lain, banyak lagi."
"Iya, tapikan aku ga begitu deket sya"
"Mau ya, ya, ya, ya, Plissss." ucap Adiba sambil menggunakan jurus puppy eyesnya.
"Huft.. yauda deh, tapi izin dulu ke umi kamu." final Asya.
"Alhamdulillah, makasi,maksi,makasi Asyaku."
"Yauda aku mau ngabarin umi dulu." pamit Adiba yang langsung ngacir keluar kamar dan menuju pengurus pondok untuk menelfon uminya.
•••
Tut...
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh umi." Ucap Adiba
"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh anak umi yang cantik." jawab Umi Zena Safa Al-Malik (umi Adiba).
"Umi, lusa kan Adiba pulang, nah Adiba mau kenalin temen Adima yang baik bangettt sama umi dan Abi, boleh kan mi Adiba bawa Asya ke rumah, sampai liburan selesai boleh ya mi plisss, boleh ya ya ya?." Pinta Adiba panjang lebar.
"Asya temen sekamar kamu bukan?." Tanya umi Zena.
"Iya umi, Asya yang Adiba ceritain waktu itu." jelas Adiba.
"Boleh, boleh bangett malah, umi pengen banget ketemu sama Asya." Ucap umi Zena antusias.
"Umi pengen ketemu sama Asya doang kah, sama anakmu ini engga ya." Ucap Adiba pura pura sedih.
"Engga lah, umi juga kangen banget sama putri umi ini, umi tunggu kalian disini, hati hati di jalan ya sayang." Ucap umi Zena.
"Yauda umi, udah dulu ya mi, oh iya jangan lupa masakin makanan yang banyak, yang enak."
"Iya nanti umi masakin khusus untuk kalian."
"Umi, Adiba pamit ya, assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh umiku sayang"
"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh anak umi yang cantik."
Tut...
•••
"Gimana? Udh? Diizinin ga?." Tanya Asya bertubi tubi.
"Huh.. huh.. syuttt, huh.. shan-tai dong sya." ucap Adiba ngos ngos an.
"Lagian kamu lari larian."
"Takan terlanjur seneng,. Jadi,,, Alhamdulillah di izinin, malah umi antusias pas denger nama kamu." jelas Adiba.
"Allhamdulillah, Segitunya ya umi kamu sama aku Adiba." heran Asya.
"He em, yauda yu siap siap solat Ashar ntar terlambat berjamaah." ajak Adiba.
"Yauda yuk." jawab Asya.
Syukron jazakallah khairan 🙏☺️
Maaf kalo ada kata yg ngaco/kurang tepat🙏
Jangan lupa vote and coment 😉
See you🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsalan Sa'ad Al-Malik
Teen Fiction- Ayasya Chaiza Bechara, Gadis berumur 17 thn dan keturunan Arab, mempunyai wajah yang menarik perhatian para Ikhwan, karna kesempurnaan yang dimilikinya mulai dari wajah dan badannya membuat Asya mengalami 1 kejadian yang kelam, sehingga Asya traum...