6. | Asya yang malang

621 31 3
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Warning fak situation 18+⚠️

Aaaaaaaa ......

Grepp

Mulut asya di bekap, kedua tangannya di tahan ke belakang, asya di seret ke rumah kosong yang tak jauh dari tempat asya berdiri, asya menangis siapapun tolong asya, asya berontak, melihat ke kanan dan ke kiri berharap ada warga yang melihat.

"Aba, umma tolong asyaaaa" ucap Asya dalam hati, buliran bening terus mengalir dari mata indahnya.
Asya takuttt sekujur tubuhnya bergetar hebat beriringan dengan tangisannya.

sebuah ide muncul di kepalanya asya menggigit dengan kuat tangan tersebut, agar bisa lepas dari cengkramannya.

"Aakhhh sialan!!" umpatnya sambil memegang tangan kanannya.

Asya berhasil lepas dan berlari sekuat tenaga, jujur saat ini asya tidak kuat lagi untuk berlari badan asya lemas, nafasnya ter engah-engah, tapi asya tetap berlari.

"Hei gadis nakal tunggu" teriaknya dari arah belakang.

Asya menoleh ke belakang dan melihat orang itu mengejarnya.

"Too--longggg siapapun tolong asyaaa" sekuat tenaga asya teriak untuk meminta bantuan namun nihil keadaan di situ sangat sepi.

"Toolo-----" mulut asya kembali di bekap, asya kembali di seret menuju rumah kosong, asya berontak namun nihil untuk bisa lepas.

Di dalam rumah kosong itu, tubuh asya di banting membentur lantai.

Brukkk...
Asya jatuh tersungkur, dahinya terasa perih dan mengeluarkan cairan merah akibat benturan yang sangat kuat.

Seseorang tersebut membalikkan tubuh asya dan.....

Plakkk....
Satu tamparan mendarat di pipi mulus asya, seseorang tersebut mengangkat dagu asya menghadap ke arahnya.

"Too--longg lepasin asyaaa hiks hiks"

"Jangan mengangis baby, aku benci air matamu ini" ucap seseorang tersebut sambil menghapus air mata asya.

"Pipimu merah baby, pasti ini terasa perih" seseorang tersebut memajukan wajahnya berniat ingin mencium pipi asya yang merah akibat tamparan.

Arsalan Sa'ad Al-MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang