chapter 3

1 0 0
                                    

~~~

Hari demi hari berganti, tak terasa orang tua Tiffany akan segera pulang dari luar kota.

Natasya yang tau Tiffany akan segera pulang merasa sedih karna Tiffany harus pulang ke rumah dan tidak bisa menemaninya lagi.

***

"gak papa sya..,kan di sekolah sering ketemu juga..ga usah sedih, kek mau ditinggal selamanya aja" kata Tiffany sambil mengemasi barang nya.

Natasya hanya mengangguk dan membantu Tiffany untuk mengemasi barang-barang nya.

Setelah beberapa menit selesai mengemasi barangnya, Tiffany turun ke lantai bawah dan meminta ijin untuk pulang kepada kedua orang tua natasya.

"om..tante, aku pamit pulang dulu ya, makasih ya aku udah bolehin aku nginep disini."ucap Tiffany sambil bermanitan dengan tante Fanya dan om Erik secara bergantian.

"iya sayang..lain kali nginep disini lagi ya, natasya juga kesepian tuh ga ada temen nya" kata tante Fanya.

"emangnya ga bisa ya tiff? semalam lg buat nginep disini?" tanya natasya dengan raut wajah memelas.

Tiffany hanya membalas dengan senyuman dan menggelengkan kepalanya.

Natasya kemudian membuang nafas kasar dan berkata.
"Humm yaudah deh gak papa, entar disekolah juga ketemu."

*****

Keesokan harinya pada hari Senin tepat tanggal 15, Tiffany biasa kedatangan tamu bulanannya.

dan di hari itu juga dia harus berjemur di bawah teriknya matahari untuk upacara.

(Seperti biasa Tiffany percaya hari senin adalah hari sial untunya)

***

Tiffany merasa perutnya sangat sakit dan kepalanya yg terasa sangat pusing.
Ia mulai  merasa tak nyaman.

beberapa detik kemudian dia merasa pandangannya kabur dan...

_brakkk!!_

Tiffany jatuh tergeletak di lapangan.
segeralah dia dibawa ke UKS oleh teman satu sekolah nya.

Saat Tiffany terbangun dari pingsannya, dia mendapati sosok lelaki tinggi berbadan kekar yg sedari tadi memandangi Tiffany dengan tatapan khawatir.

"Tiff..kamu ga apa-apa kan?" tanya nya memastikan keadaan Tiffany.

"aku ga apa-apa kok, cuma pusing dikit" jawab Tiffany yg sedang berusaha untuk bangkit dari posisi tidurnya.

"pulang aja ya..aku anterin" ucap cowo tersebut.

"gamau, nanti mama marah." jawabnya dengan suara lirih.

"nanti aku bilang ke mama kamu kalo kamu sakit, pulang aja ya..jan maksain diri kamu" bujuk cowo itu.

"iya tiff, mending lo pulang aja, enak di rumah bisa tidur" jawab natasya yang ikut nimbrung.

"iya..pulang aja sono,nanti soal pelajaran ga usah khawatir, kan ada Sienna" Kata maira sambil menyenggol lengan Sienna.

Sienna menatap maira dengan tatapan sinis "apaan, kok jadi gua?"

"iya...kan ada lo yg mau ngasi materi klo Tiffany ketinggalan" jawab maira cengengesan.

"dih, gua aja kaga pernah nyatet materi sama sekali, natasya aja tuh."
Sienna menunjuk natasya menggunakan dagunya.

Natasya yg merasa namanya disebut pun hanya menatap Sienna dengan sinis.

"bercanda bos" jawab Sienna cengengesan.

***

Setelah itupun cowo itu  mengantarkan Tiffany pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, dia menuntun Tiffany sampai ke dalam rumah dan melihat mama nya sedang duduk di sofa ruang tamu.

"tumben pulangnya cepat?" tanya mama Tiffany.

"emm ini..perut Tiffany sakit tante, dia juga sedikit demam" jawab Rendi jujur.

"sakit..? alah...,paling dia cuma pura-pura biar dikasi ijin pulang ke rumah" balasnya dengan ketus.

Tiffany yg merasa tidak dipedulikan oleh mama kandungnya itu pun hanya bisa tersenyum dan menahan sesak didadanya.

***

Rendi yg melihat raut wajah Tiffany pun segera membawanya ke kamar.

"thanks ya, udah nganterin gua" ucap Tiffany sembari menidurkan dirinya di ranjang.

"iya sama-sama" jawab Rendi sambil tersenyum kepada Tiffany.

"ya udah, gua pulang dulu ya. lu jangan lupa makan trs minum obatnya biar cepet sembuh, oke?" pamit Rendi lalu mengecup singkat kening Tiffany.

Tiffany yang sedikit terkejut hanya membalas dengan anggukan dan sedikit senyuman.

Rendi pun segera pulang dan berlalu.

*****

Beberapa menit kemudian, setelah Tiffany tertidur lelap, mama nya masuk ke dalam kamarnya.

"bangun..! jangan pura-pura sakit kek gini, biar dikasi perhatian..! ayo bangun..!!" paksa mamanya sambil menarik tubuh Tiffany agar terbangun.

"mah..badan ku lemas mah, kepala ku juga pusing" ucap Tiffany dengan nada terbata-bata.

"ga ada alasan! ayo buruan bangun dan kerjain pekerjaan rumah..!!" sentak mamanya sambil mendorong Tiffany keluar dari kamar.

Tiffany hanya bisa menurut saja, karna jika dia membantah, dia akan dihukum.

Tiffany memaksakan tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai, padahal, rasanya tubuhnya sudah lemah dan nyaris ambruk.
Tubuhnya terasa sangat lemas jangankan untuk mengerjakan pekerjaan rumah,dibuat duduk saja susah sekali.

***

"ya allah, aku capek, kenapa mama ga percaya kalo aku sakit?" gumamnya.

Tanpa disadari dia meneteskan air mata.

"gua ga boleh cengeng, gua kuat! gua pasti bisa!" ucapnya memberi semangat kepada diri sendiri.

Pov author💕💕💕
(Penderitaan Tiffany sibawang putih pun berlangsung seperti itu sudah sekian tahun lamanya.sedari kecil dia memiliki seorang ibu yang kejam dan kurang rasa sayang kepada Tiffany.
selama hidupnya Tiffany hanya mendapatkan tekanan dari sang ibu untuk menjadi anak yang slalu berguna dan slalu menjadi juara dan berprestasi disekolah. Tekanan demi tekanan itu sedikit demi sedikit merubah sifat Tiffany yang lembut berubah menjadi pribadi yang galak dan sedikit kasar. bedanya dalam ceritanya ia tak memiliki ibu tiri ataupun saudara tiri,
Hanya seorang ibu kandung yang terasa seperti ibu tiri yang jahat untuknya.)

~~~

regret is meaningless✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang