chapter 6

0 0 0
                                    

*****

Keesokan harinya sewaktu disekolah.
Tiffany menemui Rendi di rooftop karna ada hal penting yang ingin Rendi sampaikan.

***

"Rendi..!!" panggilnya sambil melambaikan tangan ke arah Rendi.

"hai, tiff..!" sapa Rendi balik.

Tiffany mendekati Rendi dan bertanya "ada hal penting apa yg mau kamu sampaikan..?"

lalu Rendipun menggenggam tangan tiffany. "Tiff..sebenarnya guaa..." Ucapannya terhenti saat tiffany melepas genggaman tangannya.

"Lu mau ngomong apa sih ren.."
Tanya Tiffany dengan sedikit penasaran.

Tiffany hanya menunggu perkataan Rendi selanjutnya.

"gua mau lu jadi pacar gua tiff.." lanjut Rendi dengan nada halus.

Tiffany yang saat itu menganggap omongan Rendi candaanpun hanya tertawa.

"hahh..?! Aahaha, lo mah sukanya bercanda" ucap Tiffany sambil memukul dada Rendi.

"ga tiff, gua serius, gua mau lu jadi pacar gua."ucap Rendi sambil berusaha meyakinkan tiffany.

Tiffany memandang datar kearah Rendi.

"gua ga bisa Ren.." Jawab tiffany sambil menundukkan wajahnya.

"Tapi kenapa tiff..?apa alasannya..?" Ucap Rendi sembari meraih tangan tiffany.

"G-gua udah punya pacar ren.." Ucap Tiffany sedikit terbata.

"Apa..?!!pacar..? Siapa..?mahesh..??tanya Rendi yang tak percaya dengan ucapan tiffany.

" Eh denger ya ren..!Mahesh itu sahabat gua dari kecil ren, dia cuma seorang sahabat gak lebih..!"ucap Tiffany dengan nafas yang memburu.

Rendi yang saat itu melihat reaksi Tiffany segera memeluk erat tubuh Tiffany.

"Maafin gua ya tiff..gua gak bermaksud buat lo marah,atau menyinggung perasaan lu, g-gua..gua cuma ngerasa cemburu saat lu deket sama cowo lain." Ucap Rendi memberi penjelasan.

Tiffany segera melepaskan pelukan Rendi dan berkata."gak papa ren gua ngerti perasaan lu kok."

"Makasih ya tiff..," Ucap Rendi dengan nada yang lembut.

"Tapi..sorry ya ren.,,gua gak bisa Terima lu karna...." Belum sempat tiffany melanjutkan perkataannya Rendi sudah terlebih dahulu mencium bibir Tiffany.

Seketika Tiffany terbelalak dan segera menjauhkan Rendi dari tubuhnya.

"Stt.. Lo gak perlu jelasin apapun tiff..
Gua tau dimana letak kesalahan gua.
Soal perasaan gua biar gua dan Tuhan yang tau, gue harap setelah kejadian ini lo gak berusaha ngehindarin gua dan tetep mau temenan sama gua." Ucap Rendi sambil mengusap tangan tiffany.

Tiffany hanya terdiam tak menjawab kata-kata Rendi.

"Tiff.. Jawab gua tiff.. Jangan diem aja.. Kenapa muka lu memerah.. Lu gak papa kan." Tanya Rendi panik sambil mengguncang tubuh tiffany.

"Eh iya.. Aku gak papa.. Emm anu..
Dah gak ada yang di bicarain lagi kan...? Gua balik ke kelas ya." Ucap tiffany seraya berlari meninggalkan Rendi di rooftop.

"Eh bentar tiff..Ahh siall.." Ucap Rendi dengan nada kesal sambil mengacak-ngacak rambutnya.

"Oke tenang ren.., kalem semua keadaan terkendali. Anggap aja tadi gak ada kejadian apa-apa dan hubungan lu sama Tiffany baik-baik aja."
Kata Rendi menyemangati dirinya sendiri.

*****

Tiffany berlari menuruni tangga dan hendak masuk ke kelas.
Ditengah jalan ia bergumam sendiri.

"Ya ampun tiff.. Tadi si Rendi ngapain pake cium segala, gua kan jadi malu..,
Mana muka dah merah banget lagi.
Hiss....Tahan tiff, lu gak boleh baper inget lu tu dah punya pacar." Kata Tiffany bergumam pada dirinya sendiri.

Sesampainya dikelas ia diserbu ketiga temannya.

"Nah tu anaknya baru keliatan." Ucap Sienna.

"Habis dari mana lu tiff, kok muka lu merah kek tomat gitu...?" Tanya natasya.

"Umm mencurigakan.. " Ucap Maira sambil mengusap usap dagunya.

"Udah deh gak usah ribut kalian.., kebiasaan deh kalo ngomong kek kereta, berisik lu. " Ucap Tiffany dengan nada kesal merasa diintimidasi oleh temannya.

Temannya pun hanya terkekeh kecil melihat Tiffany yang menggerutu sambil mengerucutkan bibirnya.

Sesaat kemudian..
Pelajaranpun telah dimulai.

regret is meaningless✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang