Keberuntungan memihakku. Seperti mendapat jalan untuk menghubungi Aji. Kemarin tanpa sengaja Aku bertemu Geezta, sepupu yang sempat dikenalkannya padaku. Setelah menceritakan pertengkaran yang terjadi antara Aku dan Aji, dia mau membantuku untuk baikan dengan Aji.
" Maaf ya, Kak." Geezta baru saja menceritakan menyerah untuk membantuku.
"Enggak papa. Makasih banyak ya."
Geezta mengatakan bahwa Aji marah tiap kali dirinya membahas diriku. Sudah beberapa kali dibujuk nyatanya tak meluluhkan keras kepalanya Aji.
"Aku minta nitip ini aja ya, Geez. Tolong kasih ini ke Aji. Terserah mau dia terima atau buang. Tapi Aku harap dia buka ini."
Geezta menerima kotak bewarna Abu dengan pita biru pastel yang kuberikan padanya.
"Nanti Aku kasih ke dia ya, Kak. Aku usahakan supaya dia terima. Sekali lagi Aku minta maaf enggak bisa ngelakuin banyak hal buat kalian."
Setelahnya Geezta pamit pergi. Jika kemarin diriku akan memaksa kehendakku pada Aji untuk memberi maaf. Sekarang Aku tak akan melakukannya lagi. Setiap tindakan selalu punya resiko masing-masing. Keputusan Aji untuk menjauhiku juga harus ku hargai. Yang kulakukan hanyalah berusaha mengubah keputusan itu.
Jika usahaku tak dapat mengubahnya. Mungkin sudah jalannya takdir dan sekuat apapun dipaksakan tetap akan sama. Bisa saja sekarang belum waktunya. Dia butuh waktu untuk memberi maaf padaku. Dan Tuhan mau diriku lebih mengenal diri sendiri lebih dulu. Di setiap kata sapa 'Hai' pasti akan ada masanya kata 'bye' dilantunkan."Gue siapa lo sih, Ji?"
"Lo lupa? You are my soulmate."
Air mataku menetes mengingat percakapan beberapa waktu silam sebelum dia pergi.
Aji, Aku tidak melupakanmu. Hanya saja diriku ingin menemukan bahagia yang lain. Aku ikhlas bukan berati telah melepasmu. Semua yang kurasa masih sama dan belum berubah. Kamu adalah bahagia untukku. Namun kamu juga satu-satunya alasanku menangis. Aku memutuskan untuk menunggu dirimu dengan penuh kebahagiaan. Aku tidak tahu sampai kapan rasakj bertahan. Biar Tuhan yang memberi jawab. Kamu dan Aku bisa jadi dua manusia yang belum sempat menyatu. Barangkali Tuhan hendak mengajari kita hal baru.
"Bahagia terus ya, Flo."
Ucapanmu saat itu. Saat kita berdua tengah makan tahu gejrot dibelakang ISI selalu ku ingat,Ji. Iya, Aku akan bahagia.
" Jangan nangis karena cowok macam gue. Cuci muka sana."
Kalau untuk ini Aku enggak bisa menjanjikan. Karena sekarang kamu jadi alasan Aku tertawa dan menangis. Namun kamu adalah bahagia.
***
Kalender sudah mencapai lembar ketujuh. Sekarang masuk bulan Juli. Minggu pagi Kos begitu ramai. Suara Ciya yang sedang bereksperimen di dapur berpadu dengan suara minyak yang meledak. Entah apa yang tengah ia buat kali ini."CIYA INI JEMURAN LO UDAH PADA KERING. ANGKATIN. MENUHIN TEMPAT!" teriak Laya dari lantai atas. Sepertinya dia tidak mendapat tempat untuk menjemur bajunya.
Mbak Kania tampak tergesa memakai sepatu. Jangan ditanya lagi dia paling mau pergi sama Mas Rian. Retha baru saja membuka pintu kamar sambil mengusak-usak matanya.
" Anak cewek baru bangun jam segini. Mau jadi mantu siapa? "Aku meniru gaya Ibun kalau lagi ngomel tiap bangun siang.
" Mau jadi istirnya Taeyong." Sahutnya.
Retha ini bucin Taeyong NCT, tapi kan aku nanya mau jadi mantu siapa bukan istri siapa. Baru mau ku sahut, Retha lebih dulu pergi ke kamar mandi. Selanjutnya Aku hanya berdiri di depan kamar seraya berpikir mau apa setelah ini.
"Buyut gak kerja?" Tanya Ciya yang sekarang mau masuk ke kamar setelah membuat kekacauan di dapur.
"Libur. Mana mau Mas Jean kerja hari minggu."
Satu bulan lalu diriku resmi masuk ke firma hukum milik Mas Jean. Untuk sementara diriku mendapat posisi front office. Sungguh Aku bersyukur telah mendapat pekerjaan tetap dan tidak perlu bingung membayar biaya kuliah.
Aku mulai beradaptasi dengan keadaan yang sekarang. Ya meski sesekali diriku menangis ketika merindukannya. Beberapa waktu lalu diriku kerap terbangun di dini hari. Bersama sepi ada rindu yang tak bertuan. Menangis menjadi obat paling ampuh. Aku tersenyum menyadari diriku sudah tidak melakukan hal tersebut belakangan ini.
" Son, gue masih pantas hidup enggak ya? Gue udah bikin hati dia sakit. Sampai benci gue."
"Gila. Ya masih. Dia siapa sampai bikin lo ngerasa gitu. Semuanya bukan salah lo. Jadi stop sedih gini."
Dalam titik paling hopeless, kupikir tidak pantas untuk bahagia ataupun tetap hidup setelah hubunganku dengan Aji memburuk. Dalam masa-masa itu untungnya diriku dikelilingi orang-orang seperti mereka.
"Apapun yang lo lakuin. Gue mau lo bahagia terus, Flo." Kalimat yang Mbak Kania padaku saat pukul tiga pagi tangisku tak mau berhenti. Dia terpogoh membuka pintu kamar yang tak pernah terkunci.
Laya dan Mas Keano resmi menjadi sepasang kekasih setelah aksi kucing-kucingan yang membuatku jengkel. Ciya dan Dean masih belum jelas. Namun setahuku Ciya tidak lagi bermain dengan cowok lain. Insyaf mungkin ya? Doakan saja deh. Aku juga mau mereka berdua adem ayem. Mbak Kania dan Mas Rian kabarnya akan tunangan dalam waktu dekat. Untuk Retha kayaknya dia masih menutup hati akibat kejadian tak mengenakan yang dilakukan mantan pacarnya.
Ada yang nanyain Abim? Dia masih dengan Sekar. Dan kudengar ia membuka cabang Kafe baru di kota solo.
"Mandi,Flo! Gue lihat semalam lo gak mandi."
Laya tahu banget kalau Aku masih suka malas mandi. Tapi sayang sekarang belum ada niat buat mandi.
" Enggak mau!!" Teriakku lalu masuk ke kamar. Menghindar agar tak di marahi.
Memang hari minggu paling enak rebahan.
'keep you safe.'
Lagu keep you safe membuatku merasa dekat dengannya. Dia, Aji. Dia masih menjadi poros hidupku nyatanya. Sampai saat ini Aku tak mendengar kabarnya. Geezta juga tidak lagi dapat kuhubungi lagi. Sesekali Aku masih mengunjungi makam tante Kinan, tempat itu menjadi ruang paling melegakan.
" Tante, Flo udah berusaha. Tapi kayanya Tuhan maunya begini dulu. Maaf kalau belum tepatin janji."
Kalimat itu terucap berulang tiap pergi ke makam tante Kinan. Orang yamg hadir dalam hidupku selalu memberi pelajaran tersendiri. Abim.membuatku belajar untuk tidak mudah menaruh percaya pada orang lain. Darinya pula diriku mengerti bagaimana membagi beban.Kehadiran Aji dalam hidupku. Membuatku tahu bahwa ada orang yang berusaha menjaga kebahagiaanku. Ia menyadarkanku untuk lebih menghargai orang disekitarku.
Memiliki bukan wujud dari mencintai. Wujud paling indah dalam mencintai adalah ikhlas. Ikhlas bila mendapat kesedihan darinya. Tidak menaruh harap untuk memiliki atau berharap dia melakukan apa yang kita mau. Cinta itu ya cinta. Menunjukkan caramu mencintainya tanpa berharap dia melakukan hal yang sama. Dan Aku memutuskan untuk mulai mencintaimu dengan ikhlas, Ji.
Hai Aji.
**
Eh ini belum usai kok masih ada bab selanjutnya hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate : HAI AJI [END] DAY6
RomanceStory ini sudah terbit❤️ Untuk pemesanan bisa mengunjungi ig :@guepedia_penerbitan Dimulai : 3 Juli 2021 Diusaikan: 21 september 2021