BAB 28 : KEFRUSTASIAN SADAM

76.9K 8.6K 4.6K
                                    

MAKASIH YG UDAH SUPPORT PDS SAMPE SEKARANG♥

COBA ABSEN ALASAN BERANI BACA PDS APA?♥

FOLLOW, VOTE, COMENT AND SHARE OJO LALI ♥

CERITA INI DILINDUNGI ALLAH DAN PARA MALAIKATNYA ♥

♥♥♥

"Seharusnya laki-laki tahu, seringnya diam dan tenangnya seorang wanita itu pertanda bahaya"

Sadam tertawa miris meski kini air matanya tanpa ia sadari terus keluar.

"Mas ngga suka di kasih surprize, kalau becandanya kaya gini." tekan Sadam dengan nada yang tetap begitu lembut saat mengucapkannya.

Nabila makin terisak mendengarnya. Kemudian dengan lembut menangkup wajah suaminya yang sudah basah dengan air mata, mungkin Sadam juga tidak sadar.

"Mas sayang sama Bila?" tanya Nabila yang langsung mendapatkan anggukan dari Sadam.

"Bila juga sayang dan cinta mas Sadam." Nabila berkata dengan tulus. "Tapi mas, tahap mencintai Bila belum sampai di kalimat ikhlas berbagi dengan yang lain asal tetap bersama."

"Mas akan ceraikan Indira jika itu yang membuat kamu tetap bertahan sama, Mas!" Sadam langsung berucap dengan lantang.

"Bukankah mas sendiri berkata nyaman hidup dengam dia selama Nabila koma?!" Nabila berkata sambil tersenyum getir. Itu adalah kalimat pernyataan bukan pertanyaan darinya.

Sadam mengakui bahwa ia memang pernah mengatakannya tapi, bukankah wajar jika kita bersama dengan orang lain dengan kurun waktu yang lumayan lama menjadi timbul rasa nyaman itu? Tapi kenapa kejujuran yang ia ucapkan saat itu menjadi boomerang untuknya kini.

"Diamnya mas berarti iya."

"Tapi mas cuma cinta sama kamu, mas cuma cinta kamu." Sadam berujar lirih sambil terisak lalu menarik Nabilanya kedalam pelukan.

"Jangan pernah meragukan cinta yang mas miliki buat kamu, sayang! Jangan pernah berkata seperti itu lagi. Apalagi mengatakan ingin melepas mas!" tegas Sadam dengan parau.

"Apa alasan mas mindahin kamar kita jadi di lantai tiga?"

♥♥♥

"Makasih yah bunda udah mau denger penjelasan Dira." ucap Indira dengan senyum leganya.

"Bunda maafin kamu karena mengingat cucu bunda yang sudah kau lahirkan untuk keluarga Adnan, Dira. Bukan karena benar-benar memaafkan kebohongan kamu!"

"Iya bunda, Dira tetep seneng apapun alasan bunda. Sekarang keluarga ini begitu berarti buat Dira, bunda. Karena Dira ngga punya siapa-siapa lagi di dunia selain keluarga ini," sedih Indira.

"Asal kamu tidak mengulangi perbuatan bodoh itu! Contoh Nabila, dia begitu baik dan sholehah. Dia selalu berbakti pada orang tua dan tidak suka berbohong."

Meski merasa iri mendengarnya Indira tetap tersenyum. "Tapi bisa bunda bantu Dira buat bikin mas Sadam cinta sama aku , bunda?" mohon Indira penuh harap.

"Apa harus saling mencintai? Bukankah dari awal Sadam memang hanya mencintai mantu pertama bunda?"

"Dira hanya takut mas Sadam akan menceraikan Dira suatu hari nanti atas perintah Nabila, bunda."

"Nabila tidak sepicik itu, Dira. Bunda kenal banget sama sifat menantu bunda itu jadi kamu ngga perlu khawatir."

"Tapi Dira tetap ingin mendapatkan cinta dari mas Sadam, bunda. Bukankah sudah kewajiban seorang suami mencintai istrinya?" ujar Indira mengingatkan mertuanya.

Perjanjian Dua Surga (END | LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang