BOY 2 : 20. BANTUAN

100 9 0
                                    

***

Really? Gue peringatkan sama lo, jangan ganggu Rasya, dan berhenti buat paksa dia, agar nerima lo, atau lo akan tau akibatnya.” Setelah mengatakan itu, Devan pergi dengan menarik tangan Rasya, mengabaikan tatapan Amel dan Renata yang ada di sana. Amel dan Renata menatap Satria tajam, kemudian ikut menyusul Rasya dan Devan yang ada di hadapannya. Devan terus menarik tangan Rasya mengabaikan tatapan, orang-orang yang ada di sana. Laki-laki itu menghentikan langkahnya di persimpangan koridor, di sini sepi, jadi mereka bisa berbicara. Kemudian Devan melepaskan tangan Rasya, laki-laki itu menatap Rasya dengan tatapan yang sulit di artikan.

“Sya, denger gue. Gue tau, gue gak berhak ikut campur urusan lo. Tapi, kalau gue boleh kasih saran, lo harus ceritain ini sama Abay, sebelum dia salah paham sama lo, dan gue harap lo gak lupa siapa Satria.” Laki-laki itu menghembuskan nafas pelan, saat melihat tatapan perempuan itu, yang tidak percaya padanya.

“Gue tau, lo masih belum percaya kalau gue udah berubah, gapapa, gue ngerti itu. Tapi, lo harus tau, gue cuman pengen hubungan lo sama Abay baik-baik aja. Lo ngerti maksud gue kan?” tanya Devan menatap Rasya, sejujurnya apa yang Devan katakan itu tidak salah, Rasya juga ingin melakukan itu, karena bisa saja Abay salah paham padanya, apalagi jika laki-laki itu mendengar dari mulut orang lain. Baiklah, Rasya akan mempercayai Devan untuk kali ini, perempuan itu mengangguk mengiyakan.

“Gue akan ikutin saran lo, makasih Dev, karena udah bantu gue dari Satria,” ucap Rasya tulus, Devan tersenyum dan mengangguk tidak lama, Amel dan Renata datang menghampiri mereka berdua.

“Sya, lo gapapa kan?” tanya Amel khawatir, perempuan itu membolak-balik badan Rasya untuk memeriksa kalau-kalau perempuan itu terluka. Devan menatap Amel dengan tatapan yang sulit di artikan, aneh batin Devan.

“Rasya gapapa, gak usah di bolak-balik gitu. Lo kira dia ikan panggang.” Bukan, bukan Rasya yang menjawab, tetapi Devan yang menjawab pertanyaan Amel barusan, perempuan itu menatap Devan tajam.

“Gue gak tanya sama lo,” ketusnya, Devan mengedikkan bahunya acuh, kemudian menatap Rasya dan Renata bergantian.

“Temen kalian?” tanyanya melirik Amel, perempuan itu yang merasa di lirik oleh Devan, menatap tajam. Apa maksudnya? Apakah Devan pikir dirinya hantu? Begitu?

“Lo kira gue hantu? Ya jelaslah gue manusia, gak lihat lo kaki gue nginjek tanah, atau perlu bukti biar lo percaya gue manusia.” Dengan cepat, perempuan itu menginjak kaki Devan kuat, hingga laki-laki itu mengaduh kesakitan. Devan menatap Amel.

“Gila lo ya, kalau kaki gue patah emang lo mau ngobatin?” tanya Devan ngawur, apakah benar kata Devan barusan? Hanya karena kakinya di injak oleh Amel, bisa menjadi patah? Rasya geleng kepala melihat kelakuan dua orang yang ada di hadapannya ini.

“Udah gak usah berantem. Gue gapapa Mel, dan lo Dev, makasih bantuannya.” Devan mengangguk, masih dengan kakinya yang sakit, laki-laki itu menatap Rasya.

“Gue harap, lo ngikutin saran gue Sya,” ucap Devan, kemudian laki-laki itu beralih menatap Amel tajam. “Dan, lo, urusan lo sama gue belum selesai. Gue akan cari lo sebagai pertanggung jawaban.”

Setelah mengatakan itu, Devan berlalu dengan kakinya yang sedikit pincang, perlu kalian ketahui, injakan kaki Amel di kakinya sangat kuat. Bahkan ia yakin, setelah ini kakinya pasti akan memerah, atau yang lebih parahnya membiru. Amel hanya mengedikkan bahunya, acuh, perempuan itu kembali menatap Rasya.

“Sya, Abay tau soal ini? Maksud gue, Abay tau soal Satria?” tanya Amel, Rasya menggeleng sebagai jawaban.

“Abay gak tau Satria, dan soal ini, dia juga gak tau. Jujur gue masih kaget, sama ucapan Satria barusan,” ucap Rasya menatap Amel dan Renata, ia tidak berbohong soal itu. Kaget tentu saja? Karena selama ini mereka tidak pernah dekat, lalu mengapa Satria bisa mengatakan seperti itu? Sejak kapan laki-laki itu, menyimpan perasaan padanya? Sebenarnya banyak lagi, pertanyaan yang berputar di kepalanya, tetapi ia akan memikirkan itu nanti saja, Rasya menggeleng pelan.

BOY 2 : Hiraeth (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang