BOY 2 : 11. SALAH PAHAM

146 13 0
                                    

***

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.

Beberapa kali, Abay mencoba menghubungi perempuan itu, namun hasilnya tetap sama. Ponselnya tidak aktif, harus kemana lagi, ia mencari perempuan itu? Abay  menghubungi Nathan, laki-laki itu harus tau semuanya, sebelum Nathan akan marah besar seperti tempo lalu. Setelah beberapa saat barulah panggilan terhubung.

“Hallo, bang. Rasya ada di sana?” tanya Abay memastikan, sedangkan di seberang sana Nathan mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Abay, bukankah tadi adiknya ke rumah laki-laki itu?

“Gak ada Bay, Rasya gak kesini. Bukannya tadi Rasya mau ke rumah lo? Tadi sih, dia izin sama gue, katanya mau ke rumah lo, apa mungkin dia gak jadi ya?” Nathan balik bertanya, harus bagaimana Abay menjelaskannya, perempuan itu terniat sekali ingin ke rumahnya sampai meminta izin pada Nathan, agar tidak di marahi lagi.

“Rasya tadi kesini, tapi ... Rasya salah paham sama gue, bang. Dia pergi gitu aja, gue gak tau dia kemana. Gue udah cari ke tempat yang sering dia kunjungi yang gue tau. Tapi, gue gak nemuin Rasya bang.”

“Sekarang coba lo ceritain sama gue, gimana ceritanya.” Kemudian laki-laki itupun menceritakan semuanya, saat Kania datang ke kamarnya, saat tiba-tiba Rasya membuka pintu dan melihatnya yang berpelukan bersama Kania, sebenarnya mereka tidak berpelukan, hanya perempuan itu yang memeluknya. Lalu menceritakan, apa penyebab perginya Rasya.

“Sekarang lo tunggu gue di rumah gue, sebentar lagi gue pulang. Kita cari sama-sama.” Setelahnya sambungan terputus, Nathan melepaskan jas dokternya, lalu keluar dari rumah sakit, untuk mencari Rasya. Sebelum ia pulang, ia akan mencari Rasya ke tempat yang sering perempuan itu kunjungi. Nathan melajukan kendaraannya menuju tempat yang akan ia kunjungi, setelah beberapa saat, ia telah tiba Nathan turun dan mencari Rasya, tetapi tempat ini sangat sepi, sepertinya adiknya tidak kesini.

Setelahnya, Nathan pun pergi dari sana, dan melajukan kendaraannya, menuju tempat yang lain. Setengah jam kemudian ia telah tiba, tetapi ia juga tidak menemukan Rasya. Nathan menghembuskan nafas kasar, kemudian laki-laki itu memilih pulang. Dua puluh menit kemudian ia telah tiba, di depan rumahnya sudah ada Abay yang berdiri di depan mobilnya. Nathan turun dan menghampiri Abay.

“Gue udah cari ke tempat yang sering dia kunjungi, tapi hasilnya nihil.” Abay menghembuskan nafasnya kasar, ini semua karena Kania, perempuan itu, jika Rasya sampai kenapa-kenapa, ia tidak akan memaafkannya. Lihat saja, bagaimana nanti. Abay menatap Nathan lama.

“Bang, gue banyak pertanyaan buat lo. Soal gue, dan adik lo, Rasya.” Abay menatap Nathan serius. “Sebenarnya gue siapa? Dan kenapa Rasya nangis saat pertama kali, dia lihat gue? Seolah-olah gue, orang yang adik lo tunggu, maksud gue, orang yang lama hilang dalam hidup dia?” tanya Abay serius. Nathan menggeleng sebagai jawaban.

“Gue gak bisa kasih tau lo sekarang, saat waktunya tiba, lo akan tau semuanya. Sekarang, cukup yang lo tau, kalau adik gue, sayang sama lo. Jadi, tolong perlakukan dia sebaik yang lo bisa.” Jeda sebentar. “Gue minta tolong, bukan sebagai orang yang menyelamatkan lo, tapi gue minta tolong sebagai seorang kakak, sama lo.”

***

Rasya melangkah masuk ke rumah gontai, baju yang perempuan itu pakai masih sama seperti beberapa hari lalu, matanya sembab, hidungnya memerah karena, terlalu lama menangis. Ini merupakan pertama kalinya ia pulang, setelah tiga hari menghilang. Rasya melangkah menuju kamarnya, saat ia membuka pintu, sudah ada seseorang yang berdiri membelakanginya. Rasya melangkah mendekat lalu, memeluknya.

BOY 2 : Hiraeth (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang