BOY 2 : Hiraeth (Selesai)

BOY 2 : 12. KOTAK BEKAL

***

Abay berbaring di kasur menatap langit-langit kamar dengan tatapan menerawang. Siapa Rasya itu sebenarnya? Dirinya memang mengetahui masalalu perempuan itu, namun hanya sebagian. Meskipun begitu ada suatu keinginan dari dalam dirinya, untuk melindungi perempuan itu. Abay memang tidak mengenal Rasya terlalu lama, tetapi ia cukup mengerti sedikit sifat perempuan itu. Bisa menjadi keras seperti batu, namun juga bisa menjadi lembut, selembut kapas, dan semua itu tergantung dari siapa yang mengendalikannya. Maksudnya, sebelum perempuan itu bertemu dengan seseorang yang bisa merubahnya, perempuan itu memiliki pribadi yang keras, pembangkang, pemberontak.

Namun, saat perempuan itu sudah benar-benar menemukan orang yang pas untuk dirinya, kepribadiannya berubah drastis, perempuan itu, terlihat kuat dan rapuh di saat yang bersamaan. Jujur saja, dirinya cukup kaget saat mengetahui fakta bahwa perempuan itu sering melakukan percobaan bunuh diri. Apakah perempuan itu, memang serapuh itu, tanpa kekasihnya? Seperti tidak memiliki pegangan hidup. Maksudnya, saat perempuan itu menemukan cahaya, maka ia akan terus mengikuti cahaya itu. Namun saat cahaya itu hilang, maka perempuan itu juga seperti hilang arah dan tujuan, tidak tau harus kemana dan melakukan apa.

Sebenarnya ia tidak keberatan dengan permintaan Nathan, karena bagaimana pun juga, Rasya temannya. Hanya saja, Abay takut, jika semua bukti-bukti yang mengarah padanya, merupakan fakta dari yang sebenarnya terjadi. Sejujurnya ia belum siap untuk itu, ia terlalu takut menghadapinya, tetapi meskipun begitu ia akan menjaga Rasya sekuat yang ia bisa. Waktu pertama kali Abay melihat Rasya jujur saja, ia merasa bingung karena perempuan itu menangis. Namun, semakin kesini, perlahan ia semakin mengerti apa yang terjadi pada perempuan itu. Dirinya tidak berharap banyak, semoga Rasya cepat pulih seperti sedia kala, dan bisa melanjutkan hidupnya lagi.

Ah tentang Abay, tidak, tidak, bukan dirinya, tetapi Abay kekasih Rasya. Sejujurnya dirinya cukup penasaran dengan laki-laki itu, sebaik apa dia, hingga Rasya bisa sampai sesayang itu? Tetapi dari yang ia dengar dari Nathan, menurutnya Abay itu orang yang baik, penyayang, serta memiliki kepribadian yang lembut. Kalian pasti bertanya darimana dirinya tahu? Itu semua karena Nathan yang memintanya untuk menjadi Abay kekasih Rasya, saat menenangkan perempuan itu beberapa waktu lalu. Nathan merubah gaya pakaiannya serta gaya bicaranya, persis seperti kekasih perempuan itu. Seandainya jika waktu mengizinkannya ia ingin bertemu, dengan Abay kekasih Rasya, ia hanya ingin tau, semirip apa dirinya dan laki-laki itu.

Abay mengambil ponselnya yang ada di atas nakas, laki-laki itu menggeser layar ponselnya mencari kontak seseorang. Sebenarnya tidak ada maksud tertentu, ia hanya ingin memastikan jika keadaan perempuan itu baik-baik saja. Abay mendial tombol panggil, lalu mendekatkannya ke telinga, menunggu seseorang di seberang sana mengangkat panggilannya. Cukup lama ia menunggu, namun tidak ada jawaban, sekali lagi ia menghubungi, namun tetap tidak ada jawaban. Sebenarnya perempuan itu kemana? Apakah dia baik-baik saja? Baiklah, sekali lagi ia akan mencoba untuk menghubungi perempuan itu. Abay mendekatkan ponselnya ke telinga.

“Hallo?” Abay menghembuskan nafas lega, saat mendengar suara seseorang di seberang sana, itu artinya Rasya baik-baik saja. Setidaknya ia bisa tenang sekarang. Ia hanya takut, perempuan itu akan melakukan hal yang aneh-aneh, karena Nathan jarang ada di rumah, laki-laki itu pasti sedang bekerja, dan itu artinya perempuan itu sendiri, lamunannya buyar kala mendengar suara Rasya.

“Hallo, siapa?” tanya perempuan itu di sebarang sana, namun ia memilih untuk diam. Sebenarnya ia hanya ingin mendengar suara perempuan itu, biar saja, biar perempuan itu sendiri yang akan memutuskan sambungannya, Abay memilih memejamkan matanya, tanpa mematikan sambungan teleponnya.