Aku menatap langit-langit ruangan kamar. Beruntung sebelumnya ketemu Zeyu dijalan, kalau aja enggak bisa-bisa aku tidur dimana?
Drrrt.. Drrrt.. Drrrt..
Aku mengambil ponsel yang baru saja bergetar di balik bantal. Menampakkan panggilan dari seorang Gou Mingrui, lalu ku jawab.
"Ra,"
"Apa?"
"Lu beneran minggat?"
"Pasti lu tau dari Miya 'kan?"
"Bukan, gua barusan ditelpon mertua--ekh nyokap lu"
"Katanya Laura dimana? Ya gua bilang kagak tau"
"Bilangin aja gue nginep dirumah temen"
"Lah, gua kira lu duduk dipinggir jembatan BHAHAHA"
"Buset ketawa lu bikin speaker hp gue pecah"
"Hp yang malang"
"Kabar nenek lu gimana?"
"Besok udah bisa pulang dari rumah sakit"
"Oh syukurlah. Kapan lu balik ke Chengdu?"
"Lusa, ditinggal sehari aja lu udah kangen"
"Ck kepedean, bye" Aku langsung mematikan sambungan telepon.
Tok tok tok tok.
Terdengar bunyi ketukan dari balik pintu kamar. Aku menghampiri asal suara tersebut dan membuka pintu.
"Telponan sama siapa tengah malam begini?" tanya Zeyu datar.
"Jangan-jangan lu dari tadi disini dengerin percakapan gue ya?"
"Suara lu kedengaran sampe kamar sebelah. Berisik."
"Maap udah bikin tuan rumah keganggu" ucapku, lalu ingin menutup pintu.
Zeyu menahan pintunya dan melangkah masuk ke dalam kamarku.
"Telponan sama siapa hm?"
"Mingrui"
"Ck, dia lagi. Kata penjaga kasir tadi lu pernah bolak-balik supermarket digendong Mingrui"
". . ."
"Jangan terlalu dekat sama dia"
"Lah? emangnya kenapa?"
"Lu udah tau hukumannya 'kan?"
Mendengar itu aku langsung menutup rapat mulutku. Karena teringat dengan bisikannya saat di puncak bianglala.
"Lu cuman milik gua, ingat itu" ucapnya sebelum pergi keluar kamar.
* * *
Aku mengerjapkan mataku saat merasakan berat di pinggangku. Lalu menunduk dan melihat tangan yang memelukku dari samping. Aku menoleh kebelakang, mendapati Zeyu yang masih tertidur.
Palingan mimpi. Aku kembali memejamkan mataku. Tetapi hembusan nafas terasa dibelakang leherku.
Dengan perlahan aku berbalik. Mataku terbelalak melihat Zeyu yang tidur tanpa balutan baju. Aku langsung bangkit dan menapak lengannya.
"LO KENAPA SEKAMAR SAMA GUE!"
Cowok itu membuka matanya, "Ha?"
"Pasti lu macem-macemin gue 'kan!"
"Maksudmu?" tanya Zeyu, aku melempar bantal ke wajahnya.
"Lo kapan masuk kamar gue?!"
"Bukannya ini rumahku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Classmate || Zeyu
Novela JuvenilSatunya menganggap classmate, satunya lagi menganggap soulmate. ya mau bagaimana lagi jika sudah terjebak friendzone. Selalu bersama tetapi bukan pasangan, dan terlalu nyaman hingga sulit untuk berjauhan. Apakah status teman sekelas akan berubah men...