-Badboy Angkasa-

909 88 1
                                    

Biasakan sebelum membaca jangan lupa vote, oh iya! Baca juga chapter sebelumnya ya karna ada sesuatu hihihi. Selamat membaca ayangikk🐻🤎

Pemakaman Melvin sudah selesai dari dua hari yang lalu begitupun dengan kabar bahwa Angkasa tidak masuk sekolah selama 2hari itu. Angkasa terus mengurung dirinya seolah-olah dia lah penyebab kematian Melvin sahabatnya.

Angkasa menatap langit yang saat ini mendung. "Maafin gue, Fin." Ucapnya lalu mengambil sebatang rokok di nakas lalu menghidupkan nya. Pikiran Angkasa kini tertuju pada Abram sejak meninggalnya Melvin orang itu sudah menghilang seperti di telan bumi.

Tok tok tok tok...

"Permisi den, ini makanannya. Den Bara udah gak makan selama dua hari ayo di makan den." Ucap Bi Num sambil membawa nampan berisikan makanan serta air mineral untuk Angkasa.

Angkasa menatap makanan itu dengan tak nafsu. "Gak Bik, Bara gak nafsu"

"Den-,

"Bibik boleh keluar, nanti saya makan!" Ucap Angkasa dengan bahasa formal nya.

"Iya den, bibik keluar ya" Ucap Bi Num lalu melenggang pergi untuk melanjutkan bersih bersihnya.

*******

"Si bos kok dua hari ini gak pernah masuk ya?" Tanya Rival tiba-tiba

Ucup menatap Rival dengan tatapan bengisnya. "Orang kayak gitu masih lo sebut, bos? Mana ada bos yang rela bikin mati temennya sendiri hah?!" Tanya Ucup dengan suara meninggi.

"Cup, ini bukan sepenuhnya salah Bara. Abram yang nembak Melvin" Ucap Rival membenarkan.

"Udah deh, Val. Jangan lo bela-belain Bara"

"Tap-,

"Silakan! Kalo lo mau bela Bara, silakan! Tapi di mata gue tetep Bara yang salah. Bukan Abram!" Cetus Ucup lalu pergi

"Gimana jelasinnya, kalo Bara itu ga salah cup. Mau sampe kapan lo kayak gini sama Bara" Gumam Rival.

"Permisi, di sini ada yang namanya Bulan gak?" Tanya Rival mencari keberadaan sosok yang saat ini dekat dengan Angkasa

"Ada itu dia di pojok" ucap salah satu siswi

Rival menghampiri Bulan yang sedang duduk bengong dengan earphone berwarna oranye yang tersumpal di kedua telinganya.

Rival menepuk pundak Bulan, membuat sang empu terkejut.

"Astaga, kak Rival?! Kaget tau!" Sebal Bulan

"Hehehe, bisa bicara di luar gak?"

"Bisa, emang kenapa? Kayaknya penting banget"

"Makanya ayo ikut gue" ajak Rival lalu menarik tangan Bulan menuju taman sekolah

"Jadi gue mau ngomong, lo gak tau kalo Angkasa gak masuk?"

"Tau kak, sejak kejadian kak Melvin Bulan jadi gak tau kabar Kak Angkasa. Dia gak pernah bales chat Bulan bahkan, les pun dia gak pernah" Ucap Bulan dengan muka penuh khawatir dan juga sayu. Benar, sejak kejadian itu memang Bulan dan Angkasa sudah dekat bahkan waktu itu Angkasa pernah berbicara secara terang-terangan bahwa dia menyukai Bulan. Tetapi, sejak kematian Melvin Angkasa jadi hilang kabar entah kemana.

"Yang sabar ya, Lan. Gue juga ngerti kok bahkan sekarang Ucup aja gak pernah nyangka kalo Angkasa gak salah"

"Kak Ucup sama Kak Angkasa masih berantem?"

"Iya, gue susah buat bikin mereka jadi kayak dulu."

"Gue ada ide, tapi lo harus mau ya" pinta Rival lalu segera berbisik untuk merencanakan sesuatu

"HAH?!

******

Angkasa kini sedang menyiram tanaman di dekat rumahnya. Ia rasa mengurung diri di kamar waktunya jadi terbuang sia-sia mending beberes rumah.

"Den, tumben rajin banget" Ucap salah satu satpam itu.

"Iya pak, mumpung ada waktu senggang" jawab Angkasa sopan.

Angkasa melanjutkan acara menyiramnya selang beberapa menit seorang gadis mungil dengan berpakaian sekolah masih melekat di tubuh mungil gadis itu.

Angkasa mengernyitkan dahinya. "Kok kayak kenal" gumam Angkasa lalu menghampiri gadis itu.

"Hai" sapa gadis itu

"Bulan? Kok lo di sini?"

"Hehehe, cuman mau jenguk kamu aja"

Angkasa tersenyum manis kepada Bulan, sudah dua hari Angkasa tidak memberi kabar pasti gadis ini khawatir. "Yuk masuk dulu" Ajak Angkasa.

Bulan menatap rumah Angkasa tak percaya. Rumah dengan bernuansa putih ini sungguh membuat mata tak berkedip. "Gede banget rumahnya" Ucap Bulan kagum.

"Bukan rumah gue, tapi rumah titipan kakek gue"

"Eh, ini siapa Den?" Tanya Bi Num

"Temen Bara Bik, sekaligus calon istri" Ucap Angkasa dengan kekehan pelan.

Bulan tersenyum kikuk. "Halo Bik, saya Bulan" Ucapnya memperkenalkan diri.
"Bi Num" jawabnya.

"Non Bulan mau bibi buatin apa non?"

"Panggil Bulan aja bik"

"Yaudah Bulan mau bibi buatin apa?"

"Air putih aja bik, kebetulan Bulan lagi haus" ucapnya.

"Yaudah nanti bibik bawain ke ruang tamu ya, Bulan tunggu sebentar aja. Bibi ke dapur dulu" ucap Bi Num lalu melenggang pergi menuju ke dapur

"Yuk!" Ajak Angkasa pada Bulan.

"Cantik bangett" ungkap Bulan saat melihat taman di belakang rumah Angkasa.

Angkasa menatap Bulan seraya tersenyum. "Cantik, kayak lo"

"Jangan ngegombal ya!"

"Btw, lo ngapain ke sini?" Tanya Angkasa yang kini memecah kesunyian

Astaga bulan sampe lupa sama tujuan bulan ke sini. Batin Bulan

"Maaf kalo sebelumnya nanya ini tap-,

"Lo mau tau kan, kalo gue gak pernah sekolah?" Tanya Angkasa lebih dulu.

"N-nggak gitu"

"Gue bakalan kasih tau sekarang"

"Pertama, gue gak sekolah karna gue ngerasa bersalah sama sahabat gue dan anggota Geng gue. Kedua, gue gak sekolah karna glora udh muncul" ucap Angkasa jelas.

"Glora? Glora siapa?"

"Dia...."



Cie di gantungin nihh

Tbc
-author widia

Badboy Angkasa [BERSAMBUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang