-5-

179 18 8
                                    

Happy reading 🖤
.
.
.
_________

Sore ini Asha menyiapkan keperluan untuk kemah di sekolah nya.

"Oke. Udah semuanya"

Asha menggendong tasnya, dan keluar kamar. Dan menaiki motor sport nya.

________

Asha baru saja memasuki halaman SMA Artara, ia memarkirkan motor nya.

"Asha!" Panggil Davina. Asha melihat Davina berlari kecil kearahnya.

"Napa?" Tanya Asha.

"Gak papa, yuk masuk." Ajak Davina.

Mereka masuk ruangan yang sudah disediakan, untuk menaruh tas dan untuk istirahat.

"Guys gue minta perhatian nya sebentar" ucap Davina. Semua pandangan para siswi disana, mengarah pada Davina.

"Kenapa Dav?" Tanya Shilla.

"Jadi gini, gue mau ingetin ke kalian. Nanti kalian jangan banyak ngelamun ya, kalo mau kemana-mana jangan sendiri apalagi kalo udah masuk waktu Maghrib. Karena yang ada  disini bukan cuma siswa dan siswi SMA Artara, tapi ada makhluk lain!" Peringat Davina. Mereka yang paham, langsung mengangguk kan kepala.

"Eh gue mau cerita" ucap Shilla. Karena, belum ada sirine pemberitahuan untuk kumpul di lapangan. Mereka pun duduk.

"Cerita apa shil?" Tanya Asha.

"Gue pernah ngeliat sesuatu disekolah ini" ucap Shilla. Semua siswi yang ada disana duduk diam, dan mendengarkan cerita Shilla.

"Apa?" Tanya Zara.

"Jadi, pas itu gue kan ikut ekskul. Pulang nya jam 5 sore, nah waktu gue mau pulang. Tiba-tiba gue liat ada cewe yang jalan lewat depan ruang seni. Kondisi sekolah itu udah sepi, gak ada orang. Terus gue berusaha acuh sama itu cewe."

"Terus-terus?"

"Nah waktu gue udah mau keluar gerbang, gue merasa ada yang liatin gue dari atas. Gue penasaran, jadi ya udah gue noleh aja. Dan ternyata"

"Gue liat, ada dua orang cewe yang ngeliatin gue dari jendela kelas 11 IPA 2" Jelas Shilla.

"Wajah nya gimana, Shil?" Tanya Davina yang mulai penasaran.

"Yang satu itu wajah nya setengah hancur, yang satunya itu lehernya di Iket sama tali" ucap Shilla.

"Yang wajahnya setengah hancur itu agak bikin mual." Sahut Thea.

Semua pandangan beralih pada Thea.

"Lo pernah liat, Thea?" Tanya Lina. Thea mengangguk.

"Thea, kalo mau ngomong itu jangan disini. Karena ada dia disini" ucap Asha, karena ia melihat kehadiran sosok itu di pojok ruangan dekat pintu.

"Beneran Lo, Asha?" Tanya Thea. Asha mengangguk.

"Lo tau darimana?" Tanya Zara.

"Gue sama Asha punya kelebihan" sahut Davina.

"Oh. Jadi kalian berdua bisa liat mereka?" Tanya Dina. Asha dan Davina mengangguk.

Kringgg.......

Kringgg.....

Kringgg.....

Sirine sudah berbunyi, menandakan bahwa mereka harus berkumpul di lapangan.

Mereka pun berjalan keluar menuju lapangan.
____________

Sekarang adalah saatnya game, dimana setiap regu harus berjalan ke pos yang sudah di tunjukkan. Regu Asha terdiri dari, Asha, Davina, Thea, Dita, dan Lina.

"Siapa pendamping regu kita?" Tanya Lina.

"Gak tau" sahut Davina.

"Untuk regu anggrek di dampingi oleh, kak Raya dan kak Ara."

Asha melihat Raya dan Ara berjalan kearah mereka.

"Regu anggrek" ucap Raya.

"Iya kak" ucap mereka bersamaan.

"Oke. Jadi sebelum semua game dimulai, kita harus membuat yel yel. Yel yel panjang dan yel yel pendek, ada yang punya ide?" Tanya Ara.

"Saya kak" Dita mengangkat tangan.

"Iya. Apa ide yel yel nya?" Tanya Raya.

"Nanti kakak bilang 'regu anggrek' kita jawab 'always kompak' ,gitu gimana kak?" Ucap Dita.

"Bagus. Yel yel pendeknya kita pake itu, next yel yel panjang nya?" Ucap kak Raya.

"Gini aja kak pake lagu" usul Thea.

"Lagu apa?" Tanya kak Ara.

"Lagu balonku ada 5 tapi lirik nya kita ganti"

"Oke bagus"

Mereka melanjutkan kegiatan mereka selanjutnya hingga jam 4 sore.
____________

17.58

Matahari sudah tenggelam digantikan dengan bulan dan bintang. Langit yang tadinya terang, kini sudah mulai gelap.

Asha dan teman-teman sekelasnya, yang perempuan. Sedang berada di kamar mandi untuk membersihkan diri.

Toilet perempuan yang tadinya ramai, kini sudah mulai sepi. Tersisa Asha, Davina, dan beberapa siswi lain nya.

"Astaga!" Thea berteriak sembari menutup telinganya dan berjongkok. Ia menangis ketakutan.

"Thea. Lo kenapa?" Tanya Asha. Ia mengusap bahu Thea, beberapa murid yang ada disana termasuk Davina. Menghampiri Thea.

"T-takut" ucap Thea, ia memeluk Asha dengan erat.

"Ayo kita balik ya" ajak Davina.

"Yang lain, kita balik bareng." Ucap Davina. Mereka mengangguk dan membereskan peralatan dan baju mereka.

"Jangan sampai ada yang tertinggal!" Peringat Asha, ia masih memeluk Thea yang ketakutan.

"Thea tenang ya" ucap Davina.

"Udah?"

"Udah" jawab mereka bersamaan.

"Ayo kalian, jalan duluan"

Mereka berjalan terlebih dahulu. Sedangkan Asha, Davina, dan Thea berjalan di belakang.

Sesampainya di kelas, mereka memasukan barang-barang mereka. Asha, Davina, dan Thea duduk di depan.

"Nih minum dulu Thea" ucap Zara, memberikan sebotol air mineral.

Asha menerima air itu dan membukanya, lalu memberikan nya pada Thea. Thea meminum air itu, dan mulai tenang.

"Udah?" Tanya Davina. Thea mengangguk.

"Lo tadi kenapa, sampe teriak kayak gitu?" Tanya Asha.

"Tadi ada yang bisikin gue," ucap Thea.

"Bisikin apa?" Tanya Zara. Kini semua yang ada disana berkumpul, dan mendengarkan cerita Thea.

"Gue denger suara cewe bilang 'dia tidak menerima aku dan anak ku. Dia membunuh ku.' suara itu lirih, dan sedikit serak" jelas Thea.
___________

Gimana part kali ini?

Merinding?

Coba komen jam berapa kalian baca cerita ini!

Jangan lupa vote, komen
Follow ig:sya_wp dan its_me.denisyaaa



1001 MISTERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang