-24-

65 8 5
                                    

Ga nyangka udah 3k aja nih, btw aku seneng karna sekarang udah banyak yang mulai vote. Thank u guys!

Jangan lupa vote, komen!
Happy reading people 🖤
. . .

06.15

Asha dan Davina baru saja sampai disekolah. Sekolah masih lumayan sepi. Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah, hendak menuju ke kelas Marva dan Farel.

Asha ingin berdamai dengan Farel dan ia akan berusaha menjelaskan pelan pelan. Sebuah kotak makan berisi sandwich kesukaan Farel pun ia bawa.

Sesampainya di depan kelas Farel. Asha dan Davina langsung mengintip ke dalam. Dan benar saja, ada Farel, Marva, Reno, dan Edo yang sedang berkumpul dan bercanda.

"Permisi.." Asha mengetuk pintu tiga kali dan langsung masuk bersama Davina.

Melihat Asha dan Davina, Farel langsung mendatarkan wajahnya.

"Eh.. neng Asha sama neng Davina, pasti mau nyamperin babang Reno." Ucap Reno dengan percaya diri, sedangkan Marva langsung menatap tajam Reno.

"Lo, mau masuk rumah sakit atau tidur di hotel bawah tanah sama malaikat?" Tanya Marva, dengan tatapan tajam.

"Ampun, mas, aku masih suka kamu kok." Ucapnya sembari mengedipkan matanya beberapa kali, dengan wajah yang di imut imutkan.

"Gue tonjok, mampus lo." Reno langsung diam, ia tau bahwa Marva tidak akan main main dengan ucapannya.

Sedangkan Farel, lelaki itu hanya diam dan menatap teman temannya.

Asha menarik nafas dalam-dalam, lalu meletakkan kotak makan di hadapan Farel.

"Nih.." Farel menatap kotak makan itu, lalu menaikkan alisnya seolah bertanya.

"Itu sandwich kesukaan kamu, masa-" ucapan Asha terpotong, saat Farel memberikan kotak makan itu pada Edo.

"Nih, Do, buat lo." Ucapnya.

"Tapi itu dari Asha buat lo, bukan buat gue." Ucap Edo, menyerahkan kembali kotak makannya pada Farel.

Melihat itu, Farel langsung memberikan nya pada Reno dan Marva.

"Nih, buat lo berdua."

"Gak." Jawab mereka bersamaan.

"Yakin, lo gak mau?" Tanya Farel.

"Gue gak mau, Asha masak itu buat lo, jadi ya lo yang makan bukan gue, Marva, ataupun Edo." Ucap Reno.

"Bener." Sahut Marva.

"Oke." Jawaban Farel membuat Asha tersenyum. Asha yakin Farel akan memakannya.

Farel langsung berdiri dari tempat duduk nya lalu berjalan ke depan.

Senyum Asha yang mengembangkan langsung musnah, saat Farel langsung membuang sandwich itu ke tempat sampah.

"Anjing!" Umpat Davina. Ia langsung menghampiri Farel.

Bugh..

Farel mendapatkan Bogeman mentah dari Davina.

"Lo bisa hargain usaha Asha gak? Dia usaha bangun pagi buat nyiapin itu, tapi malah lo buang? Otak lo dimana anjing?!" Marah Davina. Asha langsung menarik Davina.

"Dav, udah." Ia mencoba menenangkan Davina.

"Buat apa gue hargain cewek yang percaya sama cerita setan? Bahkan, sampe kakek gue di jelekin, ada bukti apa emang?" Ucap Farel santai.

"Gue kira baik, ternyata...ya gitulah ya."

"Farel, aku udah bilang, kamu mau percaya atau nggak itu terserah kamu, tapi emang itu adanya." Ucap Asha sembari tersenyum paksa.

"Dan masalah sandwich itu, terserah kamu mau makan atau nggak. Tapi perlu kamu tau, aku bangun pagi pagi buat kamu. Permisi." Asha langsung pergi dari kelas itu, diikuti oleh Davina.

Marva, Edo, dan Reno langsung menghampiri Farel yang masih terdiam.

"Gue gak nyangka, Lo bakal lakuin itu. Gue kira lo itu baik, dan bisa menghargai cewek lo, tapi gue salah." Ucap Reno kecewa dengan sikap Farel terhadap Asha.

"Cewek sebaik Asha lo perlakuin kayak gitu, gue yakin banyak yang akan mencoba buat deketin Asha. Termasuk gue." Sahut Edo, mereka berdua langsung keluar kelas.

Kini tersisa Marva dan Farel di dalam kelas.

"Gue saranin, jangan terlalu kasar." Ucap Marva.

"Tapi-"

"Gue tau, tapi jangan terlalu kasar itu bisa nyakitin dia. Dan ayo segera kita selesaikan ini."

🍁🍁🍁

"Dapina kayak monyet,"

"Asha nangis mulu, Farel kayak anjing,"

"Besok Farel mati, tekdung.. tekdung.. tekdung.. tralala.." nyanyi Lala dengan nada burung kakaktua.

"Diem, gak lo!" Sentak Davina.

"Ya ampun, Lala cantik di bentak, kit heart shayang.."  ucap Lala dengan nada di buat buat.

"Besok awas aja kalo lo, ke kamar gue buat nonton azab lagj, gue tendang lo." Ancam Davina.

Memang, Lala lebih suka ke kamar Davina untuk menonton film azab di sebuah Chanel TV. Tak heran jika kelakuannya terkadang membuat Davina ingin menendang hantu kecil itu.

"Gal-" ucapan Lala terpotong saat tatapan tajam Asha keluar.

"Hehe, maap." Setelah itu, Lala langsung menghilang.

"Sialan, emang tu setan bocil." Ucap Davina.

"Udah ya, Lo jangan nangis lagi. Ngapain lo, nangisin cowo kayak gitu."

"Tapi, Lo tau sendiri kan ceritanya? Gue gak bohong, apalagi sampe jelekkin kakeknya Farel."

"Iya, gue juga tau kok, bahkan gue juga denger sendiri,"

*Sekarang jangan nangis lagi ya? Kita harus ungkap kebenaran. Memang terkadang kita harus di tinggal kan orang lain hanya untuk kebenaran itu." Ucapnya.

Asha tersenyum tipis, lalu memeluk Davina.

Tanpa mereka sadari ada seseorang dan satu sosok perempuan yang mengintip mereka.

"Aku akan bantu kalian."

"Maaf, karna aku dan dia, kalian harus di benci. Tapi ternyata dia berusahalah membantu kalian."

🍁🍁🍁

HAI GUYS! JADI GIMANA PART INI?

HADUH MAKIN BANYAK ADA MISTERINYA, SEMOGA KALIAN GA BOSEN DAN TERUSLAH MENEBAK!

Untuk yang mau ngelunjak saya persilahkan ngelunjak dikomen! -->

Mulai Minggu depan, aku akan up 2x. Sesuai saran salah satu readers.

Up hari: Selasa, jam 20.00
             Kamis, jam 20.00
JANGAN LUPA YA!

Follow ig: sya_wp untuk tau spoiler tipis tipis ya kan.
Its_me.denisyaaa untuk kenal author lebih dekat, karna sesuai kata pepatah "tak kenal maka tak sayang."

AYO VOTE, DAN KOMEN BIAR AUTHOR SEMANGAT UPNYA!

1001 MISTERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang