22. Hari baru.

356 112 13
                                    

Liat poto ini, tuh, jadi berasa punya boyfriend material (〒﹏〒)°°°haPpy ReadiNg!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liat poto ini, tuh, jadi berasa punya boyfriend material (〒﹏〒)
°
°
°
haPpy ReadiNg!!!

*****

Pemakaman selesai sore hari, tapi Sohyun dan ibunya memutuskan untuk pulang lebih malam dari rumah duka.

Bu dedeh sudah pulang sejak tadi. Kini rumahnya yang sepi semakin terasa hampa.

Sohyun masuk ke kamarnya, ia duduk di kursi meja belajar sambil menatap bingkai kecil diatas nakas yang berisi foto nya bersama sang ayah.

"Janji, ya, sama aku. Jangan sedih."

Sohyun menepati janjinya pada Hyunsuk, ia sudah tidak sedih lagi. Tapi tiba-tiba sesuatu membuatnya termenung, "Bunda lagi apa, ya?"

Nara duduk diatas ranjangnya. Ia membalik setiap lembar halaman album kenangan mendiang suaminya.

Sesekali ia tersenyum ketika mengingat momen-momen menyenangkan bersama keluarga kecilnya itu. Tiba pada lembaran akhir, Nara pun menutup album tersebut.

Matanya yang sembab kembali dipenuhi air mata. Perempuan itu mengepalkan kedua tangannya. Andai jika saja ia sedikit lebih berusaha, andai kan ia tidak mengenal kata menyerah, apa suaminya masih bisa diselamatkan? Apa keluarga kecilnya akan kembali?

Nara menangis dalam diam bersamaan dengan penyesalan dan rasa bersalah yang semakin menghantuinya.

"Bunda jangan sedih."

Perempuan itu lekas membulatkan matanya, ia terkejut ketika mendapati Sohyun sedang memeluknya dari belakang.

Gadis itu melingkari kedua tangannya di pinggang sang ibu, "Bunda jangan nangis. Bunda udah jadi istri yang hebat sekaligus ibu yang terbaik, kok. Maafin Sohyun yang selalu bersikap egois ini."

"Sohyun ..." Tangisan Nara pecah, ia menoleh, "Maafin bunda, ya. Bunda, bunda—"

Sohyun menyeka air mata Nara, "Bunda ga perlu minta maaf. Bunda ga perlu nangis, Bunda ga perlu sedih. Ayah udah bahagia, kok, di sana.

"Hyunsuk bilang; apa yang kita rasain pasti bisa dirasain juga sama orang yang disayang. Kalo kita bahagia, ayah juga pasti bahagia. Kalo kita sedih ayah juga pasti ikutan sedih. Makanya, bunda ... berhenti ngerasa bersalah. Ayo kita mulai hari baru."

"Sejak kapan kamu jadi sedewasa ini?" Tanya Nara penuh bangga, "Andai ayah kamu ada disini, bunda yakin dia pasti langsung nyalain kamera."

"Iyah. Ayah, kan, narsis."

Nara tersenyum melihat Sohyun yangs udah mulai pandai mengekspresikan Kata-katanya. "Bunda sayang Sohyun."

I LOVE YOU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang