28. Janji.

293 89 13
                                    

Jangan lupa follow akun pingthor ya xixixxix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow akun pingthor ya xixixxix

°
°
°
Selamat baca^^

*****

Ujian hari pertama sesi pertama sudah selesai. Pak kim yang bertugas sebagai pengawas kelas 2-3 keluar dari kelas untuk mengambil soal selanjutnya, beliau berpesan, "Jangan berisik."

Semua anak mengangguk nurut, tapi tidak sampai 5 menit kebisingan pun sudah terjadi.

Di barisan bangku depan masih ada beberapa anak yang belajar, membuka buku catatannya.

Di barisan tengah diisi dengan beberapa anak yang suka makan dan mencicipi beberapa cemilan.

Sedangkan di barisan belakang ada squad hyunsuk dan beberapa anak lain yang sedang mengobrol atau sekadar bermain ponsel dengan temannya.

"Hadiah nya bagus, kan?" Tanya Jaehyuk merasa bangga sudah membeli kan Hyunsuk stik PS.

Laki-laki itu mengangguk malas, temannya ini benar-benar sedikitpun tidak merasa bersalah setelah membuat kekacauan dirumahnya kemarin. Asal tau saja, semenjak kejadian itu Hyunsuk jadi sering terpeleset diruang tamunya.

"Abis ujian ini selesai kita ngapain, ya?" Tanya Jihoon merasa bingung,

"Oh, gua tau." Tiba-tiba Junkyu menjentikkan jarinya, baru saja mendapatkan ide, "Gimana kalo kita bikin film, aja? Gua jadi pemeran utamanya, lo semua jadi babunya. Gimana? Asik, kan?"

Jihoon mencibir, "Lo kalo mau ditonjok ga usah ngasih kode, Jun."

"Ngelawak doang, elah." Dengus Junkyu lalu menoleh, "Lo abis ujian mau ngapain, cuk?"

Hyunsuk berpikir sejenak lalu menjawab, "nembak Sohyun."

"Serius?" tanya Jihoon heran, lupa kalau mereka berdua belum balikan.

"Lo mau nembak gimana? Dateng ketengah lapang waktu anak kelas 2-1 lagi olahraga?" Jaehyuk terkekeh, "jadi bernostalgia gua."

"Ga gitu juga, lah." Desis Hyunsuk, "Gua cuma janji aja sama diri gua sendiri, kalo di ujian kali ini peringkat gua masuk 20 besar gua bakal jadi pacarnya Sohyun lagi."

Jihoon bergidik, "Sohyun tau kalo lo buat janji kayak gitu?" Tanya nya.

Hyunsuk menggeleng polos.

"Hadeh ... Suka-suka lo, deh." kata Jihoon malas frustasi.

*****

Tring!

Bel pulang akhirnya berbunyi, membuat semua murid girang tak karuan.

Hyunsuk berjalan santai kearah kelas 2-1, hari ini ia akan pulang bersama Sohyun.

Laki-laki itu menilik dari ambang pintu kelas, mendapati Sohyun sedang mengobrol bersama ... Bang Yedam.

"Ngapain berdiri disitu? Lagi simulasi mau jadi satpam, ya?" Tanya Chaeyeon rada sarkas.

Hyunsuk menghela nafas, malas berdebat, "Sohyun ada di dalem, tolong panggilan dong." pintanya lirih.

"Panggil, lah, sendiri. Mulut lo ga lagi sariawan, kan?"

Hyunsuk menghela nafas lagi, "ya, udah kalo ga mau." Katanya membuang pandangan.

"Sohyun! Ada yang nyariin, nih! Cowok, tapi mukanya rada tengil!" teriak Chaeyeon tiba-tiba lalu pergi meninggalkan kelas.

Mendengar itu Hyunsuk hanya bisa membatin, bener-bener tidak habis pikir. Bagaimana Sohyun bisa akrab dengannya? Hyunsuk bertanya-tanya sampai lupa kalo sifat ketiga temannya lebih parah.

"Hai!" Sapa gadis yang kini sudah berdiri dihadapannya, "jadi mau mampir ke perpus buat minjem buku, kan?" tanya nya.

Hyunsuk mengangguk datar, "kamu udah selesai ngobrolnya?"

"Udah, kok. Tadi cuma bahas soal pelajaran," Sohyun tersenyum hangat, "jangan cemburu."

Hyunsuk sedikit tercekat, ia membuang pandangan, merasa sudah tertangkap basah.

"Kamu mau minjem buku apa?" Tanya Sohyun ketika mereka berdua sampai di perpus.

Hyunsuk yang sejak tadi masih mencari buku menoleh, "kisi-kisi soal ujian sekolah."

"Bukannya udah ada, ya, yang punya aku. Yang kamu pinjem minggu lalu."

"Yang itu udah tamat. Udah selesai aku pelajari semuanya dari kemaren." kata Hyunsuk kemudian berhasil menemukan apa yang dicari, "buku kamu udah pada habis sama aku dipimjem semua, makanya aku minta anterin ke perpus."

"Aneh." Gumam Sohyun, "kenapa mendadak pengen banget masuk 20 besar? Tanpa bantuan aku lagi."

Hyunsuk berfikir menatap langit-langit perpus, "ga pa-pa, cuma mau nantang diri aja."

"Nantang diri gimana?" Sohyun masih tidak mengerti.

"Iya, nantang diri. Minggu lalu aku bikin janji sama diri aku sendiri, kalo nanti masuk peringkat 20 besar aku bakalan jadi pacar kamu."

"Kok gitu, engga ngomong dulu sama aku? Harusnya, kan, janjinya sama aku." Protes Sohyun.

Hyunsuk nyengir, "Soalnya kalo kita janji ke orang itu entar jadinya hutang. Aku takut nanti ga bisa lunasin nya, makanya janji ke diri sendiri aja biar dijadiin sekadar motivasi."

"Iya, deh, terserah kamu." Sohyun menghela nafas berusaha mengerti, "tapi kamu janjinya aneh, masa kalo masuk 20 besar jadi pacar aku."

"Emang harusnya gimana?"

"Ya, itu, kan harusnya aku yang ngomong."

"Ya, udah ganti. Nanti kalo masuk 20 besar aku bakal nembak Ji Sohyun." Kata Hyunsuk enteng seakan-akan orang yang dimaksud tidak ada dihadapan nya.

Sohyun lagi-lagi hanya bisa menghela nafas, merasa malu sekaligus jantung nya jadi berdebar tak karuan.

Hari sudah mulai sore, jam dilayar ponsel menunjukan pukul 4. Bis berhenti disebuah halte, menurunkan beberapa penumpang.

"Oh, iya. Aku ada kado buat kamu." Kata Sohyun mengeluarkan kotak kecil dari dalam tasnya, "tadinya mau aku kasih kemaren, tapi mood sama suana kamu kayak ga pas, gitu. Jadi sekarang aja, deh. Lagian, kamu juga ultah nya, hari ini, kan."

Hyunsuk mengangguk, membuka kotak kecil tersebut dan mendapati sebuah jam tangan sport berwarna hitam dengan beberapa warna biru di bagian tengah.

"Cowok yang pake jam tangan itu keren, tapi cowok yang tau waktu itu jauh lebih keren."

Laki-laki itu menoleh, mendapati Sohyun tengah tersenyum manis padanya, "selamat ulang tahun, uncuk."

Sungguh jika saja ia tidak ingat sedang berada ditempat umum, detik ini juga Hyunsuk ingin berteriak,

AKU CINTA KAMU, SOHYUN!


*****

Baper ga? Baper, lah, masa engga. Aku mikir keras tau buat bikin chapter ini huhuhu ಥ‿ಥ

ANW, jangan lupa votmen nya ya, biar tambah semangat, sekian terima Hyunsuk^^

See u n love u all❤️🐧

I LOVE YOU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang