24. Dia.

329 107 5
                                    

jadi berasa punya boyfriend material༎ຶ‿༎ຶ°°°Selamat baca semua!:-)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jadi berasa punya boyfriend material༎ຶ‿༎ຶ
°
°
°
Selamat baca semua!:-)

*****

Semua piring-piring dan beberapa peralatan rumah tangga berserakan di lantai rumahnya. Soodam hanya bisa menatap nanar ayah dan ibunya yang sedang bertengkar.

Soodam memang terlahir dari keluarga kaya raya. Tapi itu tidak menjamin kebahagiaan nya.

"Percuma wajah kamu cantik, kalo otak kamu ga bisa bersaing sama yang lain!"

"Ga usah bawa-bawa anak saya! Kenapa kamu pulang kesini!? Cuma bisa bikin rusak suana aja, udah balik sana kerumah istri kedua kamu!"

Malas mendengar pertikaian kedua orang tuanya, Soodam akhirnya memutuskan berangkat sekolah. Ia memilih tidak pamit pada siapapun.

Didalam mobil, Soodam termenung ia tersadar sudah tidak memiliki satu pun teman di sekolah. Semua orang hanya mendekatinya ketika butuh. Ditambah dengan temperamen nya yang sedikit buruk. Suka melampiaskan kemarahannya pada orang lain.

Itu sebabnya Soodam dicap sebagai pembully. Terkadang ia berfikir, untuk apa sekolah. Tadi sedetik kemudian ia menjawab, bertemu Hyunsuk.

Gadis itu sampai disekolah, ia keluar dari mobil pribadinya. Disamping, ia melihat seorang anak perempuan dari kelas 1.

"Bawain tas gua!" titahnya pada anak yang memakai kacamata tersebut.

Soodam kembali melanjutkan langkah, gadis itu menatap ke depan tak jauh dari pintu masuk sekolah. Ia melihat Sohyun dan teman-temannya sedang asik berbincang.

"Benar-benar ga adil." Gerutunya dengan kedua tangan yang terkepal.

Masih ada beberapa waktu sebelum bel masuk berbunyi, Sohyun memutuskan untuk mencuci tangannya di toilet.

"Tumben lo masuk, engga bolos lagi?"

Sohyun menoleh. Mendapati Soodam sudah berdiri diambang pintu dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada.

Gadis itu malas menggubris omongan kakak kelasnya, ia pun kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Belagu banget, sih. Sok jual mahal dasar."

Jeda sesaat, "Enak, ya, jadi lo. Udah kaya, pinter, punya temen, punya pacar lagi. Hidup lo pasti bahagia terus."

Lenggang sejenak, "Kasih tutorialnya dong."

Sohyun mematikan keran air, ia menoleh, "Kak Soodam, ngaca, gih." Katanya sedikit melirik kearah cermin yang ada diatas westafel, "Liat diri kakak kayak apa, dan kalo kakak punya waktu, liat juga hati kakak kayak apa."

Soodam menurunkan tangannya yang dilipat, sebuah perasaan marah, malu, kesal, dan sedih semua bercampur menjadi satu ketika mendengar kata-kata itu.

I LOVE YOU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang