karpet

225 41 1
                                    






Minhee terlentang dengan perut besarnya dikarpet kamar. Menatapi atap kamarnya, ia ingin duduk dijendela menikmati pemandangan siang yang sejuk. Tapi ingat larangan sang alpha, yang ada betulan didiamkan.


"Hei, bagaimana keadaan kalian? Terimakasih sudah baik pada mama"


Pucuk perutnya diusap lembut. Sesekali minhee akan meringis karena anak-anaknya merespon dengan tendangan.


Minhee memang tak mengalami kendala berarti saat hamil. Makanya ia sering berterimakasih pada si kembar yang masih berada pada perutnya.


"Jika betul menurut prediksi dokter, kalian akan keluar dua minggu lagi. Mama bahagia"


Bunyi pintu diketuk membuat minhee mau tak mau bangkit. Ia meringis sebentar memegangi perut bawahnya.


"Siang tuan, ini pesanan anda"


"Terimakasih"


"Saya pamit-"


"Ya, dongyeon-a"


"Kenapa tuan? Ada yang bisa saya bantu lagi?"


"Apa yunseong masih lama?"


"Sekitar tiga jam lagi, mau titip salam?"
Asisten yunseong itu melempar senyum, memang menggemaskan hubungan bosnya dengan sang istri.


"Tidak, aku akan menunggunya pulang"


"Baik"


Minhee menutup pintu. Membuka karton berisi minuman dan makanan ringan yang ia ingin, juga satu paket bahan merajut.


Sambil menunggu yunseong, ia ingin melakukan apa yang pernah menjadi hobinya. Siapa tahu bisa jadi topi untuk sikembar.






















"Yunseong, topinya cuma jadi satu"


"Besok saja lanjutnya ya, sayang"


"Pasti anak kita satunya mengatai mamanya pilih kasih. Jadi hanya satu huhu"


"Tidak, anak kita didalam mengobrol. 'Kenapa mama sangat menggemaskan, papa punya 3 bayi nanti' "


"Sungguh?"


Pipi tembam minhee ditarik lalu yunseong membubuhi wajah cantik minhee dengan kecupan ringannya.


"Tentu saja"


"Sekarang aku sangat gemuk, seperti monster"


"Tidak sayang, kau makin membuatku gemas"


Minhee hanya tersenyum dengan pipi merah mudanya. Ia memainkan jemari alhpanya yang sejak tadi digenggam.


"Keluar? Kita makan malam"


"Disini saja"


"He?"


"Aku ingin makan disini, dikarpet"


"Sejak siang kau betah sekali dibawah. Kau bisa pegal-pegal"


"Aku sedang ingin"


"Baiklah, aku pesan ke pelayan dulu ya, biar diantarkan nanti. Ada tambahan?"


"Tidak, menu seperti biasanya saja"


Yunseong mengangguk, mengusak kepala istrinya lalu keluar dari kamar.








.





Pporappippam | Hwangmini (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang