Vonis [ 44 ]

67 10 5
                                    

- DIFFERENT -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- DIFFERENT -


Kini Hyunsuk sedang duduk, menunggu Papa Kyuhyun datang.

Hyunsuk sedang ada dikantor polisi, lagi-lagi dia berhadapan dengan Pak Suho. Ia polisi yang paling terpercaya dikota Daegu, kabarnya ia sedang dinas ke Seoul untuk sekolah kepolisian.

Ia cukup dekat dengan Hyunsuk, beliau adalah suami dari Tantenya.

"Hyunsuk?" sapa Papa dan menepuk pelan bahu Hyunsuk.

Hyunsuk tersenyum dan mengangguk. Astaga, dia gugup sekali.

"Selamat siang, Pak" sapa Pak Suho.

"Om, katanya Pak Suho ingin menyampaikan perkembangan dari sang pelaku" basa-basi Hyunsuk.

Mata Papa berbinar. Mengalihkan pandangannya ke Pak Suho dan memastikan.

"Iya, Pak. Pihak kami sudah menemukan jasad dari pengendara taksi online tersebut" Pak Suho mengeluarkan beberapa surat dokter, kartu identitas pelaku dan kartu pengenal dari perusahaan taksi online.

"Jasad? Pelakunya itu supir taksi?" Papa mengerutkan alisnya.

"Ya, Pak. Pelaku sudah ditemukan dalam keadaan banyak luka bakar dan pembulu darah pada otaknya sudah pecah" jelas Pak Suho.

Ia menunjukkan surat yang menyatakan ada pembulu darah yang pecah pada bagian kepala sang pelaku. Dan menyatakan ia sudah tidak bernyawa.

"Astaghfirullah, lalu bagaimana jasadnya?" Papa membaca detail surat vonis dokter tersebut.

"Jasad pelaku sudah dikembalikan pada keluarga. Sekarang keputusan kami semua ada dibapak" Pak Suho tersenyum.

"Pihak keluarga pelaku diberi denda atau pihak keluarga bapak mencabut gugatan dari sang pelaku?"

Mendengar pertanyaan itu, emosi Hyunsuk meningkat.

"Diberi denda saja, Pak. Pelaku sudah melakukan tabrak lari, itu melanggar hukum!" tegas Hyunsuk.

"Sudah, Suk. Mohon maaf, Pak. Akan saya pertimbangkan. Terimakasih sudah memberikan informasi terhadap perkembangan dari sang pelaku" Papa berdiri dan membungkuk sebagai tanda terimakasih.

Papa dan Pak Suho berjabat tangan.

"Terimakasih banyak, Pak" ucap Pak Suho.

Mau tidak mau, Hyunsuk ikut berdiri dan membungkuk. Berterimakasih dan tersenyum pada Pak Suho.

Mereka berdua pamit dan keluar dari kantor polisi tersebut.

"Om, mau ke taman koperasi ga? Hyunsuk mau ngomong, sekalian mempertimbangkan soal tadi" ajak Hyunsuk.

"Boleh, Om mau beli minuman juga" Papa tersenyum dan mengikuti Hyunsuk.

Taman koperasi dikantor polisi ini memang indah sekali. Ada beberapa ramyeon dan daging panggang disana.

Papa dan Hyunsuk membeli ice coffee dan beberapa roti hangat.

"Om" Hyunsuk mendengus.

Papa menoleh.

"Bagaimana kalau kita memberi denda kepada pihak pelaku? Bilaperlu, vonis tambahan untuk keluarga pelaku"


■■■


Mama Diana menunggu namanya dipanggil untuk mengambil hasil perkembangan dari kondisi Hani.

"Nyonya Nadiana! Panggilan untuk Nyonya Nadiana"

Saat mendengar namanya dipanggil, Mama bergegas masuk keruangan dokter yang serba Biru-Putih itu.

"Bagaimana perkembangan ananda Choi Hani?" tanya Mama.

Dokter dengan rambut rapi sebahu dan ber-name tag "Ariana Kim" itu menghela nafas pelan.

"Hani baik suplemen nya, ya?" tanya dokter.

"Iya, dok. Suster Na melakukan yang terbaik untuk anak saya" jelas Mama.

"Bagaimana untuk perkembangannya?" lanjutnya.

"Hani memiliki PTSD"

Mama mengerutkan alisnya.

"Post Traumatic Stress Disolder"

"Salah satu trauma yang diakibatkan oleh kecelakaan, aliran darah pada otaknya mengalami panic attack karna kejadiannya begitu cepat dan mengakibatkan ada pembengkakan pada otaknya" jelas dokter sambil menulis sesuatu pada kertas putih didepannya.

Mama terkejut. Mama tidak bisa berkata-kata apapun selain ber-istighfar didalam hatinya.

"Mukjizat Tuhan, hanya pembengkakan kecil pada otaknya. Selama 7 tahun praktek, baru kali ini saya memiliki pasien seperti Hani" Dokter sedikit menenangkan Mama.

"Ibu tidak usah khawatir, trauma ini juga wajar dialami semua korban kecelakaan seperti Hani"

"Terpental sejauh 3 meter itu sangat sangat jauh dan membahayakan. Dua pasien saya 3 tahun lalu mengalami hal yang sama"

"Satunya pemuda berusia dua puluh tahun-an dan satunya mahasiswi berusia delapan belas tahun. Dua-duanya mengalami pembengkakan hebat, dan pecahnya pembuluh darah pada otaknya"

"Mereka sama-sama meninggal dunia setelah dilarikan kerumah sakit ini"

Tuk tuk tck!

Timbul suara jendela kiri ruangan.

Kain yang menyelimuti jendela bergerak seperti ada yang menggerakkannya.

"Bajingan!" keluh orang dibalik ruang tersebut.













































- DIFFERENT -

Joon udah bilang mau rest kann? hehe.
PTS + banyak kegiatan, jadi kalo malam diusahain buat istirahat. Keep healthy semua!
Ga greget tap logo bintang?

Click ☆ and comment juseyoo-!

DIFFERENT • ft. Choi Hyunsuk ✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang