"Kau siapa?" tanya Shinichi.
"Aku Mouri Ran. Aku datang membawakan sarapan untukmu," ujar Ran seraya menunjukkan tentengan bawaannya.
"Kenapa kau repot-repot membawakan sarapan untukku?" tanya Shinichi lagi.
Wajah Ran memerah, "Karena... Karena kita dekat..."
"Sedekat apa?"
"Kita... Kita berkencan..."
"Pacaran maksudmu?"
"Eh" Ran mengangguk.
"Maaf, aku tidak ingat," kata Shinichi datar.
"Tidak apa-apa, aku mengerti. Aku bantu siapkan sarapannya ya,"
"Tidak perlu, terima kasih. Aku ingin sendiri,"
"Eh?" Ran mengerjap bingung.
"Tolong tinggalkan aku,"
"Shin-Chan," Yukiko mendadak masuk dan menegur pelan, "Ran-Chan hanya membawakan sarapan untukmu, kenapa kau mengusirnya?"
"Aku tak memintanya. Lagi pula aku juga sama sekali tak ingat apapun tentangnya,"
"Dia temanmu sejak kecil," Yukiko mengingatkan.
Shinichi membuang muka ke arah jendela, "Shiho mana?"
"Eh?" Yukiko mengerjap.
"Aku tak ingat siapa-siapa kecuali Shiho. Aku mau Shiho. Aku hanya bisa percaya padanya," kata Shinichi tegas.
Yusaku diam-diam mengambil HP nya seraya keluar dari kamar untuk menghubungi Shiho.
"Shin-Chan..." Yukiko merajuk.
"Aku tidak mau makan kalau tidak ada Shiho," Shinichi bersikeras.
Mata Ran tampak berkaca-kaca.
"Lihat perbuatanmu! Kau telah melukai Ran-Chan,"
"Lalu apa kalian mengerti perasaanku?!" suara Shinichi meninggi, "Aku tidak ingat apa-apa! Tapi aku dipaksa begini dan begitu! Aku hanya tahu Shiho dalam bahaya!"
"Shinichi!"
"Tidak apa-apa Yukiko-San. Aku baik-baik saja," Ran melerai.
Shinichi mencengkram dahinya, kepalanya mulai berdenyut, "Tinggalkan aku sendiri,"
"Kau sakit? Apa mau dipanggilkan dokter?" tawar Ran.
"Selain Shiho, aku hanya ingin sendiri!"
"Shiho di sini," Yusaku mendadak masuk seraya merangkul Shiho yang baru datang.
Mata Shinichi tampak cerah, "Shiho,"
Shiho menatap Yusaku tampak ragu, namun Yusaku mengangguk. Shiho akhirnya menghampiri Shinichi di pembaringan. Setelah berada dalam jangkauan, Shinichi meraih pergelangan tangan Shiho hingga Shiho terduduk di tepi ranjangnya.
"Temani aku Shiho, jangan pergi lagi," pinta Shinichi.
Shiho memandang Yusaku, Yukiko dan Ran. Bingung, tidak tahu harus bagaimana.
Yusaku dan Yukiko mengangguk, meminta Shiho menuruti maunya Shinichi. Ran terpaksa harus menahan rasa cemburunya.
"E-eh..." Shiho mengangguk, "Aku akan menemanimu di sini,"
Mata Shinichi menyipit, "Kau masih suka begadang ya? Matamu masih seperti Putri Setan Mengantuk,"
Shiho mengerjap, "Kau ingat aku suka begadang? Kau ingat suka mengejekku Putri Setan Mengantuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory Lost
FanfictionFF versi ini masih terinspirasi dari drama China Autumn Concerto, bahkan mungkin ini lebih mendekati versi asli dramanya, tapi tetap Pipi Tembam sesuaikan dengan kondisi DC Selamat menikmati! Selamat baperan! Selamat berakhir pekan! Semoga kita semu...