Shinichi dan Shiho menikmati sisa liburan dengan berjalan-jalan di sekitar kota Hokkaido. Membeli pernak-pernik lucu dan oleh-oleh. Memasuki kuil-kuil untuk berdoa bersama.
"Setelah melewati cobaan, bahagia selamanya," kata Shinichi yang membaca secarik kertas ramalan. Hasil ramalan akan masa depan hubungannya dan Shiho.
Shiho terkekeh geli, "Kau detektif percaya itu?"
"Kau sendiri ilmuwan percaya tidak?" Shinichi balas tanya.
Shiho mengangkat bahu, "Entahlah, kurasa buat menyenangkan diri, cukuplah,"
"Akan kusimpan di dompetku," ujar Shinichi seraya melipat kertas itu menjadi kecil sekali dan menaruhnya di selipan dompet yang dalam supaya tidak hilang.
Mereka kemudian memasuki sebuah gereja tua yang sepi.
"Miyano Shiho, bersediakah kau menjadi istri Kudo Shinichi, mendampinginya disaat susah dan senang, sehat maupun sakit?" tanya Shinichi seraya berdiri di depan altar dan mengulurkan tangannya pada Shiho.
Shiho tersenyum sambil menyambut uluran tangan itu, "Aku bersedia,"
Shinichi menariknya dan memeluk pinggangnya, "Giliran kau yang bertanya,"
"Kudo Shinichi, bersediakah kau menjadi suami Miyano Shiho, mendampinginya disaat susah dan senang, sehat maupun sakit?" tanya Shiho.
"Aku bersedia," sahut Shinichi, lalu menambahkan, "Dengan ini, kita resmi menjadi suami istri," kemudian mereka berciuman.
***
"Kudo-Kun, ayo bangun! Sudah siang, katanya mau jalan-jalan!" Shiho membangunkan Shinichi esok paginya.
"Hai hai..." sahut Shinichi yang masih mengantuk.
"Sarapannya sudah tersedia,"
"Sarapan apa?"
"Rumput laut, telur dan salmon,"
"Ah tidak mau,"
"Eh? Kau mau yang lain? Biar kupesankan,"
"Tidak. Aku maunya sarapan dirimu," kata Shinichi usil seraya meraih pergelangan tangan Shiho.
"Eh? Aku bukan salmon!"
"Tapi kau lebih enak dari salmon!" ujar Shinichi terkekeh seraya menarik Shiho ke dalam selimut dan membuka simpulan kimononya.
"Kan baru semalam!"
"Pagi ini belum!"
"Echi!"
"Aku akan bercinta denganmu sampai kau berhenti memanggil Kudo!" Shinichi meraup bibir Shiho dengan bibirnya.
Mereka jalan-jalan lagi hari itu. Kini mereka ke salah satu studio foto di kota Hokkaido. Shinichi dan Shiho memakai kimono Jepang. Shinichi terpukau melihat Shiho dalam balutan kimono berwarna pink lembut, seperti boneka cantik. Mereka mengambil foto banyak sekali. Fotografernya juga sangat bersemangat karena mereka begitu serasi.
"Selesai!" kata Shiho ketika sore harinya mereka telah kembali ke ryokan.
Shiho baru saja mengcopy semua foto-foto mereka selama di Hokkaido ke sebuah memory card. Lalu Shiho mengeluarkan gelang kulit dari tasnya. Ia menyelipkan memory card tersebut ke bagian dalam gelang kulit tersebut dengan aman. Kemudian memakaikannya ke tangan Shinichi.
"Eh? Ini kah yang kau maksud? Cara yang bagus untuk menyimpan kenangan?"
"Eh," Shiho mengangguk, "Aku sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari. Sedang menjadi trend di kalangan pasangan. Gelang itu terbuat dari kulit asli, tidak mudah rusak, tahan debu dan air. Kantung penyimpan memory cardnya juga sangat ketat dan aman. Dengan begini lebih mudah kau bawa-bawa dan bagus juga sebagai aksesoris,"
Shinichi memandang cerah gelang tersebut, "Memang ide yang cerdas Shiho. Ini lebih baik daripada simpan di HP apalagi cetak album,"
"Uhm," Shiho mengangguk senang.
"Aku juga ada sesuatu," ujar Shinichi seraya mengeluarkan dua buah gantungan ponsel berbentuk koin yang tengahnya berlubang dan terdapat simpulan cantik dengan tali berwarna merah. Ia memakaikan salah satunya ke ponsel Shiho dan satu lagi ke ponselnya sendiri.
"Eh? Sepasang?"
"Benar, talinya merah seperti benang jodoh," Shinichi terkikik, "Begitu kata penjualnya,"
"Termakan iklan," ejek Shiho.
Shinichi mendadak berdiri, "Ayo,"
"Ke mana?"
"Mandi," Shinichi meraih Shiho dalam gendongannya.
"Eh?!"
Mereka berendam bersama di dalam onsen, lalu bercinta di kolam air panas tersebut. Kemudian Shinichi menggendongnya ke futon dan bercinta lagi. Hari ini adalah hari terakhir liburan. Shinichi dan Shiho tampak tidak ingin menyia-nyiakan waktu barang sedetikpun. Mereka bercinta sampai puas seakan tak ada hari esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory Lost
FanfictionFF versi ini masih terinspirasi dari drama China Autumn Concerto, bahkan mungkin ini lebih mendekati versi asli dramanya, tapi tetap Pipi Tembam sesuaikan dengan kondisi DC Selamat menikmati! Selamat baperan! Selamat berakhir pekan! Semoga kita semu...