Chapter 12

1.2K 108 5
                                    


"Kau yakin mau sekolah?" tanya Shiho ketika mengantar putranya sampai gerbang sekolah.

"Uhm," Yuichi mengangguk mantap.

"Tidak takut?"

"Tidak," kata Yuichi, "Aku kan murid Holmes!"

Shiho mengusap-usap kepala putranya, "Nanti okasan jemput lagi, tunggu saja bersama Sensei kalau okasan telat datang ya,"

"Hai..." sahut Yuichi manis.

"Ohayo," terdengar sebuah suara lain.

Shiho menoleh dan membeku. Shinichi berdiri di sana menghampiri mereka. Shiho berdoa dalam hati semoga Shinichi tidak menyadari kemiripan Yuichi dengan dirinya.

"Hoooo... Aku tahu. Ojisan Kudo Shinichi yang terkenal itu kan?" tunjuk Yuichi dengan mata terpesona.

"Eh," sahut Shinichi seraya tersenyum hangat, "Kau ternyata penyuka Holmes juga ya?"

"Uhm," Yuichi mengangguk.

"Mau apa kau kemari?" tanya Shiho dingin.

"Aku hanya ingin mengetahui keadaanmu dan Yuichi,"

"Seperti yang kau lihat, kami baik-baik saja," kemudian Shiho beralih kembali pada putranya, "masuklah Yui-Chan, sebelum terlambat,"

"Hai. Sampai nanti ojisan!" Yuichi melambai.

"Sampai nanti," balas Shinichi.

Shiho langsung berbalik pergi.

Shinichi menyusulnya seraya bertanya, "Sato tidak menjemputmu?"

"Dia harus ke TKP di Haido," jawab Shiho pendek.

"Kuantar saja,"

"Tidak usah, aku bisa naik taksi,"

"Kebetulan aku juga mau ke markas pusat," Shinichi menghadang jalan Shiho seraya membuka pintu mobil sport putihnya untuk mempersilakan Shiho. Sebuah paksaan halus. Mau tak mau Shiho pun ikut dengannya.

Di mobil mereka hanya diam canggung. Shiho selalu memusatkan perhatiannya ke luar jendela, tidak memandang Shinichi. Sementara Shinichi, sembari nyetir sembari memutar otak mencari-cari bahan yang bisa diobrolkan.

"Yuichi, anak yang cerdas ya," Shinichi berusaha melumerkan kebekuan itu.

"Eh," sahut Shiho pendek, masih memandang jendela.

"Pasti dia persis seperti ayahnya,"

Butuh waktu beberapa saat sebelum Shiho menjawab, "Ya, persis sekali,"

"Miyano-San suamimu, bekerja di MI6 juga?"

"Tidak. Aku juga tidak tahu dia di mana,"

"Eh?" Shinichi terkejut, "Maksudmu dia tidak pernah menemui putranya?"

"Tidak," kemudian Shiho melipat lengannya, "Kami sudah berpisah sejak sebelum Yuichi dilahirkan," ujarnya super dingin.

Mendengar dari nada kekesalannya, Shinichi menebak dengan hati-hati, "Wanita lain?"

"Begitulah,"

Shinichi tampak prihatin sekaligus marah. Pria mana yang tega tidak bertanggung jawab seperti itu? Meninggalkan wanitanya yang sedang mengandung anaknya? Lagipula kenapa dia meninggalkan Shiho yang begitu memukau? Wanita mana lagi sih yang lebih baik darinya? Ada-ada saja. Shinichi rasanya akan meninju pria itu kalau bertemu dengannya. Shinichi kini mengerti kenapa Shiho begitu dingin. Shiho tengah melindungi dirinya agar tidak terluka lagi.

Memory LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang