🌫️53• Cemas

84 42 5
                                    

Langit malam serta angin ikut membuat Damar merasa sedikit galau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit malam serta angin ikut membuat Damar merasa sedikit galau. Awalnya dia yang mengatakan untuk jauh dulu, tapi entah mengapa ia merasa tidak rela. Ia menjadi tidak konsisten dengan perkataannya. Namun, bukan berarti ia tidak ingin menjaga komitmen.

Ia menyayangi Tisha dan hanya seperti itulah yang bisa ia lakukan. Agar gadis itu nyaman; hidupnya juga tenang.

Ayunda yang tadinya berjalan bersampingan dengan anaknya kini menatap sedih. Pasti Damar masih memikirkan kejadian tadi.

Selama ini ia tidak tahu bahwa orang yang disukai oleh anaknya itu adalah anak dari teman dekatnya baru-baru ini. Ia pikir, mereka hanya berteman. Ternyata Ayunda salah memahami perasaan anaknya. Gadis itu adalah seseorang yang disukai oleh Damar, anaknya.

Damar itu tertutup. Jarang sekali mau membicarakan tentang dirinya sendiri. Kalau mau bercerita, harus terlebih dahulu memancingnya agar mau berbicara lebih banyak.

Sifat Damar seperti ayahnya. Bedanya, pemikiran mereka berbeda. Damar lebih dewasa karena sejak kecil hanya tinggal bersamanya. Terkadang ia berpikir, apakah anaknya ini kekurangan kasih sayang? Apakah dia membutuhkan kasih sayang seorang ayah?

Damar sulit ia pahami meski ia adalah ibu kandungnya. Karena itu, ia hanya bisa mendukung semua yang dilakukan oleh Damar dan mengarahkannya ke jalan yang lebih baik.

Untuk kemiripan, wajah Damar lebih mirip dengannya. Untunglah bukan mirip ke ayahnya. Kalau begitu, Ayunda akan terus memikirkan ayah Damar, bukan?

Puk.

Ayunda menepuk pelan pundak Damar. Membuat sang empu menoleh.

Ayunda tersenyum. "Nak, kamu tetap semangat ya. Ibu akan selalu mendukungmu."

Lekukan bibir itu membuat hatinya menghangat. Ia langsung memeluk ibunya. "Bu, Damar mencintainya."

Ayunda terkejut mendengarnya. Ia tersenyum sambil membalas pelukan anaknya, "ibu harap jangan sampai cinta itu membuatmu larut dalam kesengsaraan."

Pundak Damar dielusnya. "Ibu menyayangimu."

🌫️🌫️🌫️🌫️🌫️

Beberapa minggu telah berlalu. Keduanya saling fokus untuk tidak membuang waktu. Mereka memanfaatkan waktu itu untuk lebih mengembangkan potensi lebih jauh.

Setiap malam, masing-masing dari mereka sibuk belajar. Tidak ada yang bertukar pesan karena memang ingin konsisten demi nilai yang bagus.

Tisha duduk di kursinya sambil menghitung angka-angka yang tertulis di bukunya. Ya, ia sedang mengerjakan soal latihan matematika.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Korban Ambisi (𝙏𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang