Tisha duduk di pinggir ranjang. Dokter jaga yang ada di sekolahnya datang memeriksa. Tidak ada tanda-tanda yang begitu serius, tapi ia juga harus menjaga kesehatannya agar tidak mengganggu ujian yang sedang berlangsung.Damar yang ada di samping dokter itu melihat gadis manisnya dengan tatapan yang lembut. Syukurlah, Tisha tidak kenapa-kenapa. Hanya penyakit bulanan seperti yang dikatakan Tisha padanya tadi.
"Kamu haus?"
Ucapan Damar membuyarkannya yang sedang berdebat dengan pikirannya. Dokter jaga yang memeriksanya tadi sudah pergi ke ruangannya.
Tisha mengangguk pelan. "Sedikit."
Damar menyodorkan gelas yang berisi air putih. "Ini. Diminum."
Tisha tertegun. Ia menatap gelas itu lalu mengambilnya. Menarik bibirnya membentuk lengkungan yang manis kemudian mengatakan, "terima kasih."
Damar sekedar tersenyum simpul sambil memperhatikan gadis di depannya sedang meneguk air sampai tidak tersisa.
"Damar. Kamu lanjutkan ujian ya. Ibu yang jaga."
Damar menoleh ke arah pintu. Guru yang menjaga ruangannya tadi berbicara padanya. Tisha juga ikut menoleh karena kertas yang sedang dipegang guru itu membuatnya tersentak.
"Ini kertasnya. Kamu kerjakan di samping."
"Baik, Bu."
Sebelum benar-benar beranjak dari tempatnya berdiri. Damar sedikit melirik ke arah Tisha yang menatapnya sedih.
"Bu, saya juga ingin melanjutkan ujian yang tadi tertunda."
Guru itu memandang tak yakin. "Kamu yakin?" Namun sang empu hanya mengangguk. Membuatnya pasrah untuk mengikuti kemauannya.
"Untung saja ibu bawa dua lembar kertas ujian. Ini," ibu itu memberikan dua lembar kertas. Satu kertas soal dan satunya lagi kertas lembar jawaban, " kalau kamu masih tidak enakan. Bilang ke ibu ya."
"Iya, Bu. Terima kasih banyak."
"Sama-sama."
Akhirnya, Tisha dan Damar sama-sama saling mengerjakan ujian di waktu yang sebentar lagi hampir di ujungnya. Meski sedikit gugup dan takut jawaban tak tepat. Tisha tetap menjawab dengan penuh keyakinan agar jawabannya juga meyakinkan.
Di sela-sela sedang mengerjakan ujian. Damar diam-diam memandang ke arah Tisha yang tampak sangat serius melihat kertas ujian. Ia sedikit khawatir dengan gadis itu.
Takutnya, Tisha terlalu memaksakan diri hingga membuatnya pusing atau sebagainya. Namun, ia hanya bisa berdoa agar gadisnya terjaga dengan baik dan semangat mengerjakan soal ujian.
🌫️🌫️🌫️🌫️🌫️
Di dalam UKS ujian telah usai. Guru penjaga mulai menyiapkan diri untuk mengambil kertas yang berisi lembar jawaban. Namun, ia memberikan kelonggaran karena ada sedikit masalah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban Ambisi (𝙏𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩)
Novela JuvenilUntuk kamu yang merasa tidak berguna dalam hidup ini jangan berkecil hati. Apa pun yang terjadi, tetaplah merasa hidup. Hiduplah sesuai keinginan. Seperti yang kamu ingin kan tentunya. Cerita ini bukan tentang Bad Boy bertemu dengan Good Girl atau...