Tisha memandang kertas berisi soal yang ada di meja. Kemudian ia melirik ke arah jendela, dimana Kanzia sedang memperhatikannya.
Ia berusaha tetap tenang. Bagaimana pun caranya ia harus menyelesaikan soal hitungan ini dengan baik. Setidaknya ia bisa lolos. Supaya mamanya tidak terus-menerus mendesaknya masuk ke tempat les matematika.
"Bismillah. Aku pasti bisa!" ujar Tisha percaya diri. Ia mulai mengambil pena miliknya dan membaca soal dengan teliti.
🌫️🌫️🌫️🌫️🌫️
Damar menaiki setiap anak tangga yang ada dengan pelan. Ia harus tetap memastikan bawaan itu aman dan terjaga. Agar yang memesan puas dengan hasilnya.
Ia berjalan menyusuri lorong. Seorang bapak tak jauh dari tempat ia berdiri. Damar mencoba untuk menghampiri bapak itu dan bertanya.
"Permisi, Pak. Saya pekerja dari supermarket yang gak jauh dari sini. Apa bapak yang memesan dua paket ini?" tanya Damar bertanya sambil memperlihatkan dua kantung plastik yang ia bawa.
"Oh, itu pasti pesanan ibu Silvia. Kamu bawa saja ke ruangan A."
Memang benar ketika masih berada di bawah untuk memastikan ia memang membaca nama Silvia disana. Jadi, apa ibu itu pemilik tempat ini?
Tapi sebenarnya ini tempat apa?
"Maaf, Pak. Ini tempat apa ya?" Damar bertanya dengan polos. Ia hanya penasaran.
"Kamu gak tau ini tempat apa? Ini tempat les matematika. Kamu pekerja baru ya?" Damar mengangguk.
"Iya, Pak. Saya pekerja paruh waktu."
"Pantes. Kamu kelihatan masih muda. Kamu masih sekolah atau udah lulus?" tanya bapak itu lagi.
"Saya masih sekolah-"
"Sore Pak Andre. Bapak ngapain disini? Nggak makan-makan Pak?"
Seseorang muncul di hadapan mereka berdua. Anak laki-laki yang sepertinya seumuran dengannya. Ya, pasti ia salah satu murid di tempat les ini.
"Nggak, Rel. Ini ada pesanan dateng dari Bu Silvia. Kalo kamu mau ambil aja."
"Serius, Pak? Saya ambil banyak ya. Masih gratis 'kan?" Bapak yang disebut-sebut bernama Andre itu mengangguk tanda 'iya'.
Anak laki-laki itu berjalan ke arahnya. Damar melihatnya.
"Mas, gue mau ambil camilan yang enak dan banyak. Sini plastiknya. Gue mau pilih. Boleh kan, Mas? Masa gak boleh. Ini kan pesanan mama temen gue, Tante Silvia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban Ambisi (𝙏𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩)
Ficção AdolescenteUntuk kamu yang merasa tidak berguna dalam hidup ini jangan berkecil hati. Apa pun yang terjadi, tetaplah merasa hidup. Hiduplah sesuai keinginan. Seperti yang kamu ingin kan tentunya. Cerita ini bukan tentang Bad Boy bertemu dengan Good Girl atau...