"I'm alright even if I fall
It doesn't even show even though I'm suffering silently"
ASTRO – Innocent Love (OST. To Be Continued)
.
.
09. Aku hanya bisa apa, Lunar?
.
."Dasar, keras kepala." Sehun mengetuk-etuk dahi Luhan dengan ujung jari telunjuknya pelan. Luhan cemberut sembari mengusap-usap bekas ketukan ringan Sehun itu setelah ia menyingkirkan tangan Sehun. "Kau ini sakit. Masih saja nekat masuk sekolah? Kau ingin membuat teman-temanmu khawatir, apa?"
"Aku tidak akan pingsan, Sehun." ujar Luhan lembut. Ia memasang senyumannya pada Sehun agar laki-laki itu luluh. Tapi Sehun malah berdecak-decak jengkel. Luhan memelaskan wajahnya hingga Sehun mengalah akhirnya. Dibiarkanlah Luhan berjalan lebih dahulu di jam istirahat ini.
Sehun bangkit dari duduknya di bangku taman sekolah dan menyusul Luhan. Laki-laki itu tetap berjalan di belakang Luhan hanya untuk berjaga-jaga. Kalau Luhan jatuh pingsan nanti, ia bisa menangkapnya.
Hari ini, setelah lusa malam Luhan menangis dan membuat lampu di ruang tengah rumah Sehun berkedip-kedip, Luhan memaksa diri untuk masuk sekolah. Awalnya Sehun melarang karena Luhan masih sakit. Wajah pucatnya belum menghilang sampai sekarang. Namun pada akhirnya Sehun mengiyakan juga karena bujukan dan rengekan Luhan yang selalu saja meluluhkan hatinya.
Perempuan ini... Sehun tak tahu mengapa ia bisa mencintainya sampai sekarang. Sehun bahkan tak tahu apa yang membuatnya bisa jatuh cinta pada Luhan. Bagi Sehun, begitu mudahnya Luhan membuatnya jatuh cinta, dan begitu mudahnya pula Luhan membuatnya menahan rasa sakit sendiri. Sehun hanya menyulitkan dirinya sendiri untuk terus diam dan tak ingin mengatakan perasaannya pada Luhan.
Karena Sehun tahu. Dari dulu sampai sekarang, hati Luhan masih untuk Jongin. Masih...
Sehun pernah melihat Luhan sedang memandangi Jongin dengan senyuman itu. Senyuman isyarat pengharapan Luhan terhadap Jongin. Namun di sisi lain, ketika Luhan sedang bersamanya, Luhan pasti berusaha untuk mengatakan bahwa ia sudah melupakan semua rasanya pada Jongin dan tak ingin kembali pada laki-laki tan itu. Walau sebenarnya Sehun tahu kalau Luhan sedang tak ingin dirinya terlalu marah pada keadaan. Ingat jika Sehun dan Jongin saling menjauhi?
Lalu Sehun juga pernah mendapati Luhan mengigaukan nama Jongin dalam tidur. Pernah pula Luhan keliru memanggilnya dengan nama Jongin. Banyak hal yang selalu Sehun ketahui tentang Luhan yang masih mencintai Jongin. Jujur, hal itu menyakiti hatinya. Sangat.
Tapi Sehun harus apa? Harus marah? Harus terang-terangan mengatakan bahwa ia cemburu? Siapalah dia ini di mata Luhan? Jawabannya hanya sahabat―friendzone.
Maka Sehun memilih untuk diam dan memendam perasaannya sendiri. Biarlah Sehun jatuh cinta sendiri. Ia sama sekali tak keberatan jika harus jatuh cinta sendirian pada Luhan. Namun terkadang hati juga harus tegar, kuat, juga harus berteriak kencang dalam diam. Sehun sudah terlatih melakukan hal itu diam-diam.
Jangan sampai masalah hati merusak pertemanan yang ada. (dari Nira dan Dunia Kana―just-anny) Lagipula, bersama Luhan saja, Sehun sudah senang. Setidaknya hanya itulah yang bisa menghibur ratusan lara yang telah tergores di hatinya.
"Tuh, tuh. Melamun."
Sehun menaikkan kedua alisnya setelah mendengar suara Luhan melintas di telinganya. Ia menoleh pada Luhan yang sedang menatapnya dengan pandangan menggemaskan. Sehun yang melihatnya tak bisa menahan senyuman kecil. Puncak kepala yang ia usak gemas itu hanya dijadikan pelampiasan rasa sayangnya yang tak pernah tersampai pada perempuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
a letter for little fairy
Fanfiction[RE-UPLOAD FROM FanFiction.Net] HUNHAN GENDERSWITCH FANFICTION!! Tiap kali Luhan membuka loker, tiap kali itu pula Luhan menemukan sepucuk surat kecil untuknya. Kertasnya selalu berwarna biru laut, dengan pena berwarna hitam dan tulisan hangul yang...