16. Rasa: Sakit

27 3 0
                                    

Aku Tengah Menantimu

oleh Sapardi Djoko Darmono

Aku tengah menantimu‚ mengejang bunga randu alas
di pucuk kemarau yang mulai gundul itu

berapa Juni saja mulai menguncup dalam diriku dan kemudian layu

yang telah hati-hati kucatat‚ tapi diam-diam terlepas

Awan-awan kecil melintas di atas jembatan itu‚ aku menantimu

musim telah mengembun di bulu-bulu mataku

kudengar berulang suara gelombang udara memecah

nafsu dan gairah telanjang disini‚ bintang-bintang gelisah

Telah rontok kemarau-kemarau yang tipis; ada yang mendadak sepi

ditengah riuh bunga randu alas dan kembang turi aku pun menanti

barangkali semakin jarang awan-awan melintas di sana

dan tak ada‚ kau pun‚ yang merasa ditunggu terlalu lama

.
.

16. Rasa: Sakit
.
.

"Jongin‚ aku ingin pulang." kata Kyungsoo serak. Ia luruh dan jatuh terduduk di aspal yang dingin masih dengan menangis.

Jongin panik menarik Kyungsoo untuk kembali berdiri lagi. Namun Kyungsoo menolak tangan-tangan Jongin yang merengkuhnya. Jongin berdecak pelan. Ia ikut berjongkok untuk mensejajarkan diri dengan Kyungsoo yang masih terduduk di aspal.

"Iya. Kau boleh pulang. Aku akan mengantarmu." kata Jongin. Ia meraih dan menarik sebelah tangan Kyungsoo untuk dibimbingnya berdiri. Dan lagi-lagi‚ Kyungsoo menolak.

"Tidak mau!" seru Kyungsoo serak. Air mata masih luruh dipipinya. "Pergilah! Aku membencimu!"

Jongin mengerjap setelah membelalakkan matanya samar. Ia menatap terkejut pada Kyungsoo yang menangis didepannya. Apakah dia salah dengar atau karena Kyungsoo yang menangis sehingga kalimat-kalimatnya tak jelas didengar telinga?

"Aku membencimu..." Kyungsoo bergumam sesenggukan. "Bisakah kau pergi? Aku muak... hiks. Kau sama sekali tak pernah hiks ingin tahu. Yang ingin kau tahu hanya Luhan‚ hiks. Aku tak pernah ada kesempatan untuk membuatmu hiks tahu."

"Apa maksudmu‚ Kyungsoo?" tanya Jongin masih belum mengerti tentang apa yang dikatakan Kyungsoo.

"Aku membencimu!" Kyungsoo membentak dan menangis lagi. Membuat Jongin tersentak ke belakang bersama keterkejutannya. Kyungsoo menghapus sisa-sisa air matanya dan menatap Jongin dengan mata berair. "Seandainya yang pingsan di sekolah waktu itu adalah aku‚ seandainya yang selalu menjadi partner kapten basketmu itu aku‚ seandainya aku tak kau temukan dihutan waktu itu‚ seandainya aku ikut bersama Luhan dan menghilang waktu itu‚ apa yang akan kau lakukan padaku? Memang kau baru mengenalku beberapa bulan terakhir ini dan mungkin saja aku yang terlalu berharap. Tapi... Tidak bisakah kau melihatku?"

Jongin mengerti. Ia mulai mengerti Kyungsoo. Ditatapnya mata berair itu‚ jantungnya berdentum nyeri. Jongin menahan napas saat melihat beberapa tetes air mata Kyungsoo kembali mengalir dan jatuh ke bawah. Jongin mulai mengerti keadaan yang tak pernah diperhatikannya. Jongin mengerti tentang hidupnya sendiri setelah rasanya pada Luhan terkubur dalam.

a letter for little fairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang