11. Terakhir Kali

45 8 0
                                    

"Jongin!" seru Baekhyun mendirikan tubuhnya yang lesu dengan cepat. Ia berjalan cepat mendekati laki-laki yang menggendong Kyungsoo itu, pada laki-laki yang menemukan Kyungsoo. Kyungsoo dibaringkan Jongin di alas dekat Sehun kemudian.

"Kyungsoo. Aih, syukurlah kau kembali dengan selamat." ujar Baekhyun. Baekhyun memeluk perempuan bermata bulat itu dengan erat. Sedangkan Kyungsoo yang dipeluk hanya mampu meringis kecil. Pelukan Baekhyun membuat kepalanya pening seketika.

"Baekhyun. Hentikan." kata Jongin memperingati. "Kyungsoo masih lemas, Baekhyun."

Baekhyun meringis. Ia melonggarkan pelukannya dan memandangi wajah Kyungsoo. "Kau baik-baik saja?" tanya Baekhyun pelan. Kyungsoo mengangguk kecil.

"Hanya sedikit pusing." jawab Kyungsoo lirih.

"Apa ada luka di tubuhmu?" kini Jongin yang bertanya. Membuat Kyungsoo menatapnya sejenak sebelum mengalihkan pandangan.

Kyungsoo merasa sakit. Iya, ada luka di dalam hatinya karena laki-laki ini. Baru saja Kyungsoo ditatap dengan cemas oleh Jongin, dan itu cukup membuat benteng pertahanan Kyungsoo bergemuruh. Kyungsoo tak ingin pertahanannya untuk mundur dari Jongin runtuh sekarang ini.

"Kyungsoo?" Jongin memanggilnya lagi. "Kau mendengarku?" tanyanya memastikan.

"Aku baik." Kyungsoo menjawab singkat dan pelan. Ia berpaling kembali, lalu menemukan Sehun yang duduk selonjor di dekatnya. "Sehun," panggilnya kemudian.

Sehun diam, tak menjawab.

"Kau mengejar Luhan, kan?" tanya Kyungsoo pada Sehun. Sehun meliriknya, dan lagi-lagi tak menjawab. "Kau membawa Luhan kembali, kan?" tanyanya lagi. Sehun yang tak menjawab lagi membuat Kyungsoo menangis. Perempuan itu bergeser mendekati Sehun, menarik selimut tebal yang membungkus tubuh Sehun, lalu mengguncang-guncang tubuhnya agar Sehun menyadari keberadaannya.

Sedangkan Baekhyun, Chanyeol, dan Jongin yang melihat mereka berdua seperti itu, hanya bisa diam. Mereka yakin bahwa Sehun dan Kyungsoo masih syok karena kejadian semalam yang tiba-tiba saja membuat kalut semua orang.

Sehun masih ingat. Setelah acara api unggun selesai di pukul sebelas malam, tiba-tiba hujan deras turun. Dengan paniknya semua orang masuk ke dalam tenda. Tak ada yang menyadari bahwa Luhan berlari menembus hujan masuk ke hutan, dan yang menyadari perginya Luhan hanyalah Sehun dan Kyungsoo.

Sehun masih ingat pula. Cahaya malam itu, angin malam yang mengejeknya, gemericik air sungai yang dingin, juga senyuman milik Luhan. Sehun masih ingat persis bagaimana kejadian itu. Karena mereka berputar-putar di otaknya, mengganggu logikanya yang tak pernah bisa mengerti situasi semalam.

"Sehun! Jawab aku! Di mana Luhan? Kau membawanya kembali kan? Sehun!"

Luhan telah pergi, Kyungsoo. Sehun hanya bisa menjawab dalam hati.

.
.
A Letter For Little Fairy
11. Terakhir kali
.
.

Air yang meluncur memenuhi gelas itu mengalir pelan. Sehyun yang menuangnya dengan perlahan-lahan karena Sehun, adiknya yang satu itu, sedari tadi hanya diam ketika diajak bicara. Tidak seperti biasanya karena Sehun selalu senang-senang saja ketika diajak bicara oleh Sehyun. Sehyun heran, dan tak berani menginterupsi Sehun dari lamunannya karena percuma. Sehyun sudah melakukannya berkali-kali tetapi nihil. Sehun tak juga sadar dari dunia khayal itu.

Sudah seminggu berlalu. Sehun masih selalu ingat. Bayangan Luhan yang tersenyum beserta derai air matanya, suara serak yang terus mengatakan permintaan maaf padanya itu juga terus saja terngiang di pikirannya. Sehun pikir, apa yang dialaminya waktu itu hanyalah mimpi. Semua yang dialaminya begitu imajinatif dan tak bisa dinalar otak manusia. Namun ketika dirinya ditemukan sedang terbaring di dekat sungai dan terbangun karena suara teman-temannya waktu itu, membuatnya tersadar akan sesuatu.

a letter for little fairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang