Satu

83 11 0
                                    

Namjoon, seorang letnan muda di Unit kejahatan serius kota Seoul. Kali ini ia sedang menyelidiki sebuah kasus, hanya kasus pencurian berantai.

Saat ini, 23 Februari. Namjoon sedang duduk didepan komputer kerjanya. Meneliti semua berkas-berkas yang disuruh oleh kepala Tim. 

"Siang Pak! Lapor, terjadi sebuah kasus pencurian di Youngnam-Go. Hanya ada jejak kaki dan pencuri nya sedang kabur." Junior Namjoon, Taeyong melaporkan kejadian yang terjadi di Youngnam-Go.

"Youngnam-Go? baik, ayo pergi sekarang!" Namjoon mengambil jaket nya yang disampirkan di kursi kerja nya dan tak lupa mengambil kunci mobil.

"Aku yang mengemudi, kau ambil 2 borgol dan juga 2 pistol. Kutunggu di mobil," Namjoon membuka pintu keamanan dan Taeyong segera mengambil benda yang diminta Namjoon.

2 menit berlalu, Taeyong memasuki mobil Namjoon. Namjoon menancap gas dan segera menuju Youngnam-Go. Sesampainya di TKP, Namjoon melewati garis kepolisian dan melihat apa yang sedang terjadi.

Namjoon melihat jejak kaki yang sangat jelas di tanah yang lumayan basah. Jika dilihat sekilas, itu seperti jejak kaki orang dewasa berusia 30-35 Tahun. Akan tetapi, menurut saksi mata pencuri tersebut terlihat seperti berusia 20-25 Tahun. Namjoon dibuat bingung oleh laporan tim Investigasi juga laporan dari saksi mata. 

Ia tak mau mengambil pusing lagi, segera ia menuju belakang rumah yang telah dirampok. Ada beberapa jejak-jejak kaki. Sama, jejak-jejak kaki itu terlihat sama dengan jejak kaki yang ada di halaman rumah.

Ia berpikir sejenak dan mencari apakah ada rute pelarian yang memungkinkan bagi pencuri itu untuk melarikan diri. Lama mencari rute pelarian, akhirnya Namjoon melihat sebuah gang kecil dan rumah tepat disebelah rumah yang sangat luas.

Ia menyelidiki setiap area dengan rinci. Memang di rumah yang telah dirampok ada beberapa jalan keluar, tapi menurut Namjoon hal itu tidak mungkin. Karena jejak kaki itu hanya berhenti di depan sebuah pohon. 

Namjoon memanggil Taeyong melalui walkie-talkie untuk menemuinya dirumah no.12

"Taeyong, kemarilah aku di rumah bernomor 12." 

"Siap." Taeyong berlari menuju rumah bernomor 12.

"Ini terlalu jauh untuk dikatakan sebagai rute pelarian pencuri itu, pak." Taeyong bergumam saat sudah sampai di rumah yang bernomor 12.

"Kau mengeluh atau mengkritik? Kalau mengkritik, akan kuterima kritikmu. Tapi jika kau mengeluh, aku akan meninggalkan mu disini." 

"Maaf...," Taeyong bergumam sekali lagi.

"Memang jauh dari TKP, tapi coba kau lihat di halaman belakang rumah ini. Ada selembar uang 50.000 Won jatuh disana. Menurutku, pencuri itu sedang merapikan tas nya saat berada di belakang rumah ini. Memang bisa dikatakan bahwa ada seseorang yang tak sengaja menjatuhkan uang disana. Tapi intuisi ku sebagai polisi/detektif, berbeda dengan intuisi orang lain. Menurutmu?" Namjoon berbicara sambil berjalan menuju halaman belakang.

"Menurutku..., itu memungkinkan Pak. Memang bisa dikatakan serupa, tapi aku kurang mmm... apa namanya ya. Pokoknya kayak kurang...," Namjoon jengkel, ia jengkel setengah mati karena Junior nya yang selalu memiliki kosakata yang terbatas. Tapi mau bagaimana lagi, mereka sudah bekerja bersama-sama selama 3 Tahun lamanya.

"Sudah, aku paham. Jangan membuatku jengkel, sebaiknya kau membaca buku-buku yang bisa menambah kosakata mu." Namjoon berjalan menuju gudang belakang rumah itu.

"Maaf Pak" Taeyong mengikuti Namjoon dan terkejut.

Brukh

"Taeyong? kau kenapa?" Namjoon menoleh kearah Taeyong yang tersungkur diatas tanah.

"I-itu..." Namjoon bingung, Taeyong sedang berbicara apa. Segera ia menghampiri Taeyong dan mengulang pertanyaan nya.

"I-itu... A-ada..." 

Hueek

Taeyong menutup mulutnya ketika isi perutnya hendak keluar, ingin muntah.

Namjoon membalikkan badan dan melihat sebelah kanan sisi gudang kecil itu. Ternyata ada mayat disana, mayat seorang wanita.

"Sial, ini 'kan kasus pencurian, kenapa ada kasus pembunuhan lagi?" Namjoon mengusak rambutnya frustasi dan segera mengambil walkie-talkie nya untuk memanggil tim investigasi datang.

"Tim Investigasi 3, harap datang kebelakang rumah yang bernomor 12. Ada mayat wanita disebelah kanan sisi gudang rumah ini" Namjoon menutup saluran walki-talkie nya dan segera memakai sarung tangan karetnya.

15 menit menunggu tim Investigasi datang, Namjoon lebih dulu mengecek kondisi mayat tersebut dan mencari tahu apa penyebab wanita itu mati. 

Ia memang tidak pernah memegang mayat wanita, tapi baru kali ini ia memegang mayat wanita.

Lama menunggu, akhirnya Tim Investigasi datang.

Selama meng-investigasi, Namjoon meneliti semua area rumah itu. Tidak ada yang aneh, semua terlihat baik-baik saja. 

Tapi kemudian....


































***

Tbc

hehe, maaf gantung:)
gimana chapter satu nya? menarik? atau membosankan? mohon kritik dan sarannya.

 vote + comment nya, follow jika berkenan:> 

see u

writed[2021-09-25]
published[2021-10-07]

NamJin Fanfiction : Don't Go Kim Namjoon! [DON'T GO THE SERIES 3] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang