Lima Belas

26 4 0
                                    

Terkadang, kita ingin sekali jika hidup yang kita jalani berjalan sesuai dengan apa yang kita mau. Sayangnya, semua kehidupan yang kita jalani sudah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa. Aku Nam Jim, remaja yang merasa hidupnya tak adil, tapi aku berusaha membuat hidupku menjadi adil. 

Entah kenapa, semua itu terasa tak masuk akal, tapi aku merasa bahwa aku harus membuat hidupku menjadi masuk akal dan menjadi adil. Begitu juga dengan adikku, semenjak adikku selalu pingsan ditempat umum, semua orang mengatakan bahwa adikku merepotkan. Seharusnya merekalah yang merepotkan, kenapa? Karena mereka masih belum bisa berpikir jernih. 

Biasanya, orang-orang tak ingin merepotkan orang lain, tapi orang lain lah yang membuat ia kerepotan. 

-Kim Nam Jin's inner voice-

***


"Mom, aku pamit keluar." Nam Jin berpamitan kepada Mommy-nya.

"Ya, jangan pulang terlalu malam." Nam Jin mengangguk dan berjalan kearah pintu kamar Nam Mi.

"Dek, Kakak pergi dulu ya? Nanti kalau kamu merasa nafasmu sesak, ambil inhaler yang ada di atas nakas. Kakak pamit." Nam Jin berjalan menuju pintu keluar, sebenarnya ia sangat mengkhawatirkan adiknya. 

"Sial, hatiku sangat was-was." Umpat Nam Jin sambil memperhatikan langkah kakinya yang berjalan cepat.

"Papa apa kabar? Kau semakin kurus, kau tak makan?" Nam Jin bermonolog sambil menatap langit biru berhiaskan awan-awan putih bak kapas.

Nam Jin berjalan menuju taman, ia ada janji dengan Ji Hyun. Setelah itu ia akan pergi ke cafe untuk menghilangkan penat. 

***

"Aku pergi dulu ya, terimakasih atas waktunya." Nam Jin pamit kepada Ji Hyun.

"Iya, terimakasih kembali. Nanti bulan depan kita bahas lagi di rapat bersama pengurus-pengurus inti, ya?" Nam Jin mengangguk dan pergi menuju bus yang akan berjalan ke daerah Pyeongtaek.

Nam Jin memasuki cafe bernuansa hangat, ia suka itu. 

"Permisi Noona, aku ingin memesan vanilla latte dan lemon cake nya satu." 

"Baik, akan saya panggil dengan bel getar ini." Nam Jin menerima bel getar itu dan duduk di meja dekat jendela. 

Lama menatap pemandangan dari jendela, bel getar bergetar di meja. Nam Jin berdiri dan menuju counter untuk mengambil pesanan.

"Semuanya 15.000 won." Nam Jin memberikan selembar uang dan membayarnya.

Ia menatap kaleng biru itu, ia sangat suka dengan pengemasannya. Apalagi dengan lemon cake yang di beri krim lembut dan juga irisan lemon sebagai dekorasi. 

"Masam." Nam Jin menyesap sari-sari lemon itu, ia tahu itu masam, tapi entah kenapa ia suka dengan perasaan itu. 

"Baiklah, aku akan merusakmu, kaleng yang menggemaskan dan juga keren." Nam Jin terkekeh dan membuka kaleng itu.

Cklek

Glup glup glup

"Ahh, sangat segar." Nam Jin tersenyum dan mengambil ponselnya untuk memotret apa saja yang ia pesan, setelahnya ia kirim potret itu kepada Mommy-nya.


Nam Jin's Send a picture.

|Mom, aku sedang berada di Pyeongtaek. Bilang kepada Nam Mi ia ingin dibelikan apa, nanti kubelikan.

Ia ingin banana ice cream dan juga stars roll cake|

|Baiklah, bilang kepadanya untuk menunggu selama 20 menit^_^

Nam Jin tersenyum dan menyimpan ponselnya di tote bag nya. Ia mengambil kaleng minuman yang masih ada sisa itu dan berjalan menuju counter untuk memesan 2 menu. 

Setelah memesan, Nam Jin menunggu di halte bus yang jaraknya 5 menit dari cafe. 


"Aku pulang!" Dengan riang, Nam Jin memasuki rumah dengang senyuman yang mengembang di wajahnya.

"Ini pesanannya, dihabiskan, ya?" Mata Nam Mi berbinar ketika melihat plastik yang isinya dua potong stars roll cake dan juga kaleng imut yang berisi banana ice cream.

"Makasih, nanti uangnya Nam Mi ganti. Sayang Kak Nam Jin banyak-banyak." Nam Mi mengecup pipi sang Kakak dan berjalan menuju kamar, ia sangat suka jika dibelikan makanan dari cafe favoritnya. 

***

Maaf hanya segini. By the way, cafe nya memang ada, lho! 

Klo mau tahu lebih lanjut, lihat aja di channel Youtube "Zoe's Cafe" Hehe. 

Love~

2021-11-20

NamJin Fanfiction : Don't Go Kim Namjoon! [DON'T GO THE SERIES 3] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang