Vol.2 | Delapan Belas

12 2 0
                                    

"Apakah kau sudah siap untuk melakukan petualangan denganku?" Nam Jin menggandeng tangan sang adik untuk ikut dengannya kedalam hutan tanpa nama.

"Ya! Aku sudah siap!" Ujar Nam Mi dengan penuh semangat. Keduanya mulai memakai baju khusus untuk mendaki dan membawa alat-alat yang dibutuhkan.

Mereka kini dalam perjalanan menggunakan kapal. Keduanya menatap air sungai yang sangat luas tak terkira dengan penuh harapan. Mereka berharap agar bisa mencari bukti-bukti, tanda-tanda yang ditinggalkan oleh Papa mereka dengan cepat tanpa hambatan.

"Pemberhentian terakhir sudah didepan, harap menyiapkan barang bawaan dan bersiap untuk turun." Suara pemberitahuan terdengar. Nam Jin juga Nam Mi mengangkat tas mereka dan berdiri untuk bersiap turun.

Mereka sudah sampai di hutan itu. Keadaan nya sangat tenang, sejuk, dan rindang. Tapi, penuh dengan teka-teki yang tak ada jawabannya.

"Siap? Semuanya aman?" Nam Mi mengangguk dan menatap sang kakak penuh arti.

"Ini tali pengaman, kalau kamu jatuh, aku juga jatuh. Kalau kamu berhenti, aku juga berhenti. Jadi, berhati-hati lah supaya kita selamat sampai ke tujuan." Nam Jin membuka pengait tali itu dan mengaitkannya ke sabuk yang dipakai Nam Mi.

"Aku akan berusaha untuk tak jatuh dan berusaha untuk selalu berhati-hati."

"Baik, mari kita mencari petunjuk dengan menggunakan pesan-pesan yang Papa tinggalkan untuk kita."

Mereka sebenarnya ada di hutan, namun terasa berada digunung. Banyak bebatuan terjal dan banyak lembah-lembah, sepertinya itu bukan hutan biasa.

Mereka sudah melewati tempat pertama, hendak pergi ke tempat kedua. Namun, Nam Mi sudah kelelahan akibat berjalan tanpa henti hampir sepanjang 100Km lebih.

"Istirahat dulu, kak. Capek." Nam Mi duduk diantara bebatuan dan meluruskan kakinya yang agak kaku.

"Baiklah." Nam Jin melepaskan pengait tali pengaman dan duduk disebelah Nam Mi. 

Mereka beristirahat sembari melihat sekitar mereka. Berjaga-jaga jikalau ada sesuatu yang datang secara tiba-tiba.

"Sudah? Mau lanjut?" Nam Mi mengangguk dan berusaha untuk berdiri.

Hup!

Nam Mi berdiri dan mulai berjalan, tak mengaitkan tali pengaman.

"Tak ingin pakai?" Nam Mi mengangguk, Nam Jin hanya bisa menghela nafas berat.

***

Kini, mereka sudah sampai di tempat yang diberitahu oleh sang Papa. Mereka menciutkan hati, semua yang ada disana terasa menakutkan.

"Ingin berjalan didepan?" Nam Mi menggeleng kuat, Nam Jin mendongak dan merapalkan doa didalam hati supaya ia bisa melanjutkan perjalanan dengan aman.

Dijalan yang mereka lewati banyak semak-semak belukar, membuat mereka kesusahan untuk berjalan. Dengan hati yang terus merapalkan doa, Nam Jin juga Nam Mi berjalan perlahan namun dengan langkah panjang.

Semua kisah-kisah menyeramkan tentang hutan muncul di benak Nam Mi, membuat remaja itu ketakutan akan hal yang menakutkan.

"Sshhhtt, tak usah takut. Ada Kakak."

Nam Mi menggelengkan kepala. Ia hampir tak kuat untuk melanjutkan perjalanan itu.

"Ayolah, sayang... Kau tak ingin menyelamatkan Papa? Kau ingin Papa mati, hum?"

Nam Mi menggeleng pelan, ia meremat sabuknya dan berjalan perlahan. Menjauhkan rasa takut akan hal yang sebenarnya tak akan terjadi, menguatkan hati, dan berjalan penuh semangat.

Keduanya sudah sampai di gua yang sepertinya tempat persembunyian para komplotan yang menculik sang Papa. Mereka diam-diam mengambil kamera dan memotret semuanya yang ada disana.

Sengaja untuk tidak memakai ponsel karena kalau mereka sudah memakai mode senyap tapi masih ada suara.

"Sudah dapat, ayo ke tempat berbatu." Nam Jin memasukkan kamera itu kedalam tas dan bersiap untuk pergi dari tempat itu.

Namun...

Sreet... Brak!

Tangan entah milik siapa terjulur kedepan wajah Nam Jin dan menghempaskan tubuh itu dengan kuat. Sang pemilik tubuh merasakan rasa sakit yang luar biasa.

"Kakak!" Nam Mi berteriak dan dirinya pun dihempas dengan kuat hingga terkulai lemas disebelah tubuh sang kakak.

"Dapat." Nam Jin mendengar samar-samar suara pelaku itu melapor melalui radio.

Kepala kakak beradik itu penuh dengan darah segar yang mengucur deras. Mereka berdua sudah tak sadarkan diri.

***

To Be Continued

Utututu, udah masuk ke volume 2 alias season 2 :> 

Di season 2 ini, semua nya tentang perjalanan Nam Jin juga Nam Mi. So, pasangan NamJin ini hampir kagak muncul. 

Memang ga nyambung dnegan book nya, tapi ya mau gimana lagi. Kalau Author nya buat book baru, mesti nanti terbengkalalai. Jadi, Author kasih disatu tempat saja. 

Mari kita ikuti petualangan Nam-Twins dan rasakan semua feel nya. 

2021-12-05

NamJin Fanfiction : Don't Go Kim Namjoon! [DON'T GO THE SERIES 3] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang