Tiga

236 34 3
                                    

"Rin, ntar anterin gue ya ke ruang band." Ajak Giselle, karena sudah dua Minggu ini Karina tidak melihat yoga jadi lah ngangguk aja.

Mereka pun pergi ke ruang band yang ada di gedung seni, ruang band sendiri masing masing ada 4 ruangan dan berada di lantai tiga. Nah, ruangan band yoga dkk ini ada di ruangan 4 yaitu ruangan yang paling ujung.

Saat pintu akan di ketuk Giselle, pintunya dibuka lebih dulu oleh Aji. Karina sempat bertatapan sebentar dengan Aji sebelum melengos keluar.

"Kenapa tuh anak?" Monolog Giselle, lalu berjalan masuk kedalam ruangan diikuti Karina dibelakang nya.

"Yogaaa! Temen gue yang udah gak ketemu seminggu apa kabar!" Teriak Giselle sambil menghampiri yoga dan memeluknya.

Karina tersenyum tipis melihatnya, pandangan nya mengarah ke bawah menahan nangis. Orang yang dia sukai lebih akrab dengan sahabatnya, Yang membuatnya sakit adalah ketika yoga membalas pelukan Giselle.

"Kalo sakit hati gak usah diliatin, mending pergi aja dari sini." Bisik seseorang didekat telinga karina.

Karina menoleh ke aji, seseorang yang tadi membisikkan ke telinga karina, matanya saling berpandangan. Membuat orang orang yang tadinya asik dengan gurauan yoga kini beralih atensi ke Karina dan Aji.

"Cie cieee ada apa gerangan nih kalian berdua?" Heboh Kevin, pasalnya mereka berpandangan dengan jarak yang sangat dekat.

Karina tersadar lalu mengalihkan pandangan ke lain arah, tapi tidak untuk aji, dia justru tidak mengalihkan pandangannya dan dia malah melihat gelagat yang Karina perbuat.

"Selle, gue ke Lia dulu ya, tadi dia ngechat gue. Bye!"

Karina keluar sambil berlarian tak tau arah, yang saat ini ada di pikirannya adalah bagaimana pun caranya agar sampai ke kamar dengan cepat. Karina sudah tidak sanggup menahan air matanya yang kini keluar perlahan.

"Rin!"

"Karin!"

Karina mengabaikan panggilan itu, sampai ia terjatuh menuruni anak tangga di depan parkiran. Seseorang menghampirinya dan langsung memeluknya, Karina yang sedari tadi nahan nangis pun langsung pecah begitu saja.

"Jangan nangis disini ya Rin, kita pindah ke motor sekarang, ya?" Lalu orang itu menuntun Karina sampai ke motornya, bahkan dia juga memakaikan helm ke kepala Karina.

"Sok aja nangis, anggep aja cuma ada gue, gak dianggep pun gak papa yang penting Lo bisa luapin jangan di Pendem terus gak baik."

Berkat omongan aji, iya aji yang ngebawa Karina sampai naik motor gini, Karina langsung pecah tangisannya.

"Aji, gue boleh peluk gak?" Izin Karina, padahal jaringnya udah bertengger erat meremas jaket aji.

"Selagi pake motor mah peluk aja Rin, ntar kalo gue pake mobil malah susah meluknya." Kini mood Karina sedikit naik berkat perkataan aji.

Tanpa basa basi Karina langsung meluk Aji, kepalanya sengaja Karina tumpu di bahu Aji, air matanya masih saja mengalir walaupun sudah tidak sesenggukan.

Aji mengendarai motornya menuju ke kafe favorit nya, Aji sempat melihat Karina yang sedang tersenyum menikmati kencangnya angin dari spion motornya.

"Lo mau pesen apa?" Tanya aji, mereka kini sedang berdiri di meja kasir.

Karina menelisik papan menu yang terpampang di dinding, Aji tersenyum kala melihat Karina yang sedang kebingungan memilih menu.

"Terserah Lo aja deh, takut gak expect sama rasanya."

"Yaudah Lo cari tempat duduk aja, biar gue aja yang pesen."

Karina pun berjalan meninggalkan Aji guna mencari tempat duduk, lantai dua ruangan tanpa atap sangat pas untuk menikmati angin sore.

"Fyi, ini space favorit gue, cocok banget buat nenangin pikiran." Ujar Aji sambil duduk di depan Karina.

Hening, adalah kata yang dideskripsikan untuk keadaan mereka saat ini. Karina memilih untuk menikmati angin sore dan aji yang masih setia menelisik wajah Karina dari depan.

"Jangan disalah artikan kebaikan seseorang kalo Lo gak sanggup nanggung resiko nya." Ucapan Aji mampu membuat atensi Karina mengarah kepadanya, lalu memiringkan kepalanya.

"Maksudnya?"

"Maaf kak mengganggu," Seorang pelayang datang menyuguhkan minuman yang tadi aji pesan. "Selamat menikmati, permisi kak."

"Gue gak bisa saranin Lo buat ngejauhin yoga dan gue juga gak bisa saranin buat ngedeketin yoga ke Lo, satu yang harus Lo tau, berjuang sendirian itu gak enak." Ujar Aji panjang.

"Lo tau gue suka sama yoga?" Tanya Karina pelan karena malu.

"Cuma orang bodoh yang gak sadar ketika Lo ngeliat yoga, dari tatepannya aja udah jelas Rin." Karina menundukkan kepalanya kala mendengar perkataan Aji.

"Terus gue harus gimana ji?"

Aji menghela nafas kasar, "turuti kata hati Lo, cermati perkataan gue yang tadi dan terakhir,

Lo lebih peka sama sekitar dan jangan sia siain yang udah ada."






.
.
.
.
.
.
.
Thanks udah baca and see you, princess nya treasure jangan lupa makan dan istirahat yang cukup ya. Good night🌼

MENEPI | KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang