Ini POV nya Giselle dan yoga,Selama ini kita mengira bahwa mereka jahat, kesannya seperti mereka main dibelakang Karina, itu memang bener.
Tapi sempat kepikiran tidak, bahwa kisah yang mereka jalani sudah terancang matang yang memang dibuat oleh mereka sendiri?
Di bangku taman belakang fakultas, Giselle duduk sendirian sembari menunggu seseorang.
"Gi, sori ya telat." Ucap seseorang dari belakang, membuat Giselle langsung menolehkan kepalanya kebelakang.
"Eh ga, sini duduk." Ujar Giselle sembari memberi ruang untuk seseorang itu duduk.
"Ada apa ga, ngajak ketemuan?" Tanya Giselle tak mau basa basi.
Seseorang itu adalah yoga, yoga yang bingung dengan segalanya, tapi tebukti cerdas cuma bodoh saja menyangkut perasaan.
"I have crush on you." Ucapnya matang.
Giselle terdiam cukup lama, otaknya seketika susah menangkap pengartian dari ucapan tersebut.
"Emm ga, Lo tau kan kalo sahabat gue ngecrush in Lo?" Tanya Giselle.
Yoga menganggukkan kepalanya, "tau."
"Terus kenapa Lo malah confess ke gue?" Tanya Giselle yang mulai frustasi.
"Gi, yang namanya perasaan gak bisa ngatur sendiri, kalo gue suka sama Lo ya Lo, bukan yang lain. Lagian gue gak bisa mepet Karin karena temen gue keknya lebih pantes sama Karin." Jawab yoga.
"Berarti kalo Lo gak punya saingan Lo bakal mepet Karin juga?"
"Mungkin, mungkin iya mungkin enggak."
"Berarti Lo confess ke gue itu cuma buat pelarian doang?"
Yoga terdiam, memutar otak bukan ini yang dia maksud, dia berusaha setenang mungkin.
"Gue gak jadiin Lo pelarian, tapi ini murni dari perasaan gue. Seandainya temen gue gak suka Karin, emang Lo mau gue mempermainkan Karin? Enggak kan, karena pada dasarnya gue butuh Lo bukan dia." Jabar yoga.
Giselle memalingkan wajahnya, matanya memanas menahan air mata untuk jatuh.
"Terus rencana Lo selanjutnya gimana?" Tanya Giselle.
"Gak ada rencana sih, tapi gue mau backstreet sampe Karina berada di orang yang tepat, gimana?"
Giselle menghela nafas, "bagus lah kalo itu mau Lo, gue bakal pura-pura gak tau kalo dia suka Lo dan Lo juga pura-pura gak peka kalo di suka sama Lo."
"Oke, deal." Mereka pun berjabat tangan.
Yoga memajukan badannya hingga wajah mereka berada tepat berhadapan, yoga melirik kanan kirinya lalu mengecup kilas bibir Giselle.
Giselle mengalihkan pandangannya, pipinya memerah akibat tindakan tiba-tiba dari yoga.
"Saat ini kita fokus aja bantu temen gue Deket sama Karin ya." Ucap yoga dengan nada lembut seraya mengusap rambut Giselle.
"Temen Lo aji bukan?" Tanya Giselle.
"Kok Lo tau?"
Giselle terkekeh melihat yoga kebingungan, "kan dia sepupu gue." Jawabnya santai.
"Oh Lo yang gigi gigi itu?"
Giselle mengangguk kan kepalanya, "iya."
"Ternyata gue mau sepupuan sama si aji, anjir!"
Giselle tertawa terbahak kala mendengar gerutu yoga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENEPI | KARINA
Chick-Litft. Jihoon "mencintai dalam sepi dan rasa sabar mana lagi yang harus ku pendam dalam mengagumi dirimu, melihatmu genggam tangannya nyaman di dalam pelukannya yang mampu membuatku tersadar dan sedikit menepi."