lembar delapanbelas

1.5K 170 55
                                    

New York....



Sepuluh tahun kemudian.....








Tidak terasa waktu bergulir dengan cepat. Sudah sepuluh tahun xiao zhan hidup berdua dengan puterinya yang kini sudah beranjak remaja.


Yixian sudah berumur empat belas tahun lebih, gadis remaja itu sering marah marah tidak jelas pada ibunya karena selama satu dekade ini ibunya menggantung jawaban untuk ayahnya, gadis itu berpikir apakah ibunya tidak merasa kasihan pada ayahnya yang masih menunggu jawaban atas pernyataan cintanya sepuluh tahun lalu.


" A Xian, kenapa kau tidak menghabiskan sarapanmu?" Xiao Zhan terkejut melihat piring puterinya masih utuh tidak tersentuh.


Helaan nafasnya begitu berat, Yixian menatap ibunya serius.

" Apa mom senang menggantung perasaan seseorang sampai begitu lama?" Yixian bertanya.


Xiao Zhan mengerti siapa yang puterinya maksud, hanya saja ia tidak mau menyakiti hati siapapun, ia memang memiliki rasa cinta untuk sepupunya hanya saja rasa itu sudah berbeda, tak lagi sama, ia tidak mau melukai hati siapapun, dirinya sudah nyaman hidup berdua dengan Yixian beserta perhatian dari Wang Yibo.


" Mom tidak memiliki rasa yang sama dengan ayahmu, mengertilah A Xian jika hati seseorang tidak bisa di paksakan." Xiao Zhan mencoba menjelaskan.


Yixian mencebik, ibunya selalu seperti itu, ia merasa kasihan dengan ayahnya yang masih setia menunggu ibunya.

" Apa mom pernah berpikir jika suatu saat nanti Daddy lelah lalu pergi meninggalkan kita berdua, aku pernah hidup tanpa kasih sayang ayah dan aku tidak mau lagi merasakan hal itu mom, itu menyakitkan." Sepasang manik caramel Yixian berkaca-kaca.

Xiao Zhan seolah tersadar, ia sudah menyakiti batin puterinya tanpa sadar. " Maaf, mom hanya tidak bisa hidup bersama ayahmu layaknya pasangan seperti orang lain, rasa cinta di hati mom untuk ayahmu sudah berbeda nak." Ia tidak mau memaksakan hatinya.


" Xian tahu jika hati tidak bisa di paksakan hanya saja beri Daddy jawaban jika mom tidak bisa menerima cinta Daddy lagi, tidak apa-apa cukup mom dan Daddy tetap bersama dengan Xian, aku takut kehilangan kalian berdua." Inilah ketakutan yang selalu menghantui gadis empat belas tahun ini selama satu dekade ini.

Xiao Zhan meletakkan garpu dan pisau yang di pegangnya keatas meja, ia tahu dan ia butuh berpikir lebih banyak lagi.

Yixian beranjak bangun, menyampirkan tas selempang miliknya ke bahunya asal, ia biasa berangkat sekolah di jemput oleh supir ayahnya.

Xiao Zhan menatap miris puterinya yang sudah pergi, Yixian adalah bukti jika ia pernah mencintai Wang Yibo sepenuh hati, ia takut di lukai lagi namun ia tidak boleh egois akan perasaan puterinya yang mengharapkan keluarga yang sempurna.

Xiao meneguk susu hangatnya, ia beranjak bangun untuk bersiap-siap pergi bekerja.

Xiao bekerja menjadi asisten Wang Yibo, setiap hari ia bertemu dengan kakak sepupunya, namun bayangan ia di campakan Wang Yibo lima belas tahun lalu selalu menghantuinya, ia takut saat dirinya kembali memasrahkan hatinya lagi pada pria itu justru ia mendapat luka lagi.

Tiga puluh menit kemudian xiao zhan sudah rapi dengan pakaian formalnya, ia meriah kunci mobilnya diatas meja televisi, ia harus bekerja atau ia akan duduk santai menerima uang tunjangan yang di berikan Yibo setiap bulannya untuk Yixian yang jumlahnya sangatlah besar, ia tidak mau.






Wang building.....




Xiao Zhan keluar dari lift tepat di lantai dua puluh, ia bertemu dengan Yubin yang sudah berkacamata minus.

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang