Sebuah Dimensi

6 0 0
                                    

Viola tersesat di sebuah istana sehingga dia hanya berjalan mengikuti kakinya tanpa tujuan jelas

Dia terus berjalan sampai matanya menangkap siluet seseorang di samping pilar

"Woy mas? Mbak? Bisa bantu saya gak?" Tanya Viola namun tak kunjung mendapat jawaban

Viola memutuskan untuk mendekati orang itu

"Mari kuantar Dewa Agung sudah menunggumu" Suara bass orang itu memastikan dirinya adalah lelaki

Tanpa menunggu jawaban Viola, lelaki tak dikenal itu langsung menggandeng Viola sampai di depan pintu menjulang tinggi

"Masuklah!"

Dengan santai Viola menurut

BRAK

Viola menendang pintu tanpa ada anggun anggunnya sama sekali, sampai dia terpaku dengan sosok yang berada di ranjang sedang menatapnya tajam

"Akhirnya kau datang"

Sosok itu mengeluarkan aura kepemimpinan yang kuat seperti mampu menundukkan seluruh dunia

"Njir kera sakti"

DUAR

Hancur sudah reputasi dewa agung, bagaimana bisa dia bilang kera sakti padahal dia adalah Dewa yang di puja puja oleh semua umat manusia pada zaman ini

Dewa Agung melotot tak senang dirinya di bilang kera sakti

"Seenak jidat kau bicara! Aku ini Dewa Agung, aku berkuasa atas dunia saat ini mengerti kau?!" Dewa Agung itu ingin mengintimidasi Viola, tapi dasarnya Viola yang berjiwa preman jadi dia tak takut sama sekali

"Dih Dewa Agung konon, Dewa monyet ajalah nama lu" Viola mengganti nama Dewa itu sesuka hati

"Hah sudahlah aku memanggilmu kesini bukan untuk menguji kesabaran ku, aku akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padamu"

"OH JADI LO YANG NARIK NARIK KAKI GUA KEMARIN?! WAH NGAJAK RIBUT ANAK GORILA"

Tanpa aba aba Viola melompat ke atas ranjang Dewa Agung dan menjambak sang Dewa dengan brutal

"AAAGGGRRRHH APA YANG KAU LAKUAN MANUSIA! KAU MAU AKU BOTAK HAH?!"

"BUODO AMAT TAI BALIKIN GUA KE TEMPAT ASAL ATAU KEPALA LU GUA COPOTIN"

"LEPASKAN DULU BARU AKU MENJELASKAN CARA KAU KEMBALI BODOH"

"GAK MAU GUA BELUM PUAS JAMBAK! KENAPA RAMBUT LU HALUS SIALAN GUA GAK SUKA!"

"AAAGRRRHH SIALAN SAKIT PAYAH!"

"Eekkhmm"

Suara deheman seseorang menghentikan acara Viola menjambak rambut Dewa Agung

Mereka berdua kompak menoleh ke arah pintu yang memperlihatkan lelaki tadi

Lelaki tadi hanya memasang wajah datar kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Dewa Agung bersama Viola

Dewa Agung tersadar lalu mendorong Viola hingga terduduk di tempat tidurnya

"Aws sakit kepalaku sangat pusing" gumam si Dewa

"Sekaraaangggg..." Viola menjeda kalimatnya, dia mengambil posisi bersila dengan menatap tajam Dewa Agung

Dewa Agung penasaran kelanjutan kalimat Viola lalu dia mengambil posisi yang sama dengan Viola, kini mereka duduk saling berhadapan

God's Choice (The Destiny Of Dynasty)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang