AS3 - Into

3.4K 324 17
                                    


”Boy, you're losing your mind“

***
      Sepanjang penjelasan, mata hazelnya hanya terpaku pada layar proyektor. Berusaha untuk tak melihat pria yang sedari tadi mencuri pandang padanya.

I'm scared!

Kenapa pria gila itu kembali lagi ke dalam kehidupannya?

Salah satu alasan gadis itu menetap di Indonesia juga karena pria didepan sana yang membuatnya tak tenang ketika di tanah kelahirannya, Lebanon.

”Ada yang ingin ditanyakan?“ Mateen mengedarkan pandangan.

Seluruh murid tak ada yang mengangkat tangan, mereka hanya mengangguk meski sejujurnya dalam hati mereka tak mengerti apa yang dijelaskan tadi.

Chayra menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya, benda putih itu menunjukkan bahwa jam istirahat akan dimulai 2 menit lagi.

Merapikan buku-bukunya, gadis itu melangkah cepat keluar kelas. Ia memutuskan untuk menetap di kantin saja dibanding ke kelas lagi dan bertemu pria gila itu.

Yeah, Mateen is so salty.

Kenapa Chayra menyebutnya gila dan mengganggu?

Sebentar lagi kalian juga akan tahu alasannya...

Teringat sesuatu, Chayra menghentikan langkahnya. Sial! Bukankah kantin murid dan guru digabungkan seminggu ini? Sebab kantin guru sedang di renovasi.

Baiklah, satu tempat terlintas di otak cantiknya. Ia segera memutar balik tubuhnya, seraya menatap layar handphone.

Hingga Chayra merasa telah menubruk seseorang. Ia mendongak, tersenyum kecut menemukan wajah yang paling ingin dihindarinya sedari awal. Gadis itu mengucapkan kata maaf tanpa suara, ia ingin berlalu dari sana namun pria itu tiba-tiba mendorongnya ke tembok dibelakang. Mengurung Chayra diantara tangan yang berotot itu.

See?

Mateen itu gila. Dia dengan santai nya melayangkan senyum menggoda tanpa sadar jika Chayra sudah memandangnya sedemikian jijik. Pria ini lebih buruk dari bos agensinya yang sebaya Mateen namun lebih tahu batasan dan menghormati wanita.

”Mau apa lagi, heh?“ Chayra bertanya malas. Ia melihat sekitar koridor yang sepi karena hampir semua murid beranjak ke kantin.

Mateen terkekeh, jari-jari tangannya menyentuh perlahan pipi selembut kapas itu. Chayra sontak menepis kasar tangan pria itu ketika hendak menyentuh bibirnya.

Ia menendang paha Mateen yang terbalut celana bahan dengan kuat, membuat ringisan kesakitan keluar dari mulut pria itu.

Chayra menatapnya tajam, sementara bibirnya yang seksi mendecak beberapa kali. Gadis itu melangkah mundur, sebelumnya berbalik.

You're losing your mind, dude!“ Chayra mengatakannya dengan nada mencemooh kemudian beranjak menjauh, meninggalkan Mateen yang menatapnya dengan nyalang.

***

Menghirup nafasnya dalam-dalam, merasakan aroma khas buku yang menyeruak. Setidaknya ia lebih tenang sekarang, dengan mood yang sedikit lebih baik.

ANGELASTRAY (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang