AS19 - Part

1.8K 164 13
                                    


”You a part of me, now.“


⭐⭐⭐

    Di sebuah ruangan bercahaya minim, seorang gadis menatap lurus ke depan tanpa ekspresi.

Mata hazelnya menyiratkan perasaan yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Antara benci dan cinta, hanya dua kata itu yang membuatnya dilema.

Tentu saja seharusnya dari awal ia tahu... Bahwa cinta hanya akan menghancurkan dirinya, tetapi ia hanya gadis dengan hati yang terlalu lama hampa. Hingga saat kehangatan itu memeluknya, dinding beku disekitar hatinya sontak meleleh.

Chayra Zamaair dalam bahasa Arab berarti seorang gadis dengan hati nurani yang penuh kebaikan.

Sosok perempuan dari organisasi putih ini memang diam-diam seringkali menyumbangkan sebagian besar uangnya untuk yang membutuhkan diluar sana.

“Kiara, udah mandi bareng bebek nya?” tanya Chayra pada seorang balita perempuan berusia 2 tahun, Kiara.

Balita tersebut mengangguk-angguk antusias kemudian tertawa lucu. Membuat Chayra ikut tertawa merasa gemas dan mencubit pelan pipi chubby nya.

Dalam hati, Chayra tersenyum sendu melihat anak-anak seperti mereka. Tidak pernah tahu akan kasih sayang orang tua seperti anak lain kebanyakan.

“Haduh, nak Chayra ayo makan malam dulu.” ucap ibu pengelola Panti Asuhan disana.

Gadis berdarah Lebanon itu terkekeh pelan, menurunkan balita tersebut dari gendongannya.

Ia mengikuti langkah wanita paruh baya itu seraya mencepol asal rambut panjangnya ke dapur.

Seakan teringat sesuatu, Chayra keluar sebentar. Ia mengeluarkan beberapa kantong besar berisi sayuran, buah, daging, ikan beserta cemilan.

Ibu Sarah, alias ibu pengelola Panti Asuhan ini sontak mengerutkan keningnya. “Kamu ini repot-repot mulu kalo kesini. Yang kamu kasih minggu lalu juga belum habis. Nak Chayra, hanya Tuhan saja yang bisa membalas kebaikanmu.” tuturnya.

Chayra terkekeh pelan. Tangannya bergerak menyimpan makanan tersebut dalam kulkas dengan rapi.

“Chayra gak mengharapkan balasan apapun, karena semua ini Chayra lakukan semata-mata karena Tuhan. Baik atau buruk yang Chayra lakukan, hanya Tuhan yang mengetahuinya.” terang gadis itu sambil menyiapkan masakannya.

Bunyi minyak panas yang menyatu dengan tepung mengisi dapur luas bertema hijau tersebut. Chayra mulai menata beberapa makanan yang jadi, hidup sendiri membuatnya handal dalam urusan memasak.

Sejenak, ia memperhatikan sekitar sebelum mengendikkan bahu ketika ibu Sarah tak lagi disana. Yah, mungkin sedang mengurus anak-anak.

Senyuman manis terbit di bibir gadis itu. Ia sangat senang bisa makan bersama anak-anak.

Tiba-tiba Chayra tersentak ketika sepasang tangan kekar melingkari perutnya, memeluk dirinya dari belakang.

Dengan cepat ia menoleh ke belakang, menemukan pria yang juga tengah menatapnya sembari tersenyum tipis. Chayra sempat terperangah beberapa saat.

“Xaquille!”

Seruan gadis itu membuat Xaquille terkekeh pelan. Pria itu mengecup pipinya sekilas kemudian ikut membantu Chayra menata makanan siap saji ke atas piring.

“Kenapa tiba-tiba ada disini?” tanya Chayra.

“Saya merindukan kamu.“

Deg.

ANGELASTRAY (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang