Together

149 14 0
                                    


"Bahkan jika kamu tidak tahu segalanya, kamu akan
bisa tahu segalanya"

-Seventeeen, Together-

▪︎ Javas Harsa Taraka▪︎

17 tahun, sulung dari dua bersaudara,Sayang Bunda,Pencinta Yakult

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17 tahun, sulung dari dua bersaudara,
Sayang Bunda,
Pencinta Yakult.

○○○

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Abang pulang!" Javas berjalan menghampiri Bundanya yang pasti saat ini sedang di dapur.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Abang" Bunda sedang mengeluarkan brownis dari oven saat Javas sampai di dapur. Setelah Bunda meletakkan brownis di meja makan, Javas mencium tangan Bundanya.

"Adek mana, Bun?" tanyanya begitu saat sang adik tak nampak kehadirannya. Biasanya jam segini sudah ribut ingin membantu Bunda masak.

"Ke rumah temennya. Ada kerja kelompok."
Javas mengangguk, berjalan ke kulkas yang bersebrangan dengan oven.

"Bunda, kok yakult di kulkas abis?"

Masih mengenakan seragam sekolah lengkap dengan tas di punggung, Javas berdiri di depan kulkas. Kepalanya melongok ke dalam, siapa tau masih ada yakult yang tersisa.

Bunda yang tengah menata kue brownis yang baru matang di piring tersenyum geli mendengar pertanyaan putranya.

"Kayaknya yakult terakhir diminum adek deh, Bang. Oh iya Bang, tasnya taruh dulu di kamar bisa? Terus mandi dan ganti baju." Javas hanya nyengir, mengambil sebotol air dingin dan menghampiri Bundanya.

"Hehehe. Habisnya Abang haus. Soalnya tadi di sekolah gak sempet beli minum, eh uang sakunya udah abis duluan buat patungan beli kue ultah wali kelas." Javas duduk di sebelah Bundanya, matanya bergerak
mencari keberadaan kipas portabel yang biasa disediakan di meja makan.

Javas langsung menyalakan kipas portabel yang ditemukannya di sebelah keranjang buah, mengarahkannya pada piring berisi potongan  brownis. Setelah dirasa sudah tidak panas, Javas mengambil sepotong brownis dan memakannya.

Diam-diam, Bunda mengulum senyum melihat tingkah anak sulungnya. "Katanya haus, kok malah makan brownis?"

"Abang juga sedikit laper Bun, makan dulu baru minum" jawab Javas setelah menelan sepotong brownis, setelahnya diteguk air yang telah Bundanya tuang ke dalam gelas hingga tandas. Tiga tegukan. Pas.

Segarnyaaaa.

"Tumben Bun, bikin brownis, banyak lagi. Tau aja anaknya lagi pengen kue buatan Bundanya"

"Rencananya nanti, mau Bunda kasih sebagian ke Keluarga Bapak Arjuna, tetangga sebelah yang baru pindah kemarin. Nah, Bunda minta tolong habis Javas mandi tolong anterin kuenya kesana ya. Anaknya cowok loh, seumuran Abang. Boleh ya?" Javas spontan
tersenyum lebar mendengar pertanyaan Bundanya. Sedari kecil, Javas selalu suka saat Bunda meminta tolong padanya.

Us, Again || SVT LOKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang