Davin Febryan Baron Sai
Kalimat yang benar-benar tidak aku maksud,
Aku harus mengatakannya selagi aku bisa,
Karna tak ada seorangpun yang mau mendengarkannya- I Don't Miss You - Lee Ji Hoon -
○○○
Satu bintang terlihat menghiasi kanvas gelap nan luas di langit malam kali ini. Suara-suara binatang malam saling sahut-menyahut menambah kesan sunyi malam hari.
Seorang bujang berumur sembilan belas tahun berhidung kelewat bangir itu sedang menatap satu bintang tadi lewat kaca jendela yang terpasang di dekat meja belajarnya.
Dengan tatapan kosongnya yang sedang terguncang, antara fikiran dan keinginan yang sedang tidak stabil.
Ada apa dengan Davin?
Good boy yang biasanya jam segini masih berada di ruang kelas bimbingan piano di dekat rumah Oma Diana, tapi untuk kali ini dia tidak sama sekali berkutik dari tempat duduknya sejak kepulangan dia ke rumahnya tadi sore.
Tok tok tok
Tok tok tok
Tok tok tok
Seseorang membuka pintu kamar Davin. Menghampirinya yang sedang terdiam tak berkutik, bahkan tiga kali suara ketukan pintu yang dia ketuk juga tetap tidak Davin gubris.
"Yaelah, Bang. Gue kira lu udah ngelakuin yang iya-iya tadi. Ternyata ngelamun kayak gini." Kata Ana sambil menghampiri kasur Davin yang berada tidak jauh dari posisi Davin duduk, bernafas lega.
Si abang yang diajak bicara tetap tidak berkutik.
"Allahu, Bang. Gue cuman mau bilang, It's okay, Bang. No problem. Ambil apa aja yang lu suka, selagi lu suka pasti gue dukung, Bang. Gue sendiri tau banget kalo lu punya bakat di alat musik ini. Papah kan emang ngga pernah tau kalo lu bisa se-jago itu main musik", Kata Ana sambil berdiri kemudian menepuk bahu gagah abangnya.
Lalu berjalan perlahan meninggalkan si Davin, menghampiri pintu kamar Davin dan segera membuka engsel pintu. Takut si abangnya mengamuk dengan nasihat ala-ala anak Es-Em-A yang ia lontarkan tadi.
"Thanks" Kata davin agak pelan namun cukup terdengar di kedua telinga Ana.
Setelah pintu kamar Davin ditutup. Dibalik pintu, gadis berumur tujuh belas tahun itu perlahan mengembangkan senyumnya. Usaha nya tidak sia-sia, memikirkan nasihat apa yang tepat untuk keadaan abang keduanya ini.
●●●
August Ana Sai POV
•Flashback•
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Again || SVT LOKAL
Teen FictionTiap chapter di isi dengan kehidupan para 13 bujang, dengan latar kehidupan yang berbeda. "Sisi lain dari sebuah kesenangan yang diambil hikmahnya untuk pembelajaran. Dikemas dalam sebuah cerita yang penuh dengan makna." Aku sadar, bahwa aku tak sem...